Fungsi Estetik Sandang Adat Indonesia

Fungsi Estetik Sandang Adat Indonesia

Sandang adat Indonesia ialah kelengkapan nan dipakai oleh seseorang, khususnya Indonesia nan menunjukkan pandangan hidup kebudayaan masyarakat Indonesia. Sandang adat Indonesia tersebut bermacam-macam sinkron dengan daerah nan ada di Indonesia.

Pakaian adat Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan nasional nan bersifat khas dan bermutu dari suku bangsa nan ada di Indonesia. Kekhasan tersebut dalam pandangan Ki Hajar Dewantara dianggap sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah nan bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga.

Pada mulanya, baju berguna buat menutupi atau melindungi bagian tubuh nan rentan terhadap lingkungan sekitar, baik pelindung dari terik maupun dari dingin nan mencekam. Namun seiring berjalannya waktu, baju pun dijadikan sebagai kelengkapan buat mengetahui status sosial, budaya, dan kondisi wilayah eksklusif sehingga muncullah baju adat Indonesia nan beragam.

Selain buat pengamanan jasmaniah, terdapat pula fungsi-fungsi menurut pesan-pesan nilai budaya nan terkandung di dalam baju adat Indonesia, nan berkaitan pula dengan aspek-aspek lain dari kehidupan berkebudayaan. Pemahaman nilai budaya nan dipesankan itu biasanya lahir melalui simbol-simbol dari berbagai macam hias baju adat Indonesia dari suatu masyarakat. Misalnya saja masyarakat suku Tolaki nan telah terhimpun dalam masyarakat kerajaan Konawe dan Mekongga, sudah tentu baju adat tradisional sejak saat itu mengandung fungsi religius di samping fungsi-fungsi lainnya.

Bahkan secara keseluruhan, masyarakat Sulawesi Tenggara menerima pengaruh dari berbagai kebudayaan luar, baik dari luar daerah maupun dari luar negeri. Dari arti simbolik nan dikandung oleh baju adat Indonesia tradisional sekaligus mengungkapkan bahwa warna, bentuk dan letak serta cara pemakaian baju adat Indonesia itu mengandung fungsi-fungsi etika, estetika, religius, sosial dan simbolis.

Pada umumnya, baju adat Indonesia itu tak hanya berfungsi tunggal, bahkan biasanya berfungsi jamak. Terutama pada baju adat upacara, terkandung berbagai fungsi praktis di dalamnya. Fungsi-fungsi baju adat Indoensia tersebut antara lain ialah :



Pakaian Adat Indonesia - Fungsi Krusial Sandang Adat

Pakaian adat Indonesia memliki fungsi nan beragam. Tidak hanya berfungsi sebagai pelindung atau sekedar bukti diri dari sebuah daerah di Indonesia saja. Fungsi baju adat Indonesia lebih dari itu, tetapi lebih menunjukkan unsur kekentalan budaya masing-masing. Berikut beberapa fungsi dari baju adat Indonesia, dari segi etik hingga simbol:



Fungsi Etik Sandang Adat Indonesia

Pakaian adat Indonesia mempunyai ketentuan-ketentuan pemakaiannya. Misalnya, macam baju nan boleh dipakai oleh para pejabat, bukan pejabat, nan bangsawan dan rakyat biasa. Pemakaian baju adat merupakan salah satu kode etik nan sudah ada ketentuan pemakaiannya menurut daerah khas masing-masing. Misalnya memiringkan songkok, menyelempangkan sarung dan menghadapkan hulu keris ke perut sendiri, atau berpakaian adat dengan kepala terbuka.Pemakaian baju adat Indonesia sinkron tatakrama penggunaannya dipandang baik dan sopan.

Contohnya, pada masyarakat Tolaki, berpakaian adat di rumah walaupun sederhana asalkan higienis dan menutup aurat menunjukkan fungsi etik, sedangkan bersepatu atau beralas kaki di dalam rumah ialah hal nan dianggap tak sopan.Contoh lain nan menunjukkan fungsi etik baju adat Indonesia ialah baju penghulu nan terdapat di ranah Minang. Tidak semua orang bisa memakai baju kebesaran adat Minangkabau ini.

Di samping itu, baju tersebut bukanlah baju harian nan seenaknya dapat dipakai oleh seorang penghulu, melainkan sinkron dengan tata cara nan telah digariskan oleh adat.

Kelengkapan lain nan mendukung pakaian adat Indonesia pun hendaknya dikenakan sinkron dengan ketentuan adat masing-masing sebab menggunakan perangkat adat dengan tak tepat sama halnya dengan tak mengenal kebudayaan nasional negeri kita.



Fungsi Estetik Sandang Adat Indonesia

Keindahan baju adat Indonesia, baik oleh bentuknya maupun rona dan hiasan-hiasannya sangat menjadi perhatian. Ditambah dengan pemakai alat perhiasan nan beraneka bentuk dan rona nan bertujuan buat menciptakan estetika nan sedap dipandang mata.

Apalagi dengan perhiasan terbuat dari emas dan perak bagi kaum wanita, atau kopiah berhias bagi kaum pria, salah satu fungsi utamanya ialah buat menambah rasa keindahan, baik oleh pemakai maupun nan memandangnya. Demikian halnya dengan penggunaan ikat pinggang dari logam di kalangan wanita remaja, lebih menonjolkan fungsi estetik dibandingkan dengan fungsi lainnya.



Fungsi Religius Sandang Adat Indonesia

Seperti nan kita ketahui, Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku dan budaya. Yang pasti, di dalamnya pun terdapat bermacam-macam ajaran agama. Oleh sebab itu, baju adat Indonesia pun mayoritas menunjukkan perbedaan makna religius nan bertendensi buat menjalankan syariat agama tertentu. Sebagai contoh, baju adat Jawa Barat nan berupa jas takwa, kain dodot, celana panjang, dan bendo (penutup kepala) muncul bertolak dari pencerahan religius agama Islam nan beredar di wilayah tersebut.

Ajaran Islam buat menutup aurat perempuan nan menyebar secara luas di wilayah Indonesia diaplikasikan ke dalam bentuk baju adat Indonesia jenis pakaian kurung (Minangkabau dan Aceh), kebaya (Jawa Barat), serta penggunaan kain kudung dan karembong (untuk wilayah Sumatera dan Jawa).



Fungsi Sosial Sandang Adat Indonesia

Penentuan bentuk dan rona baju adat Indonesia buat tiap taraf kemasyarakatan pemakai ialah suatu bukti diri nan biasanya telah dibakukan oleh masyarakat adat tertentu. Misalnya baju pejabat, pejabat keagamaan, baju golongan atas, golongan tengah, dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan itu menunjukkan kedudukan sosial kemasyarakatan warga pemakai baju adat tradisional.



Fungsi Simbolik Sandang Adat Indonesia

Pada baju adat Indonesia nan biasa dikenakan saat upacara pernikahan ialah suatu simbol idaman orang tua dan keluarga kiranya rumah tangga baru itu akan tumbuh menjadi rumah tangga sejahtera dan bahagia. Oleh sebab itu, pengantin disimbolkan sebagai raja sehari.

Selain itu, ada juga fungsi lain dari baju adat Indonesia nan secara simbolik melambangkan makna tertentu. Sebagai contoh, kain songket nan dihasilkan oleh perempuan-perempuan penenun di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Sumbawa ini biasanya membedakan antara kain nan digunakan oleh gadis atau perawan dengan kain nan digunakan oleh wanita nan sudah menikah.

Hal tersebut juga berlaku buat baju adat Indonesia lainnya nan tak menggunakan kain songket. Biasanya, baju adat Indonesia nan digunakan gadis perawan akan lebih berwarna-warni dibandingkan dengan perempuan nan sudah menikah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan nan sudah menikah tak lagi punya daya tarik dan harus menutup diri buat memikat versus jenisnya dengan menggunakan baju nan tak mencolok atau berwarna-warni.



Faktor Pembentuk Sandang Adat Indonesia

Pakaian adat Indonesia muncul disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi aspek geografis, budaya, dan agama. Kondisi geografis di wilayah eksklusif akan berpengaruh terhadap baju adat tertentu. Misalnya, wilayah nan keadaan geografisnya menunjukkan suhu udara nan tinggi biasanya membentuk baju adat nan lebih tertutup daripada baju adat dari wilayah dengan suhu udara nan rendah.

Aspek budaya pun berpengaruh terhadap jenis-jenis baju adat Indonesia. Sebagai contoh, pakaian penghulu dari Minangkabau nan berwarna hitam menunjukkan lambang kepemimpinan. Selain itu, kelengkapan lain berupa keris pun tak diperkenankan dipakai oleh nan bukan penghulu. Pemakaian keris ini mengandung makna bahwa seorang penghulu harus berpikir terlebih dahulu jika melakukan sesuatu, serta jangan cepat marah dalam menghadapi persoalan.

Terakhir, aspek agama nan juga berpengaruh terhadap karakter pakaian adat Indonesia. Aspek ini sangat berpengaruh sebab masyarakat Indonesia terkenal dengan sifat religius nan juga terdapat dalam sila pertama Pancasila. Oleh sebab itu, tak heran apabila baju adat Indonesia mayoritas lebih tertutup dibandingkan baju adat negara lain.