Membuat Bibit Minyak Wangi

Membuat Bibit Minyak Wangi

Segala cara ditempuh agar bisa meningkatkan kepercayaan diri, termasuk dengan menggunakan minyak wangi. Namun, apakah Anda mengetahui proses pembuatan parfum atau minyak wangi? Sebotol parfum atau minyak wangi merupakan hasil dari proses pengolahan bibit minyak wangi . Lalu, bagaimana proses pengolahan bibit buat minyak wangi hingga mampu hasilkan produk minyak wangi nan beraneka macam aroma?

Bibit dari minyak wangi ialah cairan orisinil atau konsentrat nan belum dicampur dengan air, jojoba, sofior atau alkohol. Umumnya, minyak wangi nan disebut juga esktrak atau sari minyak wewangian ini berasal dari proses penyulingan dan perendaman dari berbagai bahan seperti tumbuhan (bunga, kulit batang, atau akar), dan hewan.

Biasanya, bibit dari minyak wangi ini bersifat menyengat dan digunakan sebagai campuran ketika menentukan aroma parfum atau minyak wangi nan diinginkan. Saking menyengatnya aroma dari minyak wangi ini, tidak sporadis orang langsung menggunakan bibit dari minyak wangi. Tapi hati-hati, jangan sampai menggunakannya terlalu banyak sebab akan membuat orang lain menghindari Anda.

Penemuan minyak wangi atau parfum sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu dan negara nan menjadikan parfum sebagai produk budaya mereka ialah Mesir. Bahkan, sekitar 1000 SM Mesir ialah negara pertama nan menggunakan botol kaca sebagai wadah parfum.



Minyak Wangi nan Berasal dari Bunga

Bahan mentah minyak wangi berasal dari tiga jenis, yakni tumbuhan, khususnya bunga; hewan; dan sintesis. Tumbuhan khususnya bunga, sudah generik diketahui sebagai bahan mentah dari minyak wangi. Berikut dipaparkan beberapa jenis kembang nan sering dijadikan bahan mentah dari minyak wangi.



Mawar

Bunga nan satu ini sudah eksis di global sebagai bahan mentah minyak wangi dan para pecinta minyak wangi, bahkan sejak 3000 tahun lalu. Dari sekian banyak spesies mawar, namun hanya dua jenis nan layak dijadikan bahan dari minyak wangi, yaitu rosa centifolia (jenis mawar nan tumbuh di Maroko). Jenis mawar berikutnya nan dijadikan bahan dari minyak wangi ialah rosa damascene nan tumbuh di Turki dan Bulgaria. Sebagai informasi tambahan, buat membuat satu pon ekstrak aroma mawar, dibutuhkan 2,5 ton kembang mawar. Wow, banyak juga ternyata!



Civet

Mungkin banyak nan tak kenal dengan kembang civet. Bunga civet ialah kembang kesturi dan juga dijadikan bahan mentah dari minyak wangi.



Jasmine

Bunga ini sangat familiar di Indonesia dengan sebutan kembang melati. Bunga nan berasal dari Persia dan Asia Tengah ini dibawa ke Perancis oleh para pelaut Spanyol sekitar tahun 1560.
Untuk memproduksi satu pon ekstrak aroma melati, dibutuhkan 4000 kuntum kembang melati. Sejumlah parfum atau minyak wangi klasik menjadikan aroma melati sebagai jantung dari campuran aroma parfum mereka.



Tuberose

Bunga ini digunakan sebagai campuran dalam parfum oriental dan sangat terkenal di masa Raja Louis XV.



Narcissus

Jenis kembang berikutnya ialah kembang nan berasal dari Pegunungan Alpen dan menjadi bahan bibit minyak paling mahal. Satu pon saja dihargai US$ 1 atau sekitar Rp 10.000. Sementara buat memproduksi satu pon ekstrak narcissus dibutuhkan 1.200 pon kembang narcissus.



Bunga Jeruk

Bunga jeruk ialah kembang nan berasa dari Cina Selatan. Setiap 1000 pon kembang jeruk, bisa memproduksi 1 pon ekstrak kembang jeruk.



Lavender

Lavender ialah kembang nan paling ditakuti oleh serangga seperti nyamuk. Aroma lavender sekarang ini sporadis dipakai buat bahan dari minyak wangi, tapi lebih ke aroma deterjen, sabun mandi, atau malah lotion antinyamuk.

Selain bunga, bagian lain dari tumbuhan bisa juga dijadikan bahan dasar pembuatan parfum, seperti lumut pohon oak, aroma kayu cendana, getah, damar, buah (strawberry, anggur, lemon, apel, jeruk dan lain-lain.



Minyak Wangi nan Berasal dari Hewan

Jangan dikira, bahan mentah dari minyak wangi hanya berasal dari tumbuhnan semata, tapi juga berasal dari hewan.



Berang-berang

Pada berang-berang, ada sepasang kelenjar di dalam tubuhnya nan dijadikan bahan mentah dari minyak wangi nan disebut castoreum. Kelenjar tersebut memproduksi minyak nan gunanya melindungi bulu hewan nan paling banyak tersebar di Eropa ini dari pengaruh perubahan cuaca. Utamanya bahan ini dipakai sebagai parfum para pria.



Ikan Paus

Mamalia terbesar di bahari dalam ini menghasilkan ambegris atau sperma. Sperma ikan nan keluar di saat kematiannya, ambegris bersifat ringan, bahkan lebih ringan dari air, sehingga mampu mengapung bebas di lautan. Zat ini dikumpulkan dan dikeringkan beberapa bulan. Setelah amisnya hilang, aroma sperma akan berubah menjadi aroma ambegris. Fungsi ambegris sebagai penguat aroma wewangian nan gampang menguap.



Rusa Jantan Tak Bertanduk

Musk Deer ialah sebutan buat rusa jantan tidak bertanduk nan hayati di Asia Tengah dan di Pegunungan Himalaya. Bagian dari hewan ini nan diambil buat bahan mentah dari minyak wangi ialah musk. Musk ialah kelenjar perut nan mengeluarkan aroma.

Pada akhirnya, pendayagunaan terhadap hewan-hewan di atas buat diambil bagian dari tubuhnya buat bahan mentah dari minyak wangi mulai dilarang. Hal ini tidak lain demi mencegah kepunahan. Hal ini pulalah nan mendorong ilmuwan kimia buat menemukan bahan mentah dari minyak wangi dalam bentuk sintetis .



Membuat Bibit Minyak Wangi

Umumnya, ada 3 cara dalam proses memperoleh minyak wangi. Pertama, memenjarakan wewangian dengan larutan petroleum ether. Kedua, penyulingan atau destilasi. Proses terakhir, perendamana (maceration). Alat nan dibutuhkan dalam membuat minyak wangi ialah mesin blender, destilasi atau alat penyulingan, dan kompor.

Segala bahan nan dijadikan minyak wangi, seperti nan dipaparkan di atas, yakni dari tumbuh-tumbuhan, ada mawar, melati, cendana, kenanga, kembang jeruk, dan lain-lain. Misalnya, Anda ingin menghasilkan minyak wangi dari aroma kembang melati. Bunga melati dihancurkan dengan blender. Setelah halus, masukkan ke mesin penyulingan nan berisi air.

Proses penyulingan atau destilasi pun dilakukan dengan merebus kembang melati nan telah dihaluskan sampai keluar uap dari hasil sulingan dalam pipa kondensor. Cairan dari uap tersebut ialah bibit minyak wangi nan masih harus dicampur dengan mineral oil ( phenyl ether alcohol ) dan ( fixative ), sebuah cairan nan membuat aroma minyak wangi tahan lama. Dengan begitu, bibit parfum siap disuntikkan ke dalam botol kemasan aneka ukuran.



Menjadi Wangi dan Kaya

Setelah mengetahui proses pembuatan minyak wangi, maka berbisnis minyak wangi dapat menjadi wahana menambah anggaran. Hal ini sudah mulai tampak. Terbukti banyaknya outlet- outlet toko minyak wangi bermunculan di Indonesia dengan berbagai pelayanan nan ditawarkan. Mulai dari parfum siap pakai, sampai parfum isi ulang nan berasal dari campuran bibit minyak wangi.

Sedikit tips untuk Anda saat membeli parfum, pastikan Anda begitu menyukai wanginya. Anda juga dapat membuktikan parfum tersebut tahan lama atau tak dengan cara meneteskan parfum dan beraktivitas dengan durasi 15 menit. Ketika aroma alkohol memudar, maka Anda akan tahu apakah parfum Anda tahan lama apa tidak. Selamat menjadi wangi!