Macam-macam Alat Kontrasepsi

Macam-macam Alat Kontrasepsi

Anda tentu sudah mengenal dan memahami arti alat kontrasepsi . Alat kontrasepsi ialah suatu istilah nan tak asing lagi, bukan. Alat kontrasepsi didefinisikan sebagai alat nan digunakan buat mencegah terjadinya kehamilan. Alat pencegah kehamilan ini ada nan sifatnya temporer, ada pula nan sifatnya permanen.

Alat kontrasepsi dipandang perlu sebab berhubungan dengan jumlah penduduk nan kian membengkak. Pertumbuhan penduduk masa kini dinilai begitu tinggi dan mempengaruhi banyak faktor dalam kehidupan manusia. Salah satu cara nan cukup efektif buat mengendalikannya ialah dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Penggunaan alat kontrasepsi ini disebarluaskan sedemikian rupa dan diharapkan memberi akibat nan positif terhadap laju pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini, tentu saja pengurangan persentase pertambahan penduduk sehingga tak terjadi ledakan penduduk nan akan mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan. Penduduk nan sangat banyak akan berpotensi menimbulkan kekacauan.Mengapa demikian?

Yang sudah niscaya akan ada banyak tenaga kerja nan membutuhkan lapangan pekerjaan pada suatu saat nanti. Belum lagi meningkatkan kebutuhan nan harus dipenuhi di tengah keterbatasan alam. Makanan dan air higienis hanyalah contoh kecilnya saja. Dan masih banyak persoalan lainnya.

Thomas Malthus dalam tulisannya pada 1798 mengemukakan bahwa laju pertumbuhan penduduk akan melampaui suplai makanan dan dapat mengakibatkan kelaparan. Tulisan berjudul “An Essay on the Principle of Population” itu diyakini kebenarannya oleh banyak orang. Artinya, jika pertumbuhan penduduk tak dikendalikan, maka ramalan Thomas Malthus itu akan terwujud. Itulah salah satu alasan digiatkan penggunaan alat kontrasepsi.

Tahukah Anda kalau lebih dari setengah penduduk global hayati di Asia? Tujuh dari 10 negara berpenduduk terbesar di global juga berasal dari Asia. Indonesia ialah salah satunya. Jadi, bisa dikatakan kalau alat kontrasepsi paling banyak digunakan di Benua Asia. PBB menetapkan pada 19 Oktober 2012 nanti penduduk global akan mencapai 7 miliar jiwa.

China ialah negara dengan penduduk terbesar di dunia. Pertumbuhan penduduknya sangat pesat sehingga pemerintahnya perlu melakukan sesuatu secara serius buat mengontrolnya. Pemerintah akhirnya menetapkan suatu kebijakan nan melarang pasangan suami-istri buat memiliki anak lebih dari satu. Penggunaan alat kontrasepsi pun diwajibkan buat mendukung program pemerintah setempat.Apakah ada kemungkinan terjadinya penurunan jumlah penduduk pada suatu wilayah tanpa pemakaian alat kontrasepsi? Jawabannya tentu saja ada. Boleh dikatakan kalau penyebabnya ialah hal-hal luar biasa nan terjadi di dunia. Misalnya, bala alam, penyebaran penyakit menular, perang, atau kelaparan.

Sebuah penyakit menular nan dijuluki Black Death telah merenggut nyawa penduduk Eropa hingga jutaan jiwa. Bala alam tsunami nan melanda Aceh dan sekitarnya telah menelan korban ratusan ribu jiwa. Demikian juga jika penyebabnya kelaparan atau peperangan nan berkepanjangan. Dalam hal tersebut, peran alat kontrasepsi sama sekali tak dibutuhkan.



Macam-macam Alat Kontrasepsi

Indonesia termasuk lima besar negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Sejak zaman Orde Baru, pemerintah sudah berusaha menanamkan pencerahan buat memiliki dua orang anak saja. Namun tampaknya, upaya itu tidaklah berjalan dengan mudah sebab pencerahan masyarakat buat menggunakan alat kontrasepsi masih tergolong rendah. Bahkan hingga saat ini.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki penduduk lebih dari 200 juta jiwa dan Jakarta pun telah menjelma menjadi salah satu kota terpadat di dunia. Jika tak dikendalikan, bukan mustahil akan terjadi masalah besar seperti kelaparan. Apalagi penduduk Indonesia masih banyak nan berada di bawah garis kemiskinan dan tingginya angka pengangguran.

Alat-alat kontrasepsi ada majemuk jenis dan macamnya. Meski kebanyakan digunakan oleh perempuan, tapi ada juga alat kontrasepsi eksklusif nan harus digunakan oleh kaum pria. Misalnya, kondom dan vasektomi. Bahkan kini, alat kontrasepsi berupa suntikan pun sudah disediakan spesifik buat lelaki.

Mungkin, hal ini merupakan sebuah kemajuan nan menggembirakan dalam interaksi rumah tangga. Bukan misteri lagi jika perempuan “dibebankan” buat menggunakan berbagai alat kontrasepsi sinkron pilihannya. Sporadis sekali kaum pria dilibatkan buat masalah nan sama. Seolah-olah, masalah menjarangkan kelahiran hanyalah tanggung jawab wanita. Selain harus disibukkan dengan mengurus anak, rumah, dan tak sedikit nan juga harus bekerja di luar rumah, perempuan juga harus memperhatikan masalah keluarga berencana.

Alat kontrasepsi seperti kondom dan vasektomi ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kondom misalnya, murah dan mudah didapat. Selain itu, tak membutuhkan inspeksi spesifik dari dokter. Kondom juga efektif jika dipergunakan dengan benar. Sementara kelemahannya ialah keberhasilannya sangat bergantung pada cara pemakaiannya. Waktu pemakaian nan tak tepat dapat berakibat fatal. Selain itu, banyak pihak nan mengeluhkan gangguan atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim dengan pasangan.

Alat kontrasepsi seperti vasektomi tak terlalu populer bagi pria di tanah air. Vasektomi merupakan mekanisme klinis buat menghentikan kapasitas reproduksi kaum pria. Caranya? Dengan tindakan spesifik nan harus dilakukan oleh dokter. Banyak nan berpendapat bahwa vasektomi ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, berhasil mendukung program keluarga berencana. Di sisi lain, justru meningkatkan libido kaum lelaki.

Kaum hawa sendiri biasa mempergunakan beberapa pilihan alat kontrasepsi, yaitu pil, IUD, suntik, dan implan. Masing-masing tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Para wanita memiliki majemuk alasan buat memilih alat kontrasepsi mana nan akan dipilih. Selain faktor biaya, tentu saja harus dipertimbangkan juga faktor kenyamanannya sebab alat kontrasepsi nan satu dapat saja sangat nyaman digunakan oleh seseorang. Sementara bagi orang lain justru dapat memicu persoalan baru nan tak perlu.

Jika memilih buat menggunakan alat kontrasepsi berupa pil, ada beberapa kelebihan nan didapat. Misalnya, tak mengganggu interaksi intim, siklus haid, kesuburan, dan bisa digunakan berapa pun usia Anda. Akan tetapi, pil juga memiliki risiko gagal jika tak dikonsumsi secara teratur. Ada nan merasakan sakit kepala ringan atau naiknya berat badan sebagai dampak mengonsumsi pil. Ada juga nan mengalami pendarahan ringan jika terlambat minum pil. Ada juga perempuan nan haidnya terhenti. Tiap orang memiliki reaksi beragam. Bahkan ada nan tak mengalami masalah apa pun.

Alat kontrasepsi lainnya nan tidak kalah populernya dibanding pil, yaitu suntikan. Pilihannya ada dua, injeksi setiap bulan atau setiap tiga bulan. Jika ingin injeksi KB, tak sulit. Anda cukup datang ke dokter kandungan setempat atau bidan. Ada juga dokter generik nan melayani injeksi KB. Istimewanya, suntikan KB memberi konservasi terhadap risiko terkena kanker rahim, kanker indung telur, atau pembengkakan pinggul. Juga memperkecil kemungkinan terkena kurang darah dan nyeri haid. Bagi ibu nan menyusui, alat kontrasepsi ini tak mempengaruhi ASI.

Kelemahan suntikan ialah dapat menyebabkan naiknya berat badan. Kesuburan pun tak serta-merta kembali meski Anda sudah tak disuntik lagi. Butuh waktu cukup lama buat kembali ke kondisi kesuburan sebagaimana mestinya. Ada nan butuh hingga berbulan-bulan bahkan lebih. Begitu juga dengan keteraturan haid. Butuh waktu lama sebelum haid kembali teratur seperti sedia kala.

Ingin alat kontrasepsi jangka panjang? IUD jawabannya. Sekali pemasangan, ada nan bekerja buat 10 tahun ke depan tanpa harus dipasang ulang. IUD juga tak mempengaruhi ASI, manopouse, dan mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan. Akan tetapi, selalu ada akibat negatifnya juga, kan? Misalnya saja pemasangan nan membutuhkan donasi tenaga medis khusus, harus rutin diperiksa atau masa haid nan lebih lama dibanding biasa.

Sekali lagi, tak semua orang akan bereaksi sama. Jadi, semuanya kembali bergantung kepada pribadi masing-masing, ingin menggunakan alat kontrasepsi nan mana.