Aneka Seni Gelas Kaca

Aneka Seni Gelas Kaca

Anda tentunya niscaya sering menggunakan gelas dalam kehidupan sehari-hari. Gelas nan kita gunakan tentunya mempunyai berbagai kegunaan sinkron dengan fungsi gelas tersebut. Pada dasarnya berbagai jenis gelas terbuat dari bahan kaca nan dibentuk sinkron dengan keinginan kita. Jika dibandingkan dengan benda padat lainnya, kaca nan menjadi bahan standar gelas ini terbilang unik sekali. Hal ini sebab hampir semua benda padat nan ada di global ini tak tembus cahaya. Benda padat mempunyai kerapatan molekul nan sangat kecil sehingga cahaya tak dapat tembus melalui benda tersebut.

Lalu, mengapa benda padat seperti gelas bisa tembus cahaya? Apakah bahan dari gelas tersebut sama dengan benda cair dan gas? Hal inilah nan membuat gelas disebut benda padat nan unik. Benda cair dan gas dapat tembus cahaya, sedangkan benda padat tidak. Benda cait dan gas memiliki molekul nan sangat longgar sehingga tembus cahaya dan molekul tersebut bisa bergerak secara bebas. Inilah mengapa air dan gas bisa tembus cahaya. Sementara itu, gelas dibuat dengan menggunakan bahan berupa pasir dan unsur kimia lainnya kemudian dipanaskan dengan suhu tertentu.

Proses peleburan pasir tersebut berlangsung sangat cepat sehingga ketika pasir tersebut meleleh, leburan pasir itu didinginkan dengan cepat. Karena proses pendinginan leburan pasir tersebut dilakukan dengan cepat maka molekul-molekul nan ada dalam gelas tersebut tak sempat merapat kembali seperti semula hingga menimbulkan ruang kosong nan ada di antara molekul-molekulnya. Inilah mengapa kaca berwarna bening dan tembus cahaya meskipun kaca termasuk benda padat.



Bahan dan Proses Pembuatan Gelas

Seperti kebanyakan jenis gelas lainnya, bahan buat membuat gelas atau kaca bisa dilakukan dengan mencampur semua bahan menjadi satu. Bahan-bahan tersebut di antaranya ialah pasir kuarsa, boraks (asam borat), soda abu (sodium karbonat), posfor pentaoksida, dolomit, feldspar, cullet, dan bahan stabiliser (kalsium karbonat, seng oksida, aluminium oksida, timbal oksida, dan barium oksida).

Selain bahan primer nan telah disebutkan di atas, ada bahan sekunder nan dipakai dalam pembuatan berbagai jenis gelas atau kaca, di antaranya adalah:

1. Refining agent (penghilang gelembung)

Bahan nan biasa digunakan dalam membuat gelas nan berguna buat menghilangkan gelembung-gelembung nan ditimbulkan dari proses peleburan bahan standar gelas sehingga pada saat pendinginan gelas tak ada gelembung nan terjadi. Bahan refining agent ini biasanya berupa sodium nitrat dan sodium sulfat.

2. Decolorant (penghilang warna)

Bahan nan bisa menghilangkan rona pada gelas nantinya. Penghilang rona ini biasanya akan bereaksi ketika ada senyawa oksida nan terdapat dalam bahan baku. Bahan nan bisa digunakan buat menghilangkan rona dalam gelas biasanya dipakai bahan berupa mangan dioksida, logam selenium, atau nikel oksida.

3. Colorant (pewarna)

Pewarna protesis nan digunakan pada bahan standar gelas sehingga gelas nan dihasilkan menjadi berwarna sinkron dengan nan diinginkan.

4. Opacifiers

Bahan nan terbuat dari fluorite, kriolit, sodium fluorosilika, timah fosfat, seng fosfat, dan kalsium fosfat.
Semua bahan standar dan bahan sekunder dicampurkan dalam proses pembuatan gelas.



Tahapan Pembuatan Gelas

Adapun tahapan nan biasa dilakukan dalam pembuatan gelas oleh industri gelas ialah sebagai berikut.

1. Persiapan Bahan Baku

Dalam pembuatan gelas ini, bahan standar nan harus disiapkan harus sinkron dengan dosis atau komposisi nan akan dibuat menjadi gelas. Sebelum dileburkan pada suhu nan sangat tinggi, bahan standar tersebut sebaiknya dilakukan penyaringan dan penggilingan sehingga bahan standar akan terpisah dengan berbagai kotoran nan tak dibutuhkan pada saat peleburan gelas. Pencapuran tersebut dilakukan terlebuh dahulu sebelum dipanaskan/dicairkan.

2. Proses Pencairan

Prose pencairan ini bahan standar sudah menjadi homogen. Artinya bahan standar dan bahan sekunder lainnya sudah diaduk campur menjadi satu. Apabila bahan standar sudah tercampur maka langkah selanjutnya ialah termin pencairan. Pencairan ini bisa dilakukan dengan cara memasukkan bahan standar tersebut ke dalam sebuah tungku nan sudah panas sekitar 1500 derajat Celsius. Ketika bahan standar dalam proses pencairan ini, semua partikel nan ada dalam bahan standar akan saling bereaksi satu sama lainnya. Tungku dalam proses pencairan ini dibagi menjadi 3 macam tungku , yaitu:

a. Pot furnance, yaitu tungku nan digunakan sebagai pembuatan kaca-kaca khusus. Kaca-kaca tersebut biasanya berupa kaca hias atau kaca optik. Tungku tersebut memiliki skala produksi nan kecil yaitu sekitar 2 ton. Tungku tersebut terbuat dari bahan bata silika-alumia (lempung) atau bahan platina.

b. Tank furnance, yaitu tungku buat mecairkan bahan standar gelas atau kaca dengan skala nan lebih besar sekitar 1300 ton bahan cairan kaca. Tungku ini terbuat dari bata tahan panas (refraktori).

c. Regenerative furnance, yaitu tungku nan berguna sebagai tungku daur ulang. Bahan bekas kaca atau gelas didaur ulang pada tungku ini sehingga menjadi kaca atau gelas baru.

3. Pembentukan bahan

Proses pembentukan ini merupakan termin selanjutnya setelah bahan standar mencair. Bahan tersebut dialirkan ke dalam alat-alat nan bisa membentuk kaca atau gelas sinkron dengan nan diinginkan. Proses pembentukan ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya ialah sebagai berikut.

a. Meniup bahan
Pada tahapan ini bahan cairan gelas ditiup dengan menggunakan alat khusus. Biasanya proses pembentukan ini dilakukan pada bahan buat membuat botol kaca, gelas kemasan, atau bentuk lainnya. Selanjutnya jika bahan kaca sudah terbentuk maka langkah selanjutnya ialah melakukan annealing. Proses annealing ini dilakukan dengan cara menahan kaca dengan waktu nan sudah ditentukan pada temperatur eksklusif buat menurunkan regangan internal. Setelah itu, kaca didinginkan sampai temperatur menurun suhunya.

b. Finishing
Tahapan ini dilakukan dengan cara mengontrol kualitas dari bahan kaca nan sudah jadi, apakah kaca tersebut kualitasnya baik atau buruk/gagal. Proses finishing ini dilakukan dengan cara cleaning (kebersihan), polishing (gosokan), cutting (pemotongan), enameling (pelapisan), dan grading (gradasi).



Aneka Seni Gelas Kaca

Seni membuat gelas kaca sudah ada sejak abad ke-17. Pada saat itu teknik dan teknologi pembuatan gelas atau kaca ini sudah diciptakan pada masa peradaban Islam. Pada abad tersebut teknik manipulasi dalam pembuatan seni kaca sudah dikuasai oleh para muslim. Hal tersebut kemudian berpengaruh pada peradaban Barat di Eropa. Peradaban barat menyerap teknik pembuatan kaca dari peradaban Islam.

Pada abad ke-9 M, global Islam sudah menemukan bentuk karakteristik khas dalam pembuatan kaca. Namun, global Barat seolah menutupi kemajuan Islam tersebut dengan cara menyembunyikan hasil-hasil karyanya di global Barat. Di samping itu, estetika seni kaca juga berdampak pada seni estetika gelas nan dihasulkan oleh muslim. Para pembuat jenis gelas muslim telah mengembangkan pembuatan gelas dengan corak dan gaya artistik khas nan selalu menonjolkan nilai-nilai keislaman.

Untuk itu, tidaklah salah jika seorang pemerhati seni seperti Elif Gokcidge menuangkan tulisannya mengenai estetika seni pembuatan kaca dan gelas nan dibuat oleh para muslim. Para artis muslim mengembangkan corak dengan menampilkan gaya imbas cameo atau batu berharga nan berlatar belakang rona lain.