Beberapa Teknik Fotografi

Beberapa Teknik Fotografi

Bagaimana teknik fotografi dasar itu? Fotografi, kini bukan hobi milik kalangan jetset lagi. Penggemar fotografi makin banyak dan harga kamera pun semakin terjangkau. Bagi nan berkantong cekak, dapat mendapatkan hasil foto nan lumayan. Mereka bisa memakai kamera poket nan harganya bahkan kurang dari satu juta rupiah.

Bagi nan menginginkan hasil foto lebih mantap lagi, ada kamera DSLR. Dan, gadget sekarang, seperti ponsel, sudah banyak nan membenamkan lensa kamera berkualitas tinggi. Namun, seberapa pun bagusnya kamera nan dimiliki, tak lengkap jika belum menguasai teknik fotografi dasar. Sebab, hal inilah nan menentukan bagus buruknya hasil bidikan kamera.

Teori dasar tetap krusial buat dikuasai dahulu, jika menginginkan hasil foto dengan kualitas profesional. Foto nan baik, tak hanya sekadar jepret sana-sini.

Ada beberapa poin nan dinilai, seperti cahaya, kabur–tidaknya gambar, kekuatan warna, dan sebagainya. Dengan menguasai teori teknik fotografi dasar, maka seseorang nantinya mampu memoles bidikannya dengan langkah nan sahih dan berimprovisasi melakukan berbagai teknik fotografi nan lebih sulit.

Selain itu, memotret sebaiknya sudah menentukan sebuah ide atau konsep nan ingin dicapai. Ini bertujuan agar seseorang tak merasa kebingungan ketika sudah berada di lapangan. Melalui sebuah konsep, seseorang jadi lebih mudah mengejawantahkan objek apa saja nan mesti dipotret sampai pada sudut pandangnya.

Pemotret juga mesti memahami mengenai ketajaman, komposisi, sampai ke pencahayaan. Semua ini dapat dipelajari dengan teori nan dipadukan dengan kemauan buat terus mencoba melalui praktik memotret.



Teknik dasar memotret

Apapun jenis kamera nan dimiliki, sangat krusial buat “berkenalan” lebih dalam dengan cara kerja kamera tersebut. Semakin sering mencoba, akan semakin mahir dalam menggunakan dan menerapkan berbagai teknik fotografi. Di balik berbagai fitur nan dimiliki tiap kamera, ada tiga hal nan mesti diperhatikan terkait penggunaannya:



1. Focusing

Hal ini berhubungan dengan proses penajaman nan dikehendaki saat memotret objek. Pentingnya memahami masalah ini, yaitu seorang pemotret akan mendapatkan bagian objek nan perlu penajaman gambar sehingga maksud pemotretan sinkron dengan harapan.

Foto nan menampilkan kedalaman gambar pada sudut tertentu, membuatnya tampak lebih “hidup” dan mungkin seakan memiliki “cerita”. Foto tak hanya menjadi sebuah gambar diam.

Untuk berlatih focusing , dapat menggunakan objek-objek diam. Jika focusing pada objek diam sudah dikuasai, perlu waktunya untuk focusing terhadap objek nan bergerak. Sudah pasti, memotret objek bergerak jauh lebih rumit dalam focusing . Namun, semua akan dapat dikuasai seiring dengan jam terbang latihan nan tinggi.



2. Pengaturan Kecepatan ( Speed )

Pada kamera analog , pengaturan speed mempengaruhi proses pembakaran pada negatif film nan ada di dalam kamera. Kecepatan rana saat pembakaran diatur dengan pengaturan speed . Memakai speed nan tinggi membuat kerja rana makin cepat dan begitu pula sebaliknya. Konsep nan sama berlaku juga pada kamera digital dengan sistem manual.

Pengaturan kecepatan berkaitan erat dengan pencahayaan. Dalam fotografi dikenal beberapa hal tentang pencahayaan, yaitu pencahayaan normal, pencahayaan rendah, dan pencahayaan tinggi. Saat memakai pencahayaan normal, objek nan dibidik akan lebih mudah didapatkan dengan keadaan seperti sebenarnya.

Pada pencahayaan tinggi membuat objek nan dibidik tampak lebih terang atau kelebihan cahaya dibanding keadaan aslinya. Untuk pencahayaan rendah, pengaturan speed dipakai agar cahaya lebih redup dibanding kondisi pencahayaan objek aslinya.

Biasanya, pengaturan pada pencahayaan rendah ini digunakan ketika cahaya di sekitar objek sangat terang. Pemakaiannya ditujukan buat mereduksi cahaya nan masuk ke kamera saat memotret objek.



3. Pengaturan Diafragma

Diafragma berguna buat menentukan luas bagian nan tajam pada hasil foto. Prinsipnya, saat memakai diafragma nan ukuran kecil, maka ruang nan tajam semakin luas.

Sebaliknya, jika bukan diafragma memakai ukuran besar, ruang tajam pada foto menjadi semakin sempit. Diafragma memberikan kesan kedalaman foto, sehingga mampu mengatur sekat antara background dan objek primer dengan jelas ketika pengaturannya tepat.



Beberapa Teknik Fotografi

Setelah memahami dasar memotret, latihan pun dapat segera diterapkan. Agar hasil pemotretan tak monoton, beberapa teknik memotret berikut ini dapat dilakukan:



1. Depth of Field

Teknik ini berkonsentrasi pada pengaturan hal-hal nan berpengaruh pada ruang tajam foto. Beberapa hal nan dipertimbangkan ialah jeda pemotretan, bukan diafragma dan jeda fokus lensa.



2. Bulb

Teknik ini memanfaatkan fitur bulb di kamera. Fitur ini memberikan kebebasan dalam mengatur waktu bagi rana buat terbuka dalam proses pembakaran. Pada kondisi cahaya minim dan pengaturan speed tak mampu mengatasi, fitur bulb akan sangat membantu mendapatkan hasil foto nan lebih baik.

Misalnya, pemotret bisa memakai kecepatan 30 detik sampai habis waktu nan dipakai buat merekam cahaya. Gunakan tripod dan kabel release bila dikhawatirkan hasil akan goyang.



3. Zooming

Dengan teknik ini, hasil foto akan memperlihatkan kesan bergerak. Ada dua cara, yaitu zoom out dan zoom in . Zoom in membuat objek primer terlihat makin mendekat. Sementara pada zoom out , objek seolah makin menjauh.

Teknik ini memadukan pengaturan speed dan pengaturan zoom nan tepat buat memperoleh imbas nan diinginkan. Misalnya, kecepatan rana diatur tak lebih dari 1/30 detik dan memakai lensa zoom nan diubah secara cepat. Agar hasil lebih tajam, dapat memakai tripod agar tak goyang.



4. Panning

Panning digunakan buat membuat objek foto seakan bergerak. Dalam teknik ini, pemotret mengikuti objek pada saat akan membidiknya. Hasilnya, objek nan diikuti menjadi cukup tajam dengan latar nan tampak kurang jelas atau blur . Panning dapat didapatkan dengan mengatur speed pada taraf rendah, sekitar 8-60 dan memakai tripod.



5. Slow dan Stop Action

Pada teknik slow action , objek nan dihasilkan seolah menangkap gerakan nan dilakukan oleh objek. Gerakan objek seakan direkam langkah-langkahnya. Teknik ini kerap memakai kecepatan rendah sekitar 1/30 sampai 1 detik buat objek nan bergerak.

Sebaliknya, pada teknik stop action hasil foto diharapkan bisa menangkap objek nan berjalan cukup cepat, sehingga didapatkan hasil objek menjadi beku atau tak bergerak. Untuk teknik ini memerlukan pengaturan kecepatan nan sangat tinggi, yaitu antara 1/125 hingga 1/4000. Pengaturan kecepatan lebih tinggi diperlukan saat objek bergerak lebih cepat lagi.



6. Siluet

Teknik fotografi dasar ini mengharapkan agar objek tampak sepeti sebuah bayangan gelap. Untuk nan satu ini, memerlukan pengamatan terhadap sumber cahaya. Sumber cahaya berada di balik objek sehingga tampilan objek menjadi gelap. Pemotretan harus memperhatikan ketepatan pencahayaan sehingga objek tetap tampak tajam dan konturnya tepat.



7. Makro

Teknik fotografi dasar selanjutnya ialah makro. Teknik ini dipakai buat memotret objek dengan ukuran sangat kecil. Misalnya lalat, belalang, tetesan air di daun kecil, dan sebagainya. Untuk itu, perlu disiapkan lensa makro agar objek dapat terekam secara tajam detail dan teksturnya.

Perlu ketepatan pencahayaan dan focusing sebab cukup sempit ruang tajamnya. Kalau tak memiliki lensa ini, mengakalinya dapat dengan membalik lensa normal buat mengabadikan objek secara makro.