Cerita Penuh Pelajaran di Balik Kegelapan

Cerita Penuh Pelajaran di Balik Kegelapan

Global malam identik dengan hal-hal negatif nan menyesatkan. Sama seperti gelap malam nan dapat menyesatkan siapa pun di dalamnya. Keidentikan malam dan gelap dengan ketersesatan memang seperti malam dengan kegelapan itu sendiri.

Tetapi apakah global di malam hari itu memang begitu menyeramkan? Bukankah orang muslim malah diperintahkan buat menghidupkan sepertiga malam? Lalu malam nan seperti apa nan menyesatkan itu? Kehidupan malam nan seperti apa nan dilarang itu? Bagaimana kalau memang bekerja di malam hari dan pekerjaan itu masih belum dapat ditinggalkan sebab tak ada pilihan?



Setelah Matahari Menghilang

Di saat sebagian besar masyarakat tertidur, menyiapkan tenaga buat keesokan harinya, dunia malam akan terus bergeliat. Menyuguhkan hal-hal menarik bagi sebagian orang nan tak akan ditemukan bila matahari masih berada di langit.

Dunia di malam hari itu ibarat ibu nan merangkul anak-anaknya dalam kenyamanan. Menyediakan berbagai fasilitas nan membuat anak-anaknya nyaman dan betah buat berlama-lama bersamanya. Ketiadaan sengatan matahari semakin menambah gairah buat merambah denyut malam nan masih menyisakan bulir-bulir kehidupan.

Dunia di malam hari itu juga ibarat candu. Sebuah candu nan meski tak baik bagi kesehatan dan cenderung menyakitkan, namun tetap membuat para penikmatnya ketagihan. Global gemerlap malam benar-benar kenyataan dalam kehidupan sosial masyarakat. Seakan bintang-bintang bertaburan di langit dijadikan saksi betapa hati telah sangat terikat dengan apapun nan ditawarkan oleh gelap malam hari itu.

Hati nan merasa tidak sanggup bermain dan berakrab dengan sinar mentari. Hati nan lebih merasa senang ketika berada di antara orang-orang nan lupa dengan dirinya sendiri sebab terpengaruh oleh minuman beralkohol dan makanan haram nan membuat tubuh membesar dan perut membuncit.

Hati merasa sangat bahagia berjumpa dengan teman-teman nan hanya tertarik dengan isi dompet. Teman nan tidak akan mendekat manakala kesedihan dan kemalangan menghampiri diri. Teman nan tidak akan mengenali siapa nan pernah singgah di kehidupannya sebab malam telah menghalangi penglihatannya.



Dunia Malam Versi Moammar Emka

Dunia gemerlap malam di Jakarta, misalnya. Global lain di malam hari di Jakarta telah menginspirasi seorang Moammar Emka buat menulis sebuah buku nan menceritakan Jakarta dengan seluk beluk "kegelapan" global malamnya. Buku nan cukup fenomenal di zamannya itu berjudul Jakarta Undercover. Sebuah novel perjalanan Moammar Emka dalam menjelajahi global generlap malam ibukota nan berkonotasi begitu tidak menyenangkan sebenarnya.

Ketika menulis bukunya tersebut, Moammar Emka langsung terjun ke "lapangan". Memperhatikan global tengah malam beserta para pelakunya nan beraneka rupa, watak, dan kepentingan. Selama beberapa saat, Moammar Emka jadi salah satu penikmat angin malam ibukota.

Semua itu dilakukannya agar dia tahu betul bagaimana kehidupan malam di ibukota nan menurut sebagian orang fana. Dia meleburkan hati, jiwa, dan raganya demi pembuatan satu buku nan cukup berani dan cukup menghentakkan pemikiran banyak orang walaupun sebenarnya mereka sudah tahu tetapi belum mampu membuktikannya.

Tak dapat tutup mata dan telinga, global generlap tengah malam memang ada. Global malam ialah fenomena. Ia menyuguhkan hal "baru" dan bisa membuat orang nan tak terbiasa memicingkan mata karenanya. Hal nan tabu menjadi biasa saja. Norma-norma keagamaan sebatas "mitos".

Miris dan terkesan menghakimi, tapi memang hal itulah nan terjadi. Orang awam nan tidak pernah berpikir memasuki global tersebut akan berpikir apa nan telah membuat banyak orang merasa sangat senang dengan global nan begitu mengerikan itu.

Sudah banyak feature di berbagai media nan membahas betapa "uniknya" global bergelimang kenikmatan semu nan hanya ditemukan di tengah malam itu. Keunikan nan dimiliki global di malam hari itu bukan sebab "kegelapan" alami nan dimilikinya, melainkan sebab berbagai hal.

Seperti berbagai pekerjaan nan justru memulai jam kerjanya di atas jam 10 malam dan "pulang kantor" saat azan subuh hampir dikumandangkan. Sebuah jam kerja nan aneh tetapi ada serta nuansa-nuansa berbau hura-hura nan selalu menempel pada global seperti itu. Malam ibarat perangko dengan amplopnya bila dikaitkan dengan kehidupan orang-orang nan mementingkan apa nan ada di perut dan organ nan ada di bawah perutnya.

Hal positif dan negatif selalu ada di setiap aspek kehidupan manusia. Begitupun, nan terjadi dengan global gemerlap malam. Kepercayaan seperti itu seolah membawa angin segar bagi pelaku global gemerlap nan baru dimulai pada waktu menjelang malam nan terlanjur dicap "tidak baik".



Cerita Penuh Pelajaran di Balik Kegelapan

Di balik kesan-kesan "menyeramkan" dari global malam, nyatanya global gemerlap malam menyuguhkan cerita-cerita penuh pelajaran nan hampir tak bisa ditemukan di sekolah ataupun bangku kuliah. Khususnya, bagi mereka nan bekerja di malam hari.

Misalnya, para pekerja global gemerlap malam nan banyak ditemukan di tempat-tempat hiburan malam, seperti diskotek dan tempat-tempat nan disebut kafe. Tidak semua di antara mereka ikut-ikutan menjadi "gelap". Ada di antara para pekerja itu nan justru sangat mencintai malam sebab ia sangat mencintai pekerjaannya.

Sebuah pekerjaan nan ia butuhkan buat bisa membahagiakan dan memenuhi kebutuhan hayati keluarga, anak, bahkan kedua orangtuanya. Sebuah pelajaran hayati tentang pengorbanan. Tentang keterpaksaan nan akhirnya harus dilakukan demi orang-orang terkasih. Uang dari global malam nan gelap itu, justru menjadi penerang bagi orang-orang tersayang nan membutuhkan.



Malam – Pelabuhan Hati Kepada Sang Khalik

Dunia tengah malam sudah seperti pelarian. Pelarian dari berbagai permasalahan hayati nan akan terlihat tenang justru ketika malam datang. Malam seolah memiliki kekuatan magis nan dapat menyihir siapapun buat sejenak melupakan permasalahan hidup. Global malam akhirnya hadir atau justru diciptakan sebagai pemenuh kebutuhan bagi mereka nan merasa penat dengan siang.

Malam dianggap sebagai satu waktu ternyaman nan tidak akan meneteskan bulir-bulir keringat. Malam dengan angin nan berhembus menyapu hati bahkan jiwa itu membuat banyak orang terlena dan tidak mampu bergerak buat menjauh dari hal-hal nan tidak diinginkan oleh siapapun nan masih ingat bahwa hayati ini bukanlah hanya mencari kebahagiaan semu.

Bahkan setelah kematian pun, masalah itu bukannya berakhir. Kematian ialah awal mempertanggungjawabkan semua nan telah diperbuat di dunia. Sangat salah ketika ada nan mengatakan kalau kematian ialah epilog lembar penderitaan. Kematian malah dapat menjadi gerbang penderitaan tiada akhir kalau ketika masih bernyawa, nyawa itu tidak dimanfaatkan buat hal-hal nan baik nan akan tercatat sebagai amal ibadah tiada terputus.

Seharusnya setiap orang berpikir buat tak wafat sebelum melakukan hal terbaik nan dapat dilakukan. Jangan meminta wafat sebelum amal nan dibutuhkan sebagai mitra di kubur terlihat menggunung dan hati sangat tabah menghadap Sang Pencipta Kehidupan. Saat kehidupan malam nan dikejar, kebermanfaatan waktu dapat berkurang sebab apa nan dilakukan lebih mengarah ke perbuatan pembangkangan terhadap tujuan penciptaan.

Lain kalau waktu malam itu dimanfaatkan buat menjadi seperti seseorang nan akan wafat keesokan harinya. Malam nan penuh zikir dan malam nan penuh aktivitas menundukkan hati kepada Sang Maha Penyayang. Malam ialah waktu terbaik melabuhkan semua masalah dan memikirkan solusi nan dapat diambil buat memecahkan masalah demi masalah.

Kehidupan ini bergaul dengan sangat akrab dengan berabgai masalah. Ketika masalah satu terasa tidak terpecahkan, letakanlah maslaah itu di nampan cinta Ilahi. Lihatlah masalah itu tak lebih besar dari Sang Pemberi solusi.

Dia niscaya tahu mana masalah nan dapat diatasi oleh seorang umat dan mana masalah nan sekiranya tidak akan mampu dipecahkan oleh uamt tersebut. Penciptaan ini tidak terhindar dari masalah sebab lewat masalah itu Sang Maha Penyayang menyeleksi siapa saja yanga berhak atas nikmat surga tiada akhir dan siapa saja nan tidak lulus ujian.

Memang tak mudah buat lulus dari setiap dera masalah, baik masalah kecil maupun masalah nan besar. Tetapi jalan menjadi nan terbaik telah diberi tuntunan nan tepat agar setiap orang dapat memilihnya dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan nan telah diidamkan selama-lamanya.

Semua kegelisahan hati, curahkanlah ketika malam hari. Jadikan global malam nan terindah dengan aktivitas hati nan sebenarnya dan bukan aktivitas fisik nan hanya akan melelahkan hati.