Contoh Teknik Pekerjaan Hacker nan Baik

Contoh Teknik Pekerjaan Hacker nan Baik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyebutkan sebuah benda dengan penyebutan mereknya. Misalnya, orang-orang sering menyebut disposable diaper atau popok sekali pakai dengan sebutan Pampers, salah satu merek dagang diaposable diaper. Sebutan sabun cuci pakaian dengan Rinso atau nama-nama merek lain nan melejit sebab kepiawaian pihak marketing sebuah produk.

Di global internet pun, ternyata hal nan sama terjadi. Apa sebutan cocok bagi Kevin Mitnick ketika dia menjadi buron FBI gara-gara membobol sistem keamanan forum pertahanan udara Amerika? Apa pula sebutan Kevin Polsen ketika membobol saluran telepon agar menang dalam kontes nan diadakan oleh radio Los Angeles? Ya. Mereka dikenal dengan nama hacker .

Meskipun banyak buku nan memberi arahan tentang definisi hacker, sampai detik ini, hampir semua orang tak mempedulikan hal itu. Buktinya, ketika menyebut nama Kevin Mitnick, sang jenius bidang IT nan membuat pusing FBI, orang akan langsung mengingatnya sebagai hacker.

Padahal, mungkin mereka tahu bahwa hacker ialah orang nan hobinya mempelajari isi komputer dengan tujuan memahami proses kerja sebuah sistem.



Hacker Lebih Populer Dibanding Cracker

Perbedaan hacker dan cracker memang hanya terletak pada tujuannya. Keduanya memiliki hobi nan sama dan keahlian nan sama. Namun, seorang carcker niscaya selamanya akan bertujuan merusak sistem, kecuali nan benar-benar tobat.

Populernya nama hacker mungkin disebabkan oleh adanya brand name cracker dalam produk makanan. Crispy cracker, misalnya. Dengan demikian, beberapa orang merasa tak nyaman menyebut cracker buat istilah hacker jahat. Apa nan terlintas dalam pikiran Anda ketika menyebut nama cracker?

Bahkan, dalam film-film Hollywood pun penyebutan cracker tetap asing. Padahal, film-film Hollywood umumnya dikerjakan melalui riset terlebih dahulu. Tentu saja, orang-orang nan terlibat dalam perfilman, seperti pembuat skenario, mengetahui istilah-istilah asing buat tema film nan sedang digarapnya.

Ya. Mereka niscaya tahu istilah cracker ketika menggarap War Games , nan terinspirasi oleh kisah Kevin Mitnick. Namun, istilah cracker tetap ditinggalkan. Mengapa? Karena hacker telah menjadi sebuah “ brand name” buat orang nan memiliki keahlian menerobos sistem jaringan dengan tujuan merusak sistem. Siapa nan membentuk brand name keliru ini?



Kesalahan Hollywood?

Ini mungkin imbas “ marketing ” nan keliru. Kekeliruan ini lama-lama menjadi kebenaran. Mengikuti hukum psikologi populer, yaitu kesalahan nan diulang monoton akan menjadi kebenaran bagi pelakunya. Mengubah mindset nan sudah terpatri di otak bukanlah hal gampang.

Jadi, kini lengkaplah penderitaan para hacker. Meskipun tujuan mereka mulia, masyarakat umumnya akan menganggap mereka jahat. Meskipun beberapa di antara mereka telah menjadi partner FBI buat menangkap para kriminal IT, masyarakat tetap menganggap mereka kriminal. Padahal, jasa para hacker sangatlah besar.

Sebagai contoh, FBI tak sanggup menangkap Kevin Mitnick, sang hacker legendaris nan lincah dan mampu mengelabui FBI, Secret Service, dan lain-lain. Bahkan, FBI sempat dibuat putus harapan oleh sepak terjang Mitnic. Akhirnya, mereka menyerah dan meminta donasi seorang hacker Jepang nan lama tinggal di Amerika buat menangkap Mitnick. Shimomura, nan namanya tak sepopuler Mitnick.

Namun, sejarah seolah melupakan Shimomura hanya sebab dia dianggap “bukan” hacker. Nama hacker telah tercoreng. Apapun nan mereka lakukan. Tidak ada hacker baik. Siapa dalang dari kesalahan turun-temurun ini? Mungkin sebaiknya Anda tanyakan ke pihak Hollywood.



Contoh Teknik Pekerjaan Hacker nan Baik

Setelah mengkaji secara sederhana tentang kerangka berpikir nama hacker dalam sepajang sejarahnya hingga saat ini, tidak salah bila penulis juga menampilkan teknik pekerjaan hacker nan baik. Penulis bilang baik, sebab ia dapat membantu siapa saja nan menggunakan langkahnya.

Di antara pekerjaan hacker nan baik adalah, meningkatkan kecepatan browser. Browser di internet cukup banyak. Yang populer cuma empat. Yaitu, Internet Explorer, Mozilla Firefox, Opera dan Chrome. Karena ruang buat mengupas cara kerja hacker dapat mempercepat kecepatan browser, maka penulis memilih hanya dua saja. Yaitu, mempercepat kecepatan browser Mozilla Firefox dan chrome.

Berikut ini, cara mempercepatnya:

  1. Di address bar, ketiklah about:config, laku tekanlah tombol Enter di keyboard Anda.
  2. Jika muncul tombol tulisan, I’ll be careful, I promise I, maka kliklah.
  3. Maka filter bar nan terdapat di Mozilla, nan posisinya berada di bawah tab nan Anda buka, ketiklah pipelining.
  4. Bila sudah terbuka, maka klik dua kali tulisan network.http.pipelining sehingga settingannya berubah menjadi true.
  5. Setelah itu, ubah juga settingan network.http.pipelining maxrequest dengan cara mengkliknya. Maka akan keluar kotak dialog, maka isilah kotak obrolan dengan angka 10-30. Atau ketik saja 30, agar lebih maksimal.
  6. Setelah itu, tutuplah browser Anda.
  7. Maka Anda bakal merasakan disparitas ketika nantinya membuka browser mozilla. Kecepatan lebih cepat dari sebelumnya.

Apakah buat mempercepat kecepatan chrome juga sama? Jawabannya, tidak. Mekanismenya berbeda. Anda penasaran dan ingin tahu caranya? Lakukanlah hal-hal berikut ini.

  1. Bukalah Google Chrome Anda.
  2. Lalu bukalah tool Options atau jika Google Chromenya berbahasa melayu atau Indonesia, maka tulisannya Setelan. Kliklah kata tersebut.
  3. Jika Anda menggunakan Google Chrome berbahasa Inggris, maka klik Tab Under the Hood. Pada bagian privacy, hilangkan tanda ceklist pada kotak Predict network action to improve page lead performance.

Jika meggunakan Google Chrome berbahasa Indonesia, maka buka semua tab nan ada di Setelan. Setelah telah ketemu dengan tab privasi, maka hilangkan tanda cek list pada kotak Prediksi tindakan jaringan buat meningkatkan kinerja pemuatan laman.

  1. Setelah itu, kliklah tombol close dan restart Google Chrome Anda.

Inilah salah satu pekerjaan hacker nan baik. Masih adakah nan lain? Masih banyak. Misalnya saja mengembalikan data dari CD/DVD nan rusak, melindungi data komputer dengan TrueCrypt dan lain-lain.



Contoh Teknik Pekerjaan Hacker nan Buruk

Cukup banyak sekali teknik pekerjaan hacker nan buruk. Di antara membuat virus trojan. Trojan sebenarnya bukan virus, tapi cara kerjanya lebih dahsyat dari virus. Bisa ia bisa memprokporanda ruang hard disk pada root drive atau nan biasa disebut dengan ruang C.

Cara kerja trojan cukup cepat sekali. Trojan bisa menyedot ruang di hard disk sampai sekitar 1 GB buat setiap menit dijalankan bila Trojan telah menguasai ruang 100 persen, maka tak dapat dibasmi dengan antivirus. Pasalnya, ia sudah menciptakan arsip dengan ukuran nan sangat besar dalam folder Windowssystem 32 dengan ekstensi. Sehingga buat menghilangkannya hanya bisa dilakukan dengan reformating drive.

Belum lagi melihat pekerjaan hacker nan bisa merusak situs orang lain, bisa membongkar password dengan menggunakan Cain dan Abel, bisa menonaktifkan antivirus milik orang lain melalui internet dan mengirimkan virus tanpa pengetahuan pemilik laptop dan masih banyak nan lainnya.

Penulis memang tidak ingin menunjukkan salah satu kejahatan para hacker. Karena mengajarkan satu kejahatan jika dilakukan orang terus menerus, maka dosanya akan penulis rasakan juga selama orang terus menggunakan cara tersebut. Maka dari itu, penulis hanya menganjurkan kepada sobat Ahira, buat tak menjadi hacker.

Benar, kepuasan akan Anda dapatkan ketika membobol atau merusak program orang lain. Tapi kepuasan tersebut hanya kesenangan sesaat. Anda dapat membobol situs orang lain, tapi yakinlah perbuatan tersebut akan berbalas kepada Anda. Anda dapat membobol akun email seseorang dengan program nan dimiliki hacker, namun yakinlah suatu saat Anda juga bakal merasakan nan sama.

Meski Anda mengerti mengembalikannya sebab Anda juga pernah membobol akun orang lain, namun percayalah ilmu Anda belum seberapa. Masih ada hacker lain nan lebih pintar dan bahkan memiliki cara lain nan tak Anda ketahui. Sehingga, ketika Anda ingin menyelamatkan akun kembali ternyata caranya tak sama.

Penulis sendiri pernah merasakan ketika sukses membobol website orang lain. Enam bulan kemudian, website pribadi penulis dihack oleh orang lain. Penulis terus mencoba buat mengembalikannya. Ternyata gagal. Meski penulis telah menggunakan cara pengaktifannya dengan baik. Tahukah Anda kenapa penulis gagal? Ternyata, cara menghack nan dilakukan oleh hacker tersebut lebih canggih dari apa nan penulis lakukan. Ilmu penulis belum ada apa-apanya dibanding dengan hacker tersebut.

Meski website dapat kembali, namun tetap saja penulis butuh berhari-hari buat mengaktifkan akun, agar dapat membuka website dan mengembalikannya seperti semula. Oleh sebab itu, penulis tidak ingin mengajarkan nan tak baik kepada sobat Ahira. Cukuplah nan baik-baik saja penulis lakukan. Karena dari pengertian hacker di atas, tidak selamanya hacker itu buruk. Penulis pun ingin mengajarkan cara hacker nan baik-baik saja kepada para pembaca.

Inilah kajian sederhana nan berhubungan dengan nama hacker . Semoga memberikan kesadaran dan dapat menjadi jembatan bagi sobat Ahira buat membahasnya lebih mendalam lagi.