Persaingan Antara Supermarket dan Hypermarket

Persaingan Antara Supermarket dan Hypermarket



Hypermart Matahari Masuk dalam Kelompok Hypermarket

Hypermarket pada kelompok 1 ialah toko dengan luas daerah penjualan lebih dari 2500 meter persegi, dengan setidaknya 35% daerah penjualan diperuntukkan barang bukan makanan. Supermarket pada kelompok 2 bisa didefinisikan sebagai toko dengan luas daerah penjualan antara 400 meter persegi dan 2500 meter persegi, menjual setidak-tidaknya 70% berupa makanan, termasuk sembilan bahan pokok eceran dan kebutuhan sehari-hari.

Namun ada juga Supermarket dengan ukuran lebih kecil (kurang dari 100 m2) dan lebih besar (lebih dari 2500 m2) di beberapa negara, di Indonesia sendiri biasanya luas Supermarket mencapai 4000 m2. Minimarket pada kelompok 3 dicirikan sebagai wahana atau loka usaha nan menjual barang kebutuhan sehari-hari secara eceran dan langsung kepada konsumen akhir dengan cara swalayan, biasanya ruang ritelnya tak lebih dari 200 m2.

Kelompok pengecer tradisional biasanya ialah pedagang-pedagang kecil nan berjualan di pasar, kios-kios dan warung. Pada pengecer tradisional ini terkadang konsumen bisa melakukan pola belanja dengan cara hutang langsung terhadap si pengecer.



Sejarah Hypermart Matahari

Hypermart Matahari mulai beroperasi pada tahun 2004, dan menjadi anak bungsu dari dari hypermarket nan lain. Walaupun kini ada nan lebih bungsu dari Hypermart Matahari, yaitu Lotte Mart, namun Lotte Mart sendiri sebenarnya ialah transisi dari Makro setelah perusahaan hypermarket asal Belanda tersebut dibeli oleh perusahaan Korea.

Hypermart Matahari ialah orisinil milik peritel Indonesia, pada tahun 2012, hypermarket ini telah memiliki 50 gerai nan tersebar di seluruh Indonesia. Sinkron dengan namanya, Hypermart Matahari ialah milik PT. Matahari Putra Prima Tbk.

Siapa nan sangka, perusahaan ritel raksasa ini memulai usahanya 50 tahun silam dengan toko kecil bernama Mickey Mouse nan kemudian bermetamorfosa menjadi Matahari hingga kemudian melahirkan raksasa besar bernama Hypermart Matahari .

Mickey Mouse merupakan toko pertama dari PT. Matahari Putra Prima Tbk. nan didirikan oleh Hari Darmawan. Toko kecil tersebut beroperasi sejak 24 Oktober 1958. Lokasi toko ini ada di kawasan Pasar Baru Jakarta, tepatnya di gedung dua lantai seluas 150 meter persegi. Matahari pun memelopori konsep toko serba ada di Indonesia pada tahun 1972. Dan pada tahun 1980 melebarkan usahanya dengan mendirikan Sinar Mahari di Bogor.

Visi dari PT. Matahari Putra Prima Tbk. ialah "menciptakan suasana belanja nan nyaman dan lengkap". Maka bersama dengan sumber daya manusia nan memiliki visi dan misi nan sejalan, bisnis ritel Matahari pun terus dikembangkan. Hal tersebut dimulai dengan pendirian Supermarket Super Bazaar di Pasar Baru 14 nan beroperasi sejak 14 Juli 1991.

Supermarket tersebut pun terus melebarkan sayapnya ke Pasar Senen, Melawai, dan Lengkong Bandung, Labuan. Super Bazaar pun terus berekspansi ke kota-kota besar di luar Jakarta. Nama supermarket tersebut diganti menjadi Matahari Supermarket pada tahun 2000 seiring dengan diadopsinya tiga konsep baru. Konsep pertama ialah harga paling murah buat sasaran konsumen Super Ekonomi (SE).

Supermarket ini pertama kali didirikan di Beringharjo Yogyakarta dan berekspansi sampai ke SE Purwokerto, SE Tanah Mas Semarang, dan Depok. Program Matahari Club Card (MCC) di luncurkan oleh Matahari beberapa tahun kemudian demi mempererat interaksi dengan pelanggannya.

Konsep kedua nan diadopsi oleh Matahari ialah One Stop Shopping. Konsep lebih mengarah pada segmen menengah ke atas nan diusung oleh Matahari Supermarket. Gerai Matahari Supermarket ini tersebar di seluruh pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Nah, konsep ketiga inilah nan merupakan cikal bakal lahirnya Hypermart Matahari, yaitu konsep Mega M.

Gerai pertama dari konsep Mega M ini dibuka di Pluit, dan kemudian berekspansi ke Lippo Karawaci, Kedung Badak Bogor, THR Surabaya sampai ke Batam. Konsep baru diperkenalkan pada tahun 2003 dengan pendirian Market Place. Toko ritel tersebut didirikan pertama kali di WTC Serpong, dan berkembang ke Metropolis, Kelapa Gading, Eka Lokasari Bogor samapi ke Pakuwon Surabaya.

Gerai pertama Hypermart Matahari dibuka pada tahun 2004 di WTC Serpong. Konsep belanja nan diusung ialah "Muraah Banget". Pelanggan bisa menikmati berbelanja dengan suasana nan nyaman. Hypermart Matahari ini berkembang hingga hampir ke seluruh pelosok di Indonesia.

Ide dasar dari pendirian Hypermart Matahari ini ialah menyajikan loka belanja dengan koleksi barang nan lebih lengkap.
Market Place pertama nan berlokasi di WTC Serpong pun dipandang mampu buat bertransisi dari supermarket menjadi hypermarket. Maka Market Place nan merupakan hypermarket Matahari pertama pun berganti nama menjadi Hypermart Matahari dan beroperasi pada 22 April 2004.

Pelanggan pun menyambut positif konsep nan diusung oleh Hypermart Matahari. Gerai Hypermart Matahari terus bertambah, dalam jangka waktu empat tahun sudah memiliki 47 gerai. Dan tahun 2012 ini Hypermart Matahari sudah akan membuka gerai ke 50.
Hypermart Matahari dan Hypermarket di Indonesia
Hypermarket-hypermarket nan telah beroperasi di Indonesia, di antaranya adalah: Alfa, Lotte Mart (sebelumnya Makro), Carrefour (hasil merger antara Carrefour dan Continent), Giant, Hypermart Matahari, The Club Sore dan Indo Grosir.

Seluruh hypermarket ini berlomba menawarkan harga dan pelayanan nan paling murah, serta pilihan barang nan lengkap kepada konsumennya. Ketika Makro mulai beroperasi pada tahun 1992, masyarakat tak langsung menyerbu buat membeli, sebab letaknya jauh di pinggir kota, hanya menjual dalam partai besar dan pembeli pun harus membayar iuran anggota.

Pada awalnya Carrefour juga berdiri di pinggir kota, namun dengan cepat Carrefour mendirikan hypermarket-hypermarketnya di tengah kota, seperti Kuningan, Cempaka Putih, Senayan dan Mangga Dua.
Adanya persaingan bebas mengakibatkan ketentuan nan mengatur toko grosir harus berlokasi di pinggiran kota menjadi tak berlaku lagi.

PT Hero Supermarket Tbk. Bekerjasama dengan Dairy Farm mendirikan Giant, dikarenakan Hero merasa sudah saatnya buat membuat hypermarket setelah pasarnya nyaris habis digerogoti oleh Carrefour. Lokasi Giant lebih terpusat di pinggiran kota, kecuali gerai terbarunya nan terletak di Plaza Semanggi. Berbeda dengan hypermarket lainnya, Giant menonjolkan perbedaan makna pasar tradisional dalam hypermarket modernnya.

Alasan mengapa hypermarket begitu memukau dan menyedot konsumen berdatangan di antaranya ialah loka nan nyaman (sejuk, higienis dan luas), lokasi strategis, harga bersaing dan banyaknya pilihan produk. Pilihan produk Carrefour sekitar 37 ribu item produk, Hypermart Matahari 30 ribu, Makro 10 ribu dan Giant bahkan mencapai 50 ribu item.

Hypermarket merupakan one stop shopping menyediakan mulai dari keperluan dapur hingga furnitur, kebutuhan rumah tangga hingga perlengkapan kantor, produk fashion ataupun barang-barang elektronik. Selain itu rata-rata gerai juga membuka pusat jajan, contohnya Carrefour dengan snack corner-nya nan membuat konsumen betah berlama-lama. Beberapa hypermarket juga membuka layanan antar (delivery service) sehingga konsumen benar-benar terpuaskan.



Persaingan Antara Supermarket dan Hypermarket

Tingkat pendapatan perkapita merupakan pengukur bisnis ritel. Jika pendapatan per kapita pendudduk meningkat maka bisnis ritel akan berkembang. Sedangkan faktor nan mempengaruhi perkembangan bisnis ritel ialah perubahan lingkungan bisnis. Karena bisnis ritel ini memiliki ciri net profit margin rendah dan fixed cost nan tinggi, sehingga bisnis ini sangat sensitif terhadap gejolak perubahan volume dan nilai penjualan.

Pertumbuhan hypermarket nan fenomenal (15% per tahun) menjadikan pertumbuhan supermarket tertinggal jauh (6% per tahun). Pemasok dan produsen khususnya nan berskala kecil terjepit sebab hypermarket mempunyai kekuatan jaringan nan bisa mendikte harga dan waktu pembayaran.

Distributor juga kewalahan sebab hypermarket biasanya langsung membeli produk ke produsen. Maka dari itulah seharusnya ada undang-undang nan mengatur setidak-tidaknya ialah 4 poin, yaitu zonasi, harga, jam buka dan permodalan. Penataan zonasi antara lain meliputi anggaran bahwa seharusnya hypermarket berdiri di pinggiran kota sehingga tak menggerogoti penguasaan supermarket.

Seperti halnya supermarket, hypermarket juga menyediakan kebutuhan barang rumah tangga, termasuk sembilan bahan pokok eceran, tetapi di dalamnya memiliki perpaduan dengan barang serba ada dengan manajemen pengelolaan tunggal. Dibandingkan dengan supermarket, hypermarket mempunyai keunggulan, mulai dari produk ragam, pasokan, volume, hingga harga nan lebih bersaing.

Industri retail ini merupakan struktur market Monopolistic Competition karena: (1) ada banyak penjual dan pembeli, (2) setiap perusahaan menyediakan produk nan berbeda-beda, dan (3) adanya free entry buat masuk dan keluar dari industri ini.

Pada tahun 2002 hypermarket membukukan pangsa penjualan 3%, kemudian naik secara berturut-turut menjadi 5% pada tahun 2003 dan melonjak menjadi 7% pada tahun 2004. Pertambahan hypermarket di Indonesia cukup pesat, pada tahun 2003 berjumlah 43 unit, naik menjadi 68 unit pada tahun 2004 dan diperkirakan akan mencapai 100 unit pada akhir tahun 2005. Sedangkan supermarket hanya bertambah 60 unit pada tahun 2004.

Seiring dengan berkembangnya zaman, segmen konsumen pun semakin beragam. Hal ini disebabkan generasi baby boomers nan menjadi segmen tunggal dalam bisnis ritel tahun 1970-1980 semakin tua. Sehingga konsumen bisnis ritel primer saat ini sudah beralih ke generasi baru yaitu generasi X.

Generasi X lebih rasional dan tegas dalam memutuskan belanja, dan menginginkan layanan terbaik. Generasi ini tak loyal berbelanja di satu perusahaan ritel, sebab sebagai kaum pekerja generasi ini mempunyai kemampuan finansial buat berpindah-pindah loka belanja.

Pola belanja kelas menengah Indonesia cenderung berbelanja bulanan di hypermarket, belanja mingguan di supermarket dan belanja sehari-hari di minimarket. Selain itu generasi X memiliki kesamaan buat memanfaatkan kegiatan belanja sebagai kesempatan buat melepas rutinitas kerja dan rekreasi bersama keluarga.

Dengan begitu banyaknya hypermarket di Indonesia, maka Hypermart Matahari merasa tertantang buat menjadi market leader hypermarket pada tahun 2014.