Menulis Cepat

Menulis Cepat



Hambatan Menulis Cerpen

Cerpen alias cerita pendek merupakan salah satu bagian dari karya sastra nan banyak diminati banyak pihak. Dibanding puisi, karya sastra ini masih lebih disukai kalangan umum. Salah satu nan menjadi alasan ialah kerumitan gaya bahasa puisi nan sulit dipahami ketimbang cerita pendek.

Bagi Anda para peminat tulisan cerpen, ada banyak alasan nan terkadang menyebabkan tulisan cerita pendek Anda tak selesai atau pun tak terbuat sama sekali. Salah satu alasan nan paling sering diungkapkan oleh para penulis mula ialah sulitnya menemukan ide cerita pendek, dari mana hendak memulai dan kesulitan mengakhiri cerita tersebut.

Kendala-kendala ini pada gilirannya akan menyebabkan cerita-cerita pendek nan dibuat tergantung beberapa paragraf saja, tanpa pernah berusaha kembali buat menyelesaikan. Penulis nan baik ialah mereka nan bertanggung jawab terhadap apa nan ditulisnya. Artinya ia tak menelantarkan tulisannya begitu saja dengan alasan nan sebenarnya dapat dicarikan jalan keluar.

Ada juga orang nan selalu mengkambing hitamkan mood dalam penyelesaian tulisannya, seolah-olah ia bercuci tangan terhadap penyelesaian tulisannya jika si mood nan dimaksud ini tidak datang. Ada juga orang nan merasa kesulitan mengembangkan sebuah paragraf cerita. Ia terhenti pada sebuah paragraf dan sejenak merasa bosan sendiri dengan ide dan sesuatu nan sedang ditulisnya. Akibatnya apa nan ia tulis pun lagi-lagi berakhir sampai di situ. Potongan-potongan paragraf itu pun akhirnya semakin banyak terkumpul pada file-file komputer si penulis.



Teknik Mengatasi Kebuntuan Menulis Cerpen

Padahal ada banyak cara nan dapat dilakukan para penulis buat bisa menyelesaikan cerita-cerita pendek nan sedang ia garap. Dimana ada kemauan di situ niscaya ada jalan. Yang terpenting bagi seorang penulis sebenarnya ialah ketekunan dan kesabaran dalam menjalani proses, serta upaya kreatif nan dilakukan buat mengatasi hambatan-hambatan nan dilaluinya.

Berikut sedikit cara nan bisa dilakukan buat mengatasi kebuntuan dalam menulis cerita-cerita pendek;

Jika Buntu, Endapkanlah Hingga Masak

Sebetulnya betul nan sudah dilakukan oleh sebagian orang, bahwa saat ia mengalami kebuntuan dalam menulis sebuah cerita, silahkan endapkan dan tinggalkan dulu tulisan tersebut. Namun disparitas bagi orang-orang nan akan berhasil dengan mereka nan tak berhasil ialah penyikapan setelah itu.

Mereka orang-orang nan berhasil setelah meninggalkan tulisannya selama beberapa waktu, maka mereka akan kembali menjenguknya. Menjenguk tak asal menjenguk, namun mereka membawa ide-ide segar buat menyelesaikan cerita-ceritanya. Dan ini nan tak dilakukan oleh orang-orang nan tidak mau maju.

Bumi dan Segala Isinya ialah Ide

Salah satu alasan nan sering kita dengar dari orang nan enggan memulai tulisannya ialah sulit menemukan ide. Benarkah alasan ini? Bagi orang-orang kreatif, apa pun itu dapat dijadikan sebuah ide. Pengalaman pribadi, syair lagu, warta di koran, mimpi, berjalan di pasar, sms, bermain Facebook, membaca buku dan lain-lain.

Banyak sekali cara-cara nan dapat dilakukan oleh seseorang buat bisa memperoleh ide cerita. Yang paling mudah buat dijadikan ide cerita-cerita nan akan Anda tulis ialah sesuatu nan paling dekat dengan diri Anda.

Mulailah dari sana. Baik itu kondisi lingkungan loka tinggal, keluarga maupun pengalaman pribadi nan sangat-sangat berkesan bagi diri Anda. Ambillah hal nan paling menarik dari semua itu. Lalu jadika tema buat sebuah tulisan Anda. Atau melalui sebuah lirik lagu. Lirik lagu tidak ubahnya kisah cerita, Anda juga dapat membuat sebuah ide menarik tentang tulisan Anda melalui sebuah lirik lagu.



Menulis Cepat

Anda pernah merasa muak ketika akan membuat cerita-cerita pendek? Perasaan muak ini dapat membuat kita kehilangan semangat buat melanjutkan tulisan. Selain itu juga ada nan mengalami kebingungan melanjutkan cerita. Cerita nan sudah kita mulai beberapa seperti tak dapat dilanjutkan ke mana-mana. Segalanya tiba-tiba mandek, tak jelas, atau kehilangan fokus, atau penulisnya sendiri kehilangan mood buat melanjutkannya.

Apakah Anda juga mempunyai pengalaman seperti itu? Anda sendiri kehilangan mood dan ketertarikan pada cerita-cerita Anda ketka baru menuliskannya beberapa halaman? Atau Anda bingung mengatur waktu Anda? Anda merasa tak punya waktu menulis?

Di antara perkara nan membuat orang tersendat-sendat, ada dua hal nan sering kali terjadi, yaitu perkara mood dan tak adanya waktu buat menulis.keduanya merupakan alasan nan tak masuk akal.

Mood sebenarnya hanyalah alasan buat berhenti menulis bagi orang-orang nan tak terampil menulis. Jika Anda terampil menulis, jika Anda menulis cepat, Anda tak akan pernah mengeluh atau melenguh soal mood . Di samping itu, mood ialah melulu soal pikiran, seperti juga hal-hal lain. Jika menanamkan berpretensi baik di dalam pikiran Anda bahwa saai ini mood Anda sedang bagus-bagusnya buat menulis, maka Anda niscaya akan menulis. Jika Anda perpikiran baik bahwa Anda harus tetap menulis dalam suasana hati seperti apa un, maka Anda niscaya akan terus menulis.

Itu pendapat soal mood . Soal tak ada waktu buat menulis? Jika Anda punya waktu buat jalan-jalan, buat jajan, buat menonton televisi berjam-jam, Anda seharusnya punya waktu buat menulis. Anda dapat jajan di mana saja dan kapan saja. Anda pun dapat menulis di mana saja dan kapan saja.

Seorang penulis nan baik biasanya juga pencatat nan baik. Mereka mencatat hal-hal krusial nan mereka dapatkan dari bacaan. Mereka mencatat kejadian-kejadian nan menarik perhatian mereka. Mereka mencatat kejadina-kejadian nan menarik perhatian mereka. Mereka mencatat di mana saja. Mungkin di kafe, mungkin di warung makan, mungkin di tepi jalan. Karena itulah soal sempitnya waktu rasanya tak masuk akal. Hal nan lebih masuk akal sebagai alasan kenapa kita gagal menulis ialah tak adanya kamuan nan kuat.



Jangan Menulis Sekaligus Mengedit

Satu lagi trik dapat menulis cerita-cerita pendek ialah jangan menulis sekaligus mengeditnya. Kenapa Anda sering menghapus kalimat-kalimat nan sudah Anda tulis? Kenapa Anda sering berhenti dan bengong lama sekali di depan mesin tulis? Apakah Anda ingin menghasilkan tulisan nan sangat bagus saat itu juga? Anda menulis sambil mengedit, Anda menuangkan isi pikiran dan sekaligus menyensornya. Karena itulah Anda merangkak lambat sekali.

Ketika sedang menulis, sering tanpa sadar kita melakukan dua pekerjaan secara bersamaan. Dua pekerjaan itu ialah memproduksi tulisan dan mengedit. Mengerjakan sua hal sekaligus ini membuat Anda menulis secara tersendat-sendat dan tak maju-maju. Mungkin terlalu sering Anda menghapus lagi kalimat-kalimat nan sudah Anda tulis. Mungkin Anda menghabiskan waktu lama di depan laptop dan hanya menghasilkan sedikit tulisan.

Sebuah tulisan atau certa-cerita pendek nan baik, Anda tahu, selalu dihasilkan melalui dua tahap. Termin pertama ialah menuangkan isi pikiran. Termin kedua berulah editing.Pisahkan keduanya, jangan menulis dan mengedit secara bersamaan.

Tumpahkan saja terlebih dulu semua gagasan nan menyumpal di kepala Anda. Jangan pedulikan apakah susunan kalimatnya bagus atau buruk. Kita tak bicara tentang estetika dalam proses memproduksi gagasan ini. Di termin ini nan lebih krusial bagi Anda ialah menumpahkan semua nan ingin Anda sampaikan. Anggap saja Anda akan memasak sesuatu dan sekarang sedang berbelanja. Atau jika Anda membayangkan diri Anda seorang tukang bangunan, anggap Anda sedang mengumpulkan pasir, batu-batuan, dan semen buat membangun gedung.



Mengkongkretkan Konsep-Konsep Abstrak

Kita seringkali menjumpai tulisan nan samar-samar dan mungkin ditulis oleh penulis nan malas. Tulisan atau cerita-cerita nan samar-samar mendikte pembaca dengan cara memenuhi ceritanya dengan konsep-konsep abstrak. Para penulis malas ini bahagia sekali menggambarkan hal-hal nan generik dengan cara nan itu-itu saja, seperti berikut ini;

  1. Tengah hari nan sangat terik. Matahari memancarkan cahayanya nan panas sekali. Mereka tak suka menulis kalimat nan lain, misalnya Matahari memanggang punggungku seperti setrika panas .
  1. Jika nan ditulis ialah panorama senja, maka selalu dikatakan bahwa suasana temaram dan mataharinya turun perlahan-lahan di ufuk barat. Seolah-olah tak ada cara lain buat menggambarkan senja selan dengan cara itu.
  1. Jika menyebut-nyebut tentang kamar atau ruangan, niscaya harus diikuti kata pengap. Karena itu banyak penulis nan selalu menuliskan kalimat-kalimat semacam ini, Ia memasuki sebuah ruangan nan pengap . Dalam pergulatan artistik nan malas, sebuah ruangan tampaknya harus selalu pengap. Yang tak pengap niscaya bukan ruangan.

Mengkongkretkan konsep-konsep abstrak seperti cinta, benci, dendam, sedih, frustasi, marah, dahsyat, cantik, pengap, dan sebagainya, pada intinya ialah mencari pengucapan tak langsung terhadap sebuah konsep, dan ini memerlukan detail nan cermat, ingatan nan baik atas kejadian-kejadian, dan kepekaan terhadap keseharian.

Anda dapat mendeskripsikan tentang pengap tanpa menggunakan kata itu sama sekali. Anda dapat melukiskan cinta tanpa menggunakan kata itu sama sekali. Anda dapat menyampaikan hati nan pedih tanpa menggunakan kata pedih sama sekali.