Program nan Mirip

Program nan Mirip

Program acara Belajar Indonesia Trans TV memang sudah tak ditayangkan lagi. Padahal acara ini cukup menarik dan seru. Orang asing belajar berbagai budaya Indonesia. Terlihat sekali bagaimana mereka semangat melakukannya.

Misalnya, ada seorang wanita berasal dari Amerika Latin berusaha menarikan tarian dari Sumatera Utara. Diperlihatkan bagaimana ia belajar di antara tebing-tebing nan ada di suatu daerah di Tanah Toba. Untuk ekuilibrium tubuhnya ia harus mengangkat air di kepalanya.



Acara nan Menarik

Kehadiran orang asing di suatu loka selalu menarik perhatian. Apalagi kalau ia mau melakukan berbagai hal nan berhubungan dengan budaya lokal. Saat acara belajar Indonesia mengunjungi Lampung, seorang gadis asing belajar memandikan gajah. Bagaimana ia jatuh bangun agar dapat memandikan hewan super besar itu. Sandang sang gadis nan cukup seksi ternyata mendapatkan perhatian juga.

Sang gadis tak hanya berusaha memandikan gajah. Ia juga belajar tarian khas dari Lampung. Bagaimana ia berusaha menghapalkan gerakan nan mungkin belum pernah ia lakukan.

Tentu saja semua kesalahan nan ia lakukan terlihat lucu. Walaupun mungkin kesalahan itu disengaja dan berdasarkan skript nan telah disiapkan, dengan kemampuan akting nan bagus, ternyata masa latihan itu cukup bagus.

Tidak hanya di Lampung. Acara ini juga ternyata melalang buana ke seluruh nusantara. Tentu saja acaranya menjadi sangat seru. Para penonton setia acara ini tak hanya disuguhi kelucuan nan dihadirkan oleh para bintang tamu, tetapi juga kekayaan budaya nan ada di tanah air. Mereka merasa lebih dekat dengan budaya nan mungkin belum diketahui itu.

Banyaknya ragam budaya Indonesia, pantas saja kalau acara ini dianggap sebagai salah satu acara nan mendidik. Tidak hanya tarian dan Norma nan ada di suatu daerah.

Makanan dan minuman nan khas juga dihadirkan. Walaupun terkadang makanan dan minuman itu terasa tak biasa, tetap saja bahwa ada masyarakat nan mengonsumsinya.

Bagi sebagaian orang mungkin makanan atau minuman itu tak akan mereka makan. Namun, mereka jadi tahu bahwa kalau pergi ke loka tersebut, mereka dapat menghindarkan diri dari makanan atau minuman itu. Rasa hormat dan menghargai akan tumbuh seiring dengan pengetahuan nan meningkat. Inilah imbas nan tak dapat terpisahkan dari acara ini.

Seharusnya acara seperti ini harus lebih digalakan. Seperti acara Si Bolang, Bocah Petualang, nan juga disiarkan di stasiun televisi nan sama. Belajar Indonesia dapat membuat rasa cinta tanah air ini semakin meningkat.

Agak disayangkan memang bahwa acara ini tak masuk dalam jam tayang utama. Acara ini masih dianggap sebagai satu acara hiburan biasa dan tak dianggap sangat menghibur, sehingga dapat ditayangkan pada ‘Prime Time’.

Acara nan mengangkat budaya dari Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, Pulau Papua, dan Pulau Sulawesi. Tidak ketinggalan pulau-pulau kecil lainnya ikut terangkat keberadaan mereka.

Bahkan acara nan dibawakan oleh Tukul Arwana ikut mendukung acara ini. Pembawa acara Belajar Indonesia nan merupakan seorang model dari salah satu negara bekas Rusia, dihadirkan.

Selain memang berasal dari stasiun televisi nan sama, kehadiran seorang wanita cantik di acara nan masih disenangi hingga saat ini tentu saja tetap menarik buat disimak.

Orang Indonesia seolah tak pernah kehabisan cara buat mencari hiburan diri. Acara apa saja mereka lahap. Adalah pihak stasiun televisi nan diharapkan dapat memberikan tayangan nan baik nan dapat menaikan pengetahuan para pemirsanya.

Kalau hanya ingin mendapatkan laba dari sebuah acara, mungkin cukup mudah. Hadirkan wanita cantik nan mau mengenakan baju seksi. Tetapi, hal ini tentu saja tak memberikan nilai nan baik kepada para pemirsa. Untuk itulah perlu diapresiasi penayangan acara seperti Belajar Indonesia ini.



Catatan Peserta Program Belajar Indonesia

Salah satu peserta program Belajar Indonesia ini bahkan membuat catatan perjalanannya. Nama peserta tersebut ialah Jonathan nan biasa dipanggil dengan nama, Jono.

Ia mengisahkan bagaimana namanya nan tertera di tiket berbeda dengan nama nan ada di passport. Masalah ini ternyata bukan masalah pertama nan dialaminya selama mengikuti pengambilan gambar buat program acara tersebut.

Sesampai di Bali, ia juga harus beradaptasi dengan keluarga nan diikutinya. Ia harus bangun pagi. Padahal bagi seorang bule tulen, sangat sulit buat bangun pagi. Orang Bali nan terbiasa bangun pagi sebab mereka akan ke sawah, terpaksa diikuti oleh Jono.

Jono harus belajar memainkan jegog dan berlatih buat mengikuti balap kerbau nan disebut dengan Makepung . Selama pengambilan gambar tentu saja bukan kegiatan nan mudah bagi seorang Jono nan berprofesi sebagai seorang musisi ini. Wajahnya nan ganteng dengan kelucuan nan dibuatnya, ternyata menarik perhatian banyak orang Bali nan ada di sekitar pengambilan gambar.

Jono mengatakan bahwa paras dan pakaiannya penuh dengan lumpur sawah ketika ia berlatih balap kerbau tersebut. Ia juga merasa sangat tertarik ketika belajar memandikan kerbau.

Bagi seorang bule seperti Jono, keberadaan kerbau ialah sesuatu nan sangat menantang. Kalau memandikan anjing mungkin lebih mudah. Kerbau dengan tubuh nan cukup berbobot itu tentunya memberikan rasa ngeri nan kalau si hewan penggarap sawah tersebut sedikit saja berulah.

Jono mengatakan bahwa ia bahagia sekali dapat menari ‘ibing-ibing’. Para penari nan mengenakan baju termasuk seksi itu membuat dirinya bersemangat. Sepertinya kelucuan semakin terlihat sebab penampilan Jono nan juga lucu. Wajahnya nan rupawan tentu saja membuat para penonton bahagia menyaksikan program ini.

Terkadang lucu juga melihat beragamnya manusia di global ini. Manusia lebih bahagia ketika dihadirkan berbagai hal nan latif dan cantik. Inilah nan membuat acara seperti ini menjadi diminati.

Orang-orang bahagia melihat bule nan berusaha melakukan tantangan nan cukup sulit. Orang Indonesia orisinil saja mungkin belum tentu mau melakukan tantangan itu walaupun dibayar.

Masih banyak hal nan dapat digali dari budaya nan ada di Indonesia ini. Berbagai disparitas nan ada membuat Indonesai begitu latif dan semakin terasa betapa kayanya bangsa ini. Hanya saja mungkin bangsa ini belum mampu menggali sendiri budayanya. Untuk itulah acara ini merupakan satu ide nan luar biasa.



Program nan Mirip

Setelah tayangan Belajar Indonesia selesai, kini memang ada beberapa acara nan sama seperti Gateaway ala Indonesia. Beberapa pasangan selebritas mengikuti petualangan nan sangat menantang.

Misalnya, betapa seorang seniman wanita harus menolak memakan makanan nan haram seperti daging babi. Tetapi, caranya menolak nan cukup halus membuat penonton menjadi seolah diajari bagaimana menolak dengan halus.

Orang-orang dari suku nan masih berada di hutan-hutan ternyata masih cukup banyak. Mereka ialah orang-orang nan bersahaja nan mengharapkan kebaikan hutan.

Kehidupan mereka akan sangat sulit kalau penggundulan hutan terus terjadi. Mereka harus diselamatkan. Mereka tetap bagian dari anak bangsa nan tak dapat disingkirkan. Meskipun mirip, tapi acara Belajar Indonesia Trans Tv tetap mempunyai nilai tersendiri.