Kode Misteri dalam Kisah Keadilan Tuhan

Kode Misteri dalam Kisah Keadilan Tuhan

Kisah Nasruddin Hoja kadang dianggap kocak bagi mereka nan malas berpikir. Bagi mereka nan mau berpikir, kisah Nasruddin sebenarnya penuh dengan insinuasi buat manusia, termasuk dalam kisah Keadilan Tuhan berikut ini.



Kisah Keadilan Tuhan

Dua anak menemukan tas berisi 13 mangga. Mereka bertengkar; saling berebut mangga tersebut. Keduanya sama-sama tak mau mengalah; ingin mendapatkan jumlah nan lebih banyak dari nan lain. Akhirnya, sebab terus-terusan bertengkar dan tak ada jalan keluar, mereka bertanya pada Nasruddin buat memecahkan masalah.

Begitu ditanya oleh kedua anak tersebut, Nasruddin meminta mereka buat memilih cara manusia atau cara Tuhan. Kedua anak tersebut berkata, “kami ingin keadilan. Tentu saja kami ingin cara Tuhan sebab Tuhan Maha Adil!”

“Kalau begitu, kuberikan dua mangga untukmu,” kata Nasruddin pada anak pertama, “dan sembilan mangga untukmu,” kata Nasruddin pada anak kedua.



Kode Misteri dalam Kisah Keadilan Tuhan

Secara umum, kita dapat berkesimpulan bahwa Tuhan tak akan membagi rezeki dalam jumlah nan sama kepada setiap orang. Ada nan kaya, dan ada nan miskin. Yang kaya memiliki rezeki nan seharusnya menjadi milik si miskin; dan si miskin menjadi batu ujian bagi si kaya buat memberikan rezeki tersebut atau tidak, seperti dalam Qs. 6: 53,

“Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang nan kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah di antara kita nan diberi anugerah Allah kepada mereka?” (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang nan bersyukur (kepadaNya)?”

Akan tetapi, lebih jauh, kisah ini berkaitan dengan pengalaman sufi dalam pengembaraan menuju Tuhan. Semakin dekat seseorang pada Tuhan, semakin besar ujian nan ia dapatkan. Dalam kasus cerita di atas, Nasruddin berperan sebagai Tuhan nan memberi dua mangga pada anak pertama, “orang nan lebih dekat kepadanya”, demi menguji sebesar apa kekuatan sang anak pertama.

Akan tetapi, baik anak pertama maupun anak kedua dapat saja berasumsi sebaliknya. Oleh sebab si anak kedua menerima jumlah mangga nan lebih banyak, biasanya orang akan dengan mudah, “dialah nan lebih dicintai Tuhan”. Padahal, terdapat ayat nan menyindir orang-orang nan berasumsi demikian,

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku.” (Qs. 89:15) dan “Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku” (Qs. 89:16).