Pusat-pusat masakan di Yogyakarta

Pusat-pusat masakan di Yogyakarta

Wisata Yogyakarta menawarkan konsep nan berbeda dengan loka wisata lainnya. Seuai dengan nama status daerahnya nan istimewa. Yogyakarta memiliki sejumlah julukan yakni kota pelajar, kota budaya, kota seni dan kota nan living costnya paling murah di Indonesia.

Kuliner dan wisata Yogyakarta memiliki keselarasan yakni mengedepankan konsep serba tradisional dan budaya. Walau pun demikian industry wisata di Yogyakarta tidak pernah jenuh oleh perkembangan zaman. Pelaku industry wisata selalu mencari hal-hal baru nan inovatif.



Kuliner tradisional karakter wisata Yogyakarta

Industri wisata Yogyakarta menjual konsep budaya tradisional namun dikemas lebih modern. Sehingga dapat bertahan dan menjual sampai sekarang. Konsep budaya ini nan tetap dilestarikan turun temurun sampai sekarang ini.

Wisata budaya berbasis pada Kraton Yogyakarta hadiningrat dan Kraton Puropakualaman. Dari kraton munculah berbagai seni tari, wayang, ketoprak dan aneka ritual tradisional nan kerap rutin digelar tiap tahun. Demikian juga kesenian nan berbasis pada masyarakat tidak terhitung jumlahnya.

Demikian juga dengan jagad kulinernya di Yogyakarta, tetap menganut konsep kuliner tradisional sebagai andalannya. Di Kota pelajar ini bisnis restoran atau warung makan nan paling bertahan ialah restoran nan menjajakan kuliner tradisional khas Yogya.

Lihat saja warung-warung gudeg, angkringan,warung sate klatak dan tongseng,setiap hari ramai dikunjungi tamu. Konsep masakan tradisional ini nan melengkapi bukti diri keistimewaan Yogyakarta. Selain itu menjadi diferential produk atau point nan membedakan dengan wisata masakan daerah lain.

Walaupun di Yogyakarta banyak terdapat restoran waralaba modern, tapi memberi pengaruh significant terhadap selera makan orang Yogya dan wisatawannya. Sangat jelas bukti diri wisata masakan tradisional Jogja sulit digusur dengan pengaruh masakan asing.

Daya tarik masakan Yogyakarta ialah pada masalah harga nan cenderung lebih murah. Ini nan membuat kangen wisatawan dari luar terutama nan datang dari kota besar seperti Jakarta, Surabaya. Terkadang kaget, ketika akan membayar makannya.



Jenis-jenis kuliner tradisional Jogja

Tak kenal maka tidak sayang itulah pepatah bijak nan mewajibkan kita buat lebih mengenali potensi-potensi daerah. Demikian jugan dengan kasanah masakan khas Jogja nan beragam. Kuliner Jogja tidak hanya berhenti pada seporsi gudeg saja, masih banyak lagi makanan lain nan berselera. Mari kita cicipi serangkai masakan orisinil Jogja :

  1. Gudeg

Inilah ikon masakan Jogjakarta nan terkenal. Gudeg menjadi sebuah menu wajib nan harus dicicipi oleh wisatawan lokal ketika mengunjung Jogja. Gudeg merupakan kuliner nan diolah dengan melalui proses pemasakan cukup lama, dan bumbu nan banyak juga.

Seporsi gudeg disajikan dengan ayam kampung goreng atau tahu tempe bacem, sambel krecek. Di Jogja ada dua jenis gudeg yakni gudeng kering nan dijual pada siang hari, jenis kedua ialah gudeg basah, hanya ada di malam hari dan dijual diemperan toko, dan pembeli menikmati dengan lesehan di tikar. Kedua jenis gudeg itu bedanya pada pemberian kuah opor ayam.

Pusat penjualan gudeg tersebar diberapa sudut kota, antara lain di Jalan Wijilan, timur Alun-alun. Kemudian di Jalan Kaliurang km 2, tepatnya utara fakultas Kehutanan, UGM. Dan kalau malam tiba di Jalan Malioboro banyak penjual gudeg lesehan. Kalau tak di Jalan Solo depan Hotel Saphir, Jalan Kaliurang km 6 dan masih banyak lagi.

  1. Oseng-oseng mercon

Oseng-oseng mercon ialah kuliner nan terbuat dari tetelan daging sapi, kemudian dimasak dengan bumbu khas Jawa dan cabai rawit merah nan banyak sekali. Kuliner ini tergolong sangat pedas, tapi banyak nan menyukainya. Sensasi pedas dimulut bak mercon meledak saat dimakan.

Nama oseng-oseng mercon berawal dari budayawan EMHA Ainun Nadjib nan semasa mudanya kerap makan malam bersama teman-temannya diwarung lesehan. Dia mendiskripsikan oseng-oseng sapi nan disantapnya rasa pedasnya mirip petasan.

Masakan pedas ini cocok disanding dengan nasi panas nan masing ngebul-ngebul dan tempe goreng. Jangan lupa sedia air putih nan banyak buat meredakan rasa pedas. Sekali mencoba dijamin ketagihan.

  1. Bakmi jawa

Bakmi jawa salah satu dari sederet kuliner tradisional jogja nan banyak penggemarnya. Bakmi ini terbuat dari campuran mie kuning, bihun telur ayam,irisan daging ayam, irisan daun loncang, sawi hijau, bumbu dan kuah kaldu ayam kampung. Proses pembuatan bakmi jawa dengan cara dimasak diatas anglo / bara arang. Bakmi jawa tersedia dua jenis bakmi godog dan bakmi goreng, semua rasanya enak.

Guna menjaga selera penjual bakmi sistem masaknya per porsi, sinkron urutan pemesan. Penjual dibantu asistennya nan bertugas mengipasi anglo agar nyala bara barah terjaga.

Bakmi jawa hanya dijajakan ketika malam hari, ada nan keliling pakai grobak dorong, ada juga nan buka warung di trotoar atau emperan toko. Harga sporsi bakmi jawa sangat murah,dan terjangkau oleh semua kalangan konsumen.

  1. Mangut lele

Mungkin belum banyak nan kenal dengan jenis kuliner ini. Namanya mangut lele, bahan utamanya dari ikan lele lokal nan digoreng matang, kemudian dimasak lagi dengan kuah santan nan diberi aneka bumbu ( kunyit, jahe, bawang merah, bawang putih, daun salam, tumbar, sedikit garam dan cabai merah ). Sensasinya rasanya antara pedas dan sedap.

Mangut lele merupakan kuliner khas pedesaan di Bantul, dulu merupakan mangut lele merupakan kuliner rumahan. Kalau pun dijual hanya sebatas di warung makan tradisional saja. Namun sekarang seiring pemuliaan masakan tradisional, mangut lele pun terangkat dan dipromosikan ke luar.

  1. Sate klatak

Sate klatak hanya ada di Yogykarta. Sate ini terbuat dari daging kambing jawa. Sate klatak berbeda dengan jenis sate kambing lainnya, terutama pada tusuk satenya. Tusuk sate klatak menggunakan jeruji motor, tujuannya agar panas dari jeruji dapat masuk ke lapisan daging nan paling dalam. Pembedaan lainnya ialah sate ini tidak menggunakan bumbu, hanya diolesi dengan garam saja dan langsung dibakar.

Garam nan menempel pada daging ketika dibakar menimbulkan suara klatak-klatak, sehingga diberi nama sate klatak.

Sebenarnya masih banyak lagi kasanah masakan tradisional Yogyakarta, seperti kippo makanan kas Kotagede, nan terbuat dari beras ketan, kemudian ada Wedang uwuh orisinil Imogori, tempe benguk nan dibacem dari Kulon Progo.



Pusat-pusat masakan di Yogyakarta

Namun cobalah melakukan city cruising di Yogyakarta. Akan terlihatlah betapa majemuk dan beraneka warnanya gambaran rasa loka makan nan ada di Yogyakarta.

  1. Jalan Kaliurang

Kalau Jalan Malioboro penuh dengan lesehan, itu sudah sangat generik diketahui oleh khalayak pecinta wisata di Indonsia maupun di mancanegara. Tapi kalau Jalan Kaliurang sebagai jalan wisata kuliner? Mungkin baru sekitar 3 tahun ini. Mulailah menyusuri Jalan Kaliurang dari 0 km nan diawali dari traffic lights dekat KFC Sagan hingga traffic lights berikutnya.

Di kiri dan kanan jalan akan terlihatlah warung-warung tenda atau mobil keliling nan menjajakan berbagai jenis makanan, misalnya, sea food , pecel lele, bebakaran, Japanese food , minuman segar dari berbagai daerah, martabak, roti Bandung, gorengan, ayam bakar, Fried Chicken dengan berbagai nama, dan lain-lain.

Lanjutkan perjalanan ke arah Jalan Kaliurang km 5 - km 10. Sepanjang jalan di kiri dan di kanan akan dijumpai aneka restoran dan warung makan kecil dan sedang. Mulai dari rumah makan padang (kecil dan besar), rumah makan khas suatu daerah dengan makanan khasnya, seperti soto, sate Padang, sate Madura, majemuk jenis panganan manis, bakso uleg, bakso Cak Narto, dll.

  1. Kafe-Kafe Seturan

Ada beberapa perguruan tinggi dan loka kursus di daerah Seturan. Hal ini menyebabkan banyaknya loka kost nan menyebar di seluruh Seturan. Mahasiswa butuh loka buat bersosialisasi ataupun berdiskusi.

Wilayah Seturan nan dulu masih banyak sawah dan tanah pekarangan, kini disulap menjadi berbagai jenis kafe dan warung kopi. Tema nan dipilih oleh kafe dan warung kopi tersebut cukup unik dan sangat menarik konsumen terutama dari kalangan mahasiswa. Makanan nan majemuk menambah semarak suasana malam kota Yogyakarta.

  1. Sepanjang Selokan Mataram

Selokan Mataram dibenahi sedemikian rupa sehingga membuat kekumuhan nan dulu ada kini berganti dengan keteraturan dan kenyamanan berkendara. Genre air dari Selokan Mataram memberi inspirasi kepada para pelaku bisnis buat membuka restoran, warung makan, kafe tenda, lesehan, dan bisnis internet nan digabung dengan bisnis makanan.

  1. Jejamuran

Cuaca dan iklim daerah Yogyakarta nan sangat mendukung pertumbuhan jamur, membuat banyak orang mendirikan restoran dengan menu jamur. Ada bakso jamur di daerah Wirobrajan, restoran jejamuran di Mlati, Sleman, sate jamur dan ragam olahan jamur lainnya nan tersebar di hampir pelosok Yogyakarta.

  1. Kolam pancing

Alam Yogyakarta bagian barat, Moyudan, Godean, Kulon Progo nan masih asri dijadikan loka pemancingan dan bebakaran. Suasana nan asri di tengah-tengah sawah membuat santapan terasa semakin nikmat.

Demikianlah sekilas tentang seluk beluk masakan dan wisata Yogyakarta nan menekankan konsep budaya dan tradisional. Mari kenali negeri ini dan cintailah budayanya.