Jenis Flora dan Fauna Raja Ampat

Jenis Flora dan Fauna Raja Ampat

Raja Ampat ialah loka wisata bahari nan sangat eksotik. Pesona alam bawah lautnya ialah nan terbaik nan pernah dimiliki di perairan nusantara. Raja Ampat ini berada di Kabupaten Sorong dan merupakan nama gugusan pulau-pulau nan tersebar di perairan di bagian "kepala burung" Pulau Papua.

Keindahan dan pesona bahari Raja Ampat ini masih sangat asri dengan terumbu karang nan memiliki koleksi terlengkap di dunia. Di Raja Ampat inilah terdapat lima ratus tiga puluh jenis terumbu karang terbaik di global dengan tujuh puluh lima persen di antaranya tersebar di dalam perairan berlaut biru.

Di Raja Ampat ini pula terdapat lebih dari seribu jenis ikan, hampir tujuh ratus jenis hewan moluska atau hewan lunak serta sekitar lima ratus jenis hewan nan hayati di karang. Habitat nan masih orisinil dengan keaneragaman makhluk air nan kaya jenisnya inilah nan akhirnya membuat Raja Ampat menjadi salah satu tujuan wisata baik buat wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik.



Raja Ampat - Wisata Eksotik Nan Mahal

Raja Ampat ini ialah loka para penggemar wisata bawah laut. Pemandangan bawah bahari nan tersedia di Raja Ampat akan memuaskan para penggemar olah raga diving atau selam. Bahkan ada banyak turis nan selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan tinggal di kawasan wisata Raja Ampat ini hanya buat memuaskan keinginan mereka menjelajah seluruh wilayah nan ada di Raja Ampat.

Keindahan Raja Ampat membuat loka wisata ini mendapatkan predikat sebagai pulau surga nan tak ada duanya di muka bumi ini. Sangat disayangkan ketika Indonesia akhirnya melepas Pulau Papua ini menjadi negara nan berdiri sendiri dan lepas dari kesatuan Republik Indonesia. Betapa sangat disayangkan ketika akhirnya kekayaan alam Raja Ampat nan harusnya ialah kekayaan alam milik bangsa Indonesia menjadi milik bangsa lain.

Bahkan Resort terkenal di Raja Ampat ternyata dikelola oleh seorang warga negara Belanda yaitu Maximillian J Ammer. Di bawah pengelolaan Maximillian J. Ammer ini ternyata Raja Ampat semakin maju dengan dikembangkannya berbagai fasilitas nan bisa dinikmati oleh para turis nan datang ke kawasan wisata Raja Ampat ini.

Tidak sedikit memang, dana nan harus dikeluarkan oleh Maximillian delapan tahun nan lalu buat mengubah pesona Raja Ampat nan masih orisinil dan memolesnya hingga sangat cantik seperti saat ini. Namun tak bisa dipungkiri, sebagian besar wisatawan dari negara Indonesia nan berkunjung ke wilayah wisata Raja Ampat ini mengeluhkan betapa mahalnya buat berkunjung dan menikmati estetika dan pesona Raja Ampat ini.

Penginapan di Raja Ampat di patok dengan harga minimal tujuh puluh lima euro atau sekitar sembilan ratus lima puluh ribu rupiah. Dengan harga penginapan sedemikian mahal itu, kita hanya mendapatkan sebuah loka menginap sederhana nan berdinding dan beratap anyaman daun kelapa.

Untuk menyelam dan menikmati pesona bawah bahari Raja Ampat, setiap wisatawan nan datang harus membayar sekitar tiga puluh euro atau sekitar empat ratus ribu buat sekali menyelam di satu lokasi tertentu. Jika ingin menyelam di beberapa lokasi, maka akan ada biaya tambahan lagi buat masing-masing lokasi penyelaman tersebut.

Selain pesona alamnya nan sangat menarik dan cantik, wisatawan nan berkunjung ke Raja Ampat akan dimanjakan dengan makanan khasnya nan terdiri dari berbagai macam ragam hasil laut. Jika di loka lain makanan jenis seafood sangat sulit buat mendapatkan nan benar-benar enak dan segar, maka di Raja Ampat ini semuanya dapat di dapatkan dengan mudah.

Pesona Raja Ampat ini semakin hari semakin menggeser kedudukan Pulau Bali nan dulunya juga menjadi surga wisata bagi para turis mancanegara. Namun sejak Raja Ampat mulai di ekspos besar-besaran tentang estetika alamnya, para wisatawan mancanegara tersebut tertantang buat mencoba berkunjung ke kawasan wisata Raja Ampat tersebut.



Asal Usul Raja Ampat, Masyarakat dan Sumber Alamnya

Menurut cerita rakyat nan beredar dari mulut-mulut masyarakat setempat, asal mula nama Raja Ampat tersebut diawali oleh inovasi tujuh buah telur. Ketujuh buah telur tersebut ditemukan oleh seorang wanita. Dari antara ketujuh buah telur tersebut, empat di antaranya menetas menjadi empat orang pangeran nan akhirnya berpisah dan menjadi raja di empat wilayah yaitu Misool Timur, Misool Barat, Waigeo dan Salawati.

Sedangkan ketiga butir nan tersisa akhirnya menjadi seorang wanita, sebuah batu dan nan terakhir menjadi hantu. Inilah asal muasal nama Raja Ampat yaitu empat orang pangeran nan berkuasa di wilayah itu dan menjadi raja.

Penduduk di Kepulauan Raja Ampat ini termasuk penduduk nan sangat ramah dan bahagia jika dikunjungi oleh para tamu dari luar daerah mereka. Apalagi jika para pengunjung tersebut membawakan oleh-oleh bagi para penduduk Kepulauan Raja Ampat ini berupa permen dan buah pinang. Permen dan buah pinang seolah-olah menjadi hadiah nan sangat menarik bagi penduduk di Raja Ampat tersebut.

Masyarakat di Kepulauan Raja Ampat ini juga merupakan pemeluk agama Islam dan Kristen. Agama Islam masuk ketika masyarakat Kepulauan Raja Ampat bergabung dengan kerajaan Tidore melawan penjajahan Belanda. Sedangkan agama Kristen masuk oleh sebab penyebaran misionaris Belanda nan datang bersama pasukan tentara Belanda.

Perbedaan agama di kalangan masyarakat Raja Ampat ini tak menjadikan masyarakat ini terpisah dan bertikai. Mereka malah hayati rukun dan saling menghormati keyakinan agamanya masing-masing. Bahkan ada banyak keluarga nan di dalam satu rumah memiliki anggota keluarga nan menganut agama Islam sekaligus ada pula anggota keluarga nan menganut agama Kristen.

Sumber daya alam di Kepulauan Raja Ampat ini memiliki potensi nan sangat besar sebagai penghasil hasil bahari terbaik di dunia. Selain itu estetika alam Raja Ampat ini juga membuat Kepulauan Raja Ampat ini menjadi komoditas pariwisata nan bisa menghasilkan pundi-pundi uang buat meningkatkan kesejahteraan penduduk di Kepulauan Raja Ampat tersebut.



Jenis Flora dan Fauna Raja Ampat

Jenis flora dan fauna nan dapat Anda temukan secara lengkap dan ada di perairan ini membuat Kawasan wisata Raja Ampat masuk menjadi sepuluh besar loka wisata terbaik nan ada di dunia. Salah satu karakteristik khas fauna nan hanya ada di Kepulauan Raja Ampat yaitu Eviota raja.

viota raja ini merupakan endemic Kepulauan Raja Ampat. Jenis Eviota raja terlihat sangat mirip dengan Ikan Gobbie. Jenis penghuni bahari lain nan unik dan sudah sangat sulit ditemui di kawasan penyelaman lainnya ialah ikan barakuda, berbagai jenis kuda laut, ikan tuna, pari Manta, Manta point serta Manta Ray.

Bahkan nan paling menegangkan bagi para penyelam nan melakukan penyelaman di kawasan Kepulauan Raja Ampat ini ialah saat berjumpa dengan Hiu Karang nan sering muncul dan terlihat. Kita juga bisa menikmati penyu nan sedang diam dan asyik mengunyah sponge. Semua pengalaman unik ini hanya bisa kita nikmati ketika menjelajahi kawasan wisata Raja Ampat ini.



Cara Berkunjung Ke Raja Ampat

Untuk bisa berkunjung ke Raja Ampat ini, kita dapat menggunakan penerbangan pesawat dari Jakarta ke Sorong dengan transit di Manado. Penerbangan ini akan menghabiskan waktu enam jam perjalanan.

Kemudian dari Sorong, ada dua pilihan nan dapat kita ambil. Yang pertama ialah ikut tur dengan bahtera pinisi atau langsung tinggal di Resort Papua Diving. Apapun pilihan nan kita gunakan buat sampai di kawasan wisata Raja Ampat ini, nan niscaya siapkanlah sejumlah dana, sebab biaya nan cukup besar akan harus kita keluarkan buat sampai di kawasan Raja Ampat ini.



Raja Ampat - Surga Global di Indonesia

Ingin mencari loka berlibur dengan panorama nan luar biasa indah? Tak usah berpikir jauh-jauh. Jatuhkan pilihan Anda di Raja Ampat. Raja Ampat termasyhur di mata internasional sebagai kawasan wisata laut nan sungguh cantik. Jika para wisatawan internasional saja terkagum-kagum, masa Anda nan penduduk Indonesia tak ingin berkunjung?



Ekosistem Raja Ampat di Papua Barat

Raja Ampat merupakan kepulauan di Papua Barat nan terdiri dari 610 pulau dengan luas wilayah 46.000 Km persegi. Enam ribu kilometer persegi di antaranya ialah daratan. Terletak di kawasan segitiga koral, pusat keanekaragaman koral dunia, perairan di sekitar Raja Ampat memiliki keanekaragaman spesies paling tinggi di dunia. Koloni koral di Raja Ampat nan berlimpah menunjukkan bahwa koral di sana tahan terhadap koral " bleaching " dan penyakit, nan mengancam kelangsungan hayati koral-koral di dunia.

Ombak nan kuat di Raja Ampat menyapu larva koral ke Samudra Hindia dan Samudra Pasifik sehingga memperbaharui ekosistem koral di sana. Keanekaragaman, ketahanan terhadap penyakit, dan kemampuan memperbaharui koloni koral di loka lain membuat Raja Ampat layak menempati prioritas teratas buat konservasi ekosistem.



Keanekaragaman Hidup Raja Ampat

Pada 2002, The Nature Conservancy mengadakan survei di Raja Ampat buat mendata informasi ekosistem laut, hutan bakau, dan hutan. Data survei tersebut mencatat 537 spesies koral, 1074 spesies ikan, berbagai macam tumbuhan langka, dan tempat-tempat bertelur ribuan kura-kura. Meskipun akibat kerusakan lingkungan di Raja Ampat lebih kecil daripada di wilayah lain di Indonesia, sumber daya alam Raja Ampat terancam oleh penangkapan ikan berlebihan, perburuan kura-kura, dan penebangan hutan liar.

Pemerintah memberlakukan unit administrasi nan terpisah buat Raja Ampat sehingga penduduk setempat memiliki wewenang buat mengatur sumber daya alamnya. Perlindungan nan dilakukan di Raja Ampat bertujuan buat melindungi kekayaan koral serta sumber daya alam nan diperlukan oleh penduduk setempat.

Raja Ampat meliputi empat pulau besar, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool, serta ratusan pulau nan lebih kecil lainnya. Transportasi primer di Raja Ampat ialah menggunakan jalur laut. Jenis transportasi nan sering digunakan ialah kapal cepat berkapasitas hingga 30 orang. Satu kali perjalanan, biasanya membayar 2 juta hingga 3,5 juta rupiah nan ditanggung seluruh penumpang.



Situs-situs Menyelam di Raja Ampat

Pulau Misool. Pulau Misool merupakan salah satu pulau terbesar di Raja Ampat. Koral di sekitar Pulau Misool tampak berwarna nan sangat paradoksal dengan kejernihan airnya. Di kedalaman, karpet koral membentang luas nan merupakan rumah bagi berbagai jenis ikan, kuda laut, hingga udang.

Tanjung Kri. Tanjung Kri sudah terkenal sebagai situs menyelam di Raja Ampat. Hal tersebut tak mengherankan sebab pakar biologi kelautan, Dr. Gerald R. Allen, penulis buku-buku kelautan, mengatakan, " Dalam kunjungan aku terakhir di Raja Ampat, aku mencatat 283 spesies ikan hanya dalam satu kali menyelam di dekat resor Pulau Kri. Ini merupakan ikan terbanyak nan pernah aku lihat dalam sekali menyelam sepanjang perjalanan karir aku selama 30 tahun."

Di Tanjung Kri, penyelam akan dikelilingi oleh majemuk ikan, gerombolan ikan tuna, dan Barakuda. Anda juga akan menemukan hiu karang di sana. Koral di sini bermacam jenisnya, mulai dari jenis nan lunak hingga keras. Penyelam di Raja Ampat disarankan menyelam lebih dalam buat menghindari arus nan kuat.

Sardine Reef. Sardine Reef merupakan area karang lepas pantai Raja Ampat nan menjorok ke dalam sekitar 25 meter. Walau terkenal dengan nama Sardine Reef, di lokasi ini tak terdapat ikan sarden. Hanya saja gerombolan ikan di sini sangatlah kedap sehingga mengilhami nama Sardine Reef tersebut. Saking rapatnya gerombolan ikan, jika menyelam, Anda harus berada di dekat rekan Anda bila tak ingin kehilangan jejak.

Cross Wreck atau Bangkai Kapal Cross. Dinamai berdasar lokasi kapal karam misionaris Kristen di Irian Jaya, situs menyelam ini terletak di hamparan pasir Raja Ampat di kedalaman 18 meter. Bangkai kapal ini masih bisa dilihat secara jelas, meliputi ruang komunikasi, ruang mesin, dan bagian depan nan terdiri dari ruang kontrol dan amunisi.

Banyak spesies ikan nan menganggap bangkai kapal ini sebagai rumah barunya. Di ujung lokasi ini, terdapat area kecil berpasir ke arah pantai nan dihuni oleh makhluk-makhluk seperti ikan kodok, ikan kalajengking, kuda laut, dan udang mantis.

Shinwa Maru. Bangkai kapal kargo zaman Perang Global II ini terletak Raja Ampat pada kedalaman 16 hingga 34 meter. Dua lubang besar bekas bom tampak di sisi kapal. Tampak juga peralatan, baterai, amunisi, kabel, dan botol-botol nan berserakan di badan kapal. Bangkai ini tak begitu banyak tertutup koral, namun menjadi rumah bagi ikan jack dan ikan pipa.

Bangkai Pesawat A 40. Bangkai pesawat nan dahulu jatuh tertembak di Raja Ampat ini terletak pada kedalaman 27 meter. Bangkai pesawat nan masih utuh ini ditemukan pada tahun 1999.

The Passage. The passage atau lintasan terletak di antara Pulau Gam dan Pulau Waigeo. The passage hanya berukuran lebar sekitar 25 meter, dan dari atas hanya tampak seperti sungai. Batu nan berserakan menandai jalan masuk situs menyelam nan mengagumkan ini. Koral nyaris tumbuh hingga ke permukaan.

Pilihan Anda hanya satu, menyelam hingga dalam dan menyusuri saluran hingga ke teluk di mana arusnya lebih bersahabat. Banyak nan bisa Anda temukan di sini, misalnya gurita, sotong, cacing pipih, bahkan hiu Wobbegong. Gerombolan ikan seperti ikan jack, tuna, dan barakuda akan menyambut Anda. Gua-gua turut menghiasi situs penyelaman ini.

Nudibranch Rock. Situs penyelaman ini baru-baru saja ditemukan di Raja Ampat, di mana pulau-pulau kecil dan teluk memiliki Nudibranchia (kelompok siput air) latif nan terhampar di dasarnya.

Mike's Point. Tonjolan batu di dekat Tanjung Kri Raja Ampat ini dahulu dibom pada Perang Global II. Tonjolan batu ini dari udara dikira kapal Jepang sebab ukuran dan bentuk nan mirip. Dinding batu nan mengelilingi pulau kecil ini masuk ke perairan hingga kedalaman 40 meter dan menarik gerombolan ikan buat dijadikan rumah. Nama Mike's Point diambil dari nama putra Max Ammer, penyelam senior nan juga pemilik resor dan pengelola jasa penyelaman.

Pulau Wai. Situs ini terkenal sebab ikan pari dan beberapa bangkai pesawat. Selain itu, Pulau Wai juga merupakan pilihan buat penyelaman di malam hari di teluk terpencil. Banyak makhluk nan bisa Anda temui, antara lain sotong, ikan batu, hiu Epaulette, Wobbegong, cumi, ikan pipa, dan beberapa jenis siput air. Masih banyak situs-situs menyelam lain di Raja Ampat nan belum dikenal atau ditemukan.

Keindahan dan keanekaragaman hayatinya membuat banyak fotografer internasional mengabadikannya, bahkan menghadirkannya dalam bentuk buku. Majalah terkenal National Geographic juga pernah membuat liputan spesifik di Raja Ampat. Jadi tunggu apa lagi? Rugi rasanya bila Anda nan berdiam di Indonesia tak menyempatkan diri mengunjungi Raja Ampat .