Wilayah Bandung

Wilayah Bandung



Motivasi

Grosir aksesoris kalung nan ada di Palembang, ada di Pasar 16 Ilir. Yang mendatangi grosir tersebut kebanyakan memang wanita walaupun nan berjualan seorang pria. Banyak motif seseorang menggunakan aksesoris di tubuhnya. Ada nan bermotifkan melengkapi penampilan, mempercantik diri, menyelaraskan dengan pakaian, ingin tampil berbeda, atau bahkan menunjukkan identitasnya. Majemuk jenis kalung, gelang, dan anting-anting silih berganti inheren pada dirinya.

Sebagai contoh, Reny Djayusman nan identik dengan berbagai aksesoris nan dipakainya, entah itu kalung, giwang, atau gelang. Rasanya aneh jika kita melihatnya tanpa aksesoris nan telah menjadi karakteristik khasnya, identitasnya. Ia nan juga merasa kurang lengkap tanpa adanya aksesoris nan inheren pada dirinya. Tidak mudah mendapatkan karakteristik khas. Dalam global keartisan, karakteristik khas ini sangat penting. Kalau tak mempunyai karakteristik khas, maka seorang seniman tak akan bertahan lama.

Ciri khas itu ialah modal. Itulah mengapa seorang seniman begitu gigih menampilkan karakteristik khasnya. Bagaimana dengan orang nan tak berkecimpung dibidang hiburan. Perlukah bukti diri diri itu? Kalau hanya sekedar aksesoris biasa, tak perlu ada nan dipertahankan secara berlebihan. Biasa saja. Namun, memang kreativitas itu bisa mengundang kekaguman. Begitu juga dengan kalung dan aksesoris kecantikan lainnya. Ada nan orang nan begitu pandai membuat kalung dari berbagai bahan termasuk bahan nan tak pernah terpikirkan oleh orang lain.

Misalnya, bahan dari tempurung kelapa, kancing bekas, dan barang-barang lainnya. Rona nan ditampilkan dalam kalung itu sendiri terlihat begitu menawan sehingga orang lain akan terpana menatapnya. Kalau dikatakan harganya tak terlalu mahal, maka akan semakin banyak orang nan ingin memilikinya. Mereka akan bertanya di mana membelinya atau bahkan akan berusaha membuat kalung serupa sendiri. Memang ada orang-orang eksklusif nan dapat meniru dan hasilnya bahkan lebih bagus.

Meskipun begitu, sepertinya lebih banyak orang nan tak dapat meniru atau bahkan sekedar mencoba membuat sebuah kalung atau aksesoris lain pun ia tidak bisa. Inilah mengapa banyak penjual aksesoris nan tetap mendapatkan pelanggan dan jualan mereka tetap laku. Tuhan memang maha adil. Diciptakan manusia itu dengan segala kelebihan dan keterbatasan sehingga manusia saling membutuhkan. Bayangkan kalau satu orang mempunyai keahlian nan luar biasa sehingga ia tak membutuhkan orang lain. Orang ini dapat saja menjadi sombong.

Jangankan seseorang nan memiliki kelebihan lebih banyak dari orang lain, orang nan merasa lebih tinggi dan lebih kaya dari orang lain saja dapat menjadi sangat arogan sehingga dengan sengaja melupakan keberadaan Tuhannya. Jadi, seseorang nan dikarunianya mampu membuat barang-barang nan indah, memang menjadi seseorang nan dapat hayati dari keahliannya itu. Selanjutnya ia tinggal menunjang keahliannya dengan keilmuan nan cukup agar keahlian itu semakin berkembang.

Motivasi mengembangkan diri dan meneruskan berkarya di global kreativitas telah membuat banyak orang berusaha menggali berbagai latar belakang dari berbagai hal agar ia tak terjebak ke dalam kreativitas nan seharusnya tak dimasakinya. Misalnya, membuat gambar dan bentuk nan tak disenangi oleh Tuhan. Yang membeli juga harus paham simbol dan bentuk nan dapat menimbulkan rekaan dan bahkan kecaman dari orang lain.



Untuk Siapa?

Kalung merupakan aksesoris nan lebih dapat digunakan oleh siapa pun. Baik oleh wanita -berkerudung atau tidak- maupun oleh pria nan tak terikat oleh anggaran agama bahwa pria tak boleh berkalung. Posisi kalung nan dikenakan di leher, membuat aksesoris ini mudah terlihat oleh siapa pun. Terlebih saat ini, aksesoris kalung nan dijual dapat diatur dari segi panjang pendeknya sehingga orang nan memakai kerudung pun dapat memakai kalung dan aksesoris kalungnya akan jelas terlihat.

Kalau seorang wanita berjilbab lalu memendekan jilbabnya dan tak memanjangkan kainnya hingga ke dada demi menunjukkan kalung barunya, maka hal ini bukan sesuatu nan harus ditiru. Jilbab nan bagus itu adalh jilbab nan menutupi bagian dadanya secara keseluruhan. Bila hanya menutupi kepala, maka hal ini disebut sebagai epilog kepala saja dan bukan jilbab. Apalagi ketika nan menutupi kepala ini hanya berupa kain nan tipis.

Aksesoris kalung, saat ini telah begitu banyak ragamnya. Mulai dari nan berbahan kayu, berbahan batu, berbahan manik-manik, apalagi nan berbahan perak dan emas nan memang sudah banyak ditemui sejak dulu. Kita pun dapat temui aksesoris kalung ini semakin banyak dijual di pasaran, bahkan dalam jumlah nan besar. Dengan adanya keberanian para penjual melayani pembelian nan begitu besar, artinya ada pangsa pasar nan cukup besar di masyarakat.

Tidak mungkin ada pembelian nan cukup banyak kalau tak ada prediksi tentang badai. Tidak ada penjual nan mau merugi. Itulah mengapa banyak sekali teknik cara mengurangi risiko kerugian nan mungkin akan didapatkan. Lalu sebenarnya buat siapa kalung-kalung tersebut? Untuk kaum wanita nan haus akan hal-hal nan berupa aksesoris. Kedua, para gadis remaja. Ketiga, buat wanita muda nan masih berada di kampus dan nan telah bekerja di berbagai perusahaan.

Tidak perlu dipikirkan kalau ada laki-laki nan mengenakan kalung dalam bentuk apapun apalagi dalam bentuk emas. Kalung emas bagi laki-laki itu berbahaya. Ada radiasi emas nan akan membuat laki-laki mengalami penyakit nan cukup mematikan nan berkaitan dengan apa nan ada di kepalanya. Padahal bagian ini sangat penting. Tanpa menjaganya, maka dapat saja satu atu dua orang nan mencoba menembus kerumunan wanita dan sang pria ini akan semakin terjebak di dalam global aksesoris nan lebih pas buat kaum perempuan.



Wilayah Bandung

Di Bandung, terdapat beberapa loka grosir nan menjual aksesoris kalung nan menjual majemuk model kalung. Aksesoris kalung nan dijual rata-rata berbahan manik-manik, kayu, dan batu-batuan. Dari segi model, satu lingkaran aksesoris kalung ada nan terisi penuh dengan bahan kayu, manik-manik, atau batu. Namun, ada pula nan dikaitkan dengan rantai atau tali, dan kayu, manik-manik atau batu tersebut hanya dijadikan bandulnya saja.

Tentu saja dengan harga nan tak terlalu mahal. Kalung-kalung itu dapat dijadikan oleh-oleh khas Bnadung. Orang Bandung nan begitu kreatif telah membuat banyak orang percaya kalau apapun nan diolah oleh orang Bandung akan menjelma menjadi sesuatu nan indah. Keyakinan ini membuat banyak orang memburu kalung-kalung nan berasal dari Bandung. Mereka bahkan akan menjual kembali kalung-kalung itu dengan harga nan jauh lebih tinggi.

Grosir nan menjual aksesoris kalung di Bandung dapat kita temui di pusat perbelanjaan Pasar Baru, ITC Kebon Kelapa, atau Bandung Trade Center (BTC) Pasteur. Grosir buat aksesoris kalung di ketiga loka tersebut menjual ragam aksesoris kalung bermotifkan etnik juga glamor. Bahan-bahan kayu dan etnik biasanya lebih menunjukkan kesan etnik sedangkan bahan-bahan batu dapat menunjukkan kesan etnik dan glamor.

Harga nan dipatok oleh grosir nan menjual aksesoris kalung berkisar antara Rp5.000 hingga Rp20.000 Bahkan ada nan dipatok hingga Rp30.000 per kalungnya. Tentu saja harga nan paling mahal memiliki motif nan lebih langka dan materialnya lebih bagus dibanding aksesoris kalung nan harganya lebih murah. Penjual nan akan menjual kalung-kalung tersebut harus tahu pangsa pasarnya.

Kalau buat kalangan pelajar, mereka akan menjual kalung-kalung nan murah meriah. Sebaliknya, kalau dijual dikalangan nan berduit, mereka memilih model nan menarik. Tentu saja, di grosir aksesoris kalung ini Anda dapat melakukan penawaran harga. Hanya memang tak dapat mendapatkan penurunan harga nan tinggi karena laba nan mereka peroleh tak seperti penjualan baju. Untuk aksesoris kalung, rata-rata Anda dapat menawar mulai dari Rp2.500,00 – Rp5.000,00.

Aksesoris kalung memang dapat menjadi pendukung penampilan Anda sehari-hari. Dapat juga menjadi bukti diri pengganti nama Anda sendiri karena penampilan menjadi kekhasan tersendiri bagi tiap individu.