Etika Mailing List

Etika Mailing List

Mailing list adalah sebentuk koleksi nama dan alamat nan digunakan oleh seorang individu atau sebuah organisasi buat mengirim materi email ke beberapa penerima. Istilah ini sering diperluas buat mencakup orang-orang nan berlangganan terhadap daftar eksklusif itu, maka kelompok pelanggan ini sering disebut sebagai "mailing list", atau hanya "list saja".

Setidaknya, mailing list dapat didefinisikan dalam dua tipe. Pertama , sebagai pengumuman, announcement, review list, brosur package , untuk newsletter , majalah atau iklan. Secara tradisional nan semacam itu dapat dilakukan melalui sistem pos, tapi dengan munculnya email, mailing list elektronik menjadi sedemikian populer.

Tipe kedua memungkinkan anggota buat mengirim keperluan mereka sendiri nan disiarkan ke semua anggota mailing list lainnya. Kategori kedua ini biasanya dikenal sebagai list diskusi. Adapun ketika bahan nan mirip atau sama dikirim keluar ke semua pelanggan di sebuah mailing list , sering disebut sebagai mailshot atau blast .

Daftar buat penggunaan tersebut juga bisa disebut sebagai daftar distribusi. Dalam mailing list nan mendapat pola legitimasi dari anggotanya (alias non-spam), individu bisa berlangganan atau berhenti sendiri, bergantung keputusan mereka sendiri.



Mailing List - Alat Beriklan

Mailing list sering disewa atau dijual. Jika disewakan, penyewa setuju buat menggunakan mailing list dalam satuan kontrak nan disepakati. Pemilik mailing list biasanya meneruskan pesan enforce ini dengan istilah "salting" (dikenal sebagai "penyemaian" dalam direct mail ) yakni mailing list dengan alamat palsu dan membuat salt baru buat setiap daftar nan disewa.

Penyewa nan tak bermoral mungkin mencoba buat memotong pola salting dengan menyewa beberapa daftar dan menggabungan daftar-daftar itu buat menemukan dan memaksa penyemaiannya pada alamat orang-orang - generik nan valid.

Terdapat pula mailing list broker buat membantu organisasi buat menyewa daftar kontak nan mereka miliki. Untuk beberapa organisasi, seperti ceruk publikasi spesifik atau kelompok amal, daftar nan mereka miliki termasuk di antara aset kontak mereka nan paling berharga, seperti emailnya para politisi, email -nya para artis, dsb, dan broker mailing list membantu mereka memaksimalkan nilai dari daftar kontak nan mereka punya.



Nilai Besar Mailing List

Sebuah mailing list walau hanya sebuah daftar alamat email di mana terdapat orang nan tertarik pada subjek nan sama. Memiliki kekuatan komunal, misalkan para anggota list dari kelompok kerja nan sama, atau nan mengambil kelas bersama-sama (contoh mailing list group anak Keluarga Mahasiswa Jurnalistik Unisba, Mailing list group Fakultas Hukum Unpad angkatan 90, dsb).

Ketika seorang anggota list mengirim catatan ke alamat spesifik kelompok ini, maka email miliknya disiarkan ke semua anggota list . Laba primer dari sebuah mailing list lebih dari hal-hal seperti diskusi berbasis web dan itu artinya pula kecepatan informasi nan paling krusial antar sesama mereka.

Sejauh ini mailing list merupakan hal nan serba gampang. Tapi tak segampang itu. Pada era 90-an penggunaan mailing list begitu vital dan populer satu sama lain. Di Indonesia, mailing list telah membawa semacam perubahan pada cara aktivis berkomunikasi.

Melalui mailing list pula gerakan pro demokrasi di Indonesia sukses menggulingkan pemerintahan Soeharto nan dikenal dingin dan tegas kepada Barat pada 1998. Pola ini lepas dari sensor Departemen Penerangan, nan saat itu benar-benar korup dan buta akan teknologi Internet.

Namun, dalam perkembangan selanjutnya nan namanya milis itu ternyata bukan barang gampangan nan dapat membuat orang happy happy. Misalkan kisah cinta, ketemu lewat milis lantas memutuskan menikah. Hal semacma itu memang dapat terjadi. Dikarenakan perkembangan milis nan terus menerus dapat memuat berbagai macam media.



Etika Mailing List

Ketika sosial media naik daun. Milis tak benar-benar lenyap. Milis tetap bertahan dengan pola baru. Masih menyertakan diskusi email, melalui notifikasi kepada anggotanya. Namun dengan pola baru homogen mesej board, atau chat room. Keduanya itu barangkali bukan sejatinya mailing list, namun polanya tetap mirip.

Adapun nan perlu diperhatikan pada mailing list ialah terutama etika dalam bermilis nan pula dikenal secara generik sebagai nettique . Berikut ini beberapa nettique nan perlu Anda ketahui dalam mailing list :

  1. Jadilah ortodok dalam apa nan Anda kirim. Lantas liberal dalam apa nan Anda terima. Anda tak harus mengirim pesan nan menganggu (yang sering disebut "flame") bahkan jika Anda diprovokasi oleh seorang Flamer. Di sisi lain, Anda tak perlu heran jika Anda akan di bakar diganggu dan dipancing beremosi, namun Anda harus cukup bijaksana buat tak menanggapi si tukang bakar itu.
  2. Secara umum, Anda harus memeriksa semua surat atau subyek nan dikirimkan mitra mailing list . Sebelum lantas menanggapi pesannya. Kadang-kadang seseorang nan meminta Anda buat membantu (atau melakukan pola klarifikasi) akan mengirim pesan lain nan secara efektif melalui CC, perhatikan pesannya, apakah layak diteruskan kepada anggota lain?
  3. Membuat hal-hal mudah dipahami bagi banyak penerima. Juga sertakan alamat email Anda agar orang lain mampu dan merasa di- courage buat tak menganggap Anda merupakan akun flammer .
  4. Hati-hati saat menangani mail. Ada alamat nan mungkin telah berada di grup tetapi terdapat pula kemungkinan kloning persoanl dengan alamat nan sama. Jadi, Anda tahu kepada siapa Anda mengirim pesan balasan.
  5. Secara umum, kebanyakan orang nan menggunakan Internet tak punya waktu buat menjawab pertanyaan generik tentang Internet dan cara kerjanya. Jangan mengirim email nan berisi arahan teknis meminta mereka melakukan hal nan tak mereka kuasai, hormati group Anda buat tetap menjaga jeda intelektualitas tak lebih tinggi, namun pula tak lebih rendah.
  6. Ingat bahwa mereka nan di mana Anda berkomunikasi memiliki wujud orisinil nan berada di global nyata, dengan segala permasalahannya. Jika Anda mengirim pesan nan Anda ingin ada segera tanggapan balik nan cepat, orang nan menerima mungkin masih di rumah, tertidur, atau sedang berada di luar jangkauan internet. Berikan mereka kesempatan buat bangun, datang, dan login sebelum menduduki posnya. Jika mereka tak datang segera bukan berarti bahwa mereka tak peduli.
  7. Verifikasi semua alamat sebelum memulai wacana panjang atau pribadi. Ini juga merupakan praktik nan baik buat menyertakan kata "panjang" dalam judul subjek sehingga penerima tahu bahwa si pesan akan memakan waktu buat di baca pun ditanggapi. Lebih dari 100 kata dianggap lumayan "panjang".
  8. Tahu siapa nan harus dihubungi buat meminta bantuan. Biasanya Anda akan memiliki sumber daya nan lebih intim di mailing list . Periksa secara lokal buat orang nan bisa membantu Anda dengan segala macam masalah nan dapat diselesaikan bersama dalam kaitan interaktif melalui internet. Juga, tahu siapa nan harus Anda hubungi jika Anda menerima sesuatu nan ilegal. Kebanyakan situs juga memiliki "Postmaster" alias pengguna berpengetahuan sehingga Anda dapat mengirim email ke alamat ini buat mendapatkan donasi teknis dengan mail .
  9. Ingatlah bahwa penerima ialah manusia nan budaya, bahasa, dan humor nan mereka miliki memiliki titik acuan nan berbeda dari Anda sendiri. Ingat bahwa skala canda dan idiom mungkin tak sreg dengan frame of reference Anda . Berhati-hatilah dengan sarkasme.

Dan banyak etika net lainnya dalam mailing list , sebenarnya hal ini dapat dibahas lebih lanjut lagi. Mudah-mudahan dengan sub judul baru, Nettique .