Terlalu Detail

Terlalu Detail

Ada keraguan buat menulis tentang bagaimana membuat pelaksanaan hacking secara terbuka di artikel ini. Mengapa? Sama dengan acara-acara TV nan menyangkut kriminalitas nan menampilkan modus operandi sebuah kejadian kriminalitas secara sangat gamblang nan akhirnya menjadi inspirasi bagi para kriminal lainnya buat berbuat nan sama. Bukankah stimulus negatif itu lebih mudah masuk ke simpul-simpul otak dari pada stimulus nan baik?



Memahami Global Hacker

Istilah hacker memiliki makna ganda dalam bidang komputasi. Ini dapat menjadi pakar komputer programmer nan menciptakan software nan kompleks dan hardware. Hacker ini ialah ahli di bidang komputasi dan telah mencapai status elite eksklusif dalam bidang ini. Makna dikenal lainnya dari kata tersebut ialah seseorang nan menerobos masuk ke dalam jaringan keamanan komputer buat tujuan sendiri.

Media telah mengabadikan konotasi nan lebih menarik dari panjang dengan film dan buku pada subjek. Film seperti Permainan Perang menggambarkan membobol sistem keamanan Pentagon sebagai mirip dengan bermain game komputer. Sebuah film tentang hacker komputer merancang sebuah sistem perangkat lunak buat membobol bank, misalkan di film Swordfish, secara realita bisakah dimungkinkan? Dapat saja.

Tapi.. seseorang nan menerobos masuk ke dalam sistem nan bukan haknya terutama buat mencuri tak dianggap sebagai seorang pakar komputer, meskipun ia memang ahli. Seorang hacker dalam global profesional komputasi dianggap sebagai pakar komputer profesional, namun diberi julukan black hat, si topi hitam.

Kebalikannya dalam global komputasi profesional, dia dapat menjadi pakar komputer dan keamanan jaringan. Dia juga dapat menjadi programmer perangkat lunak nan sangat terampil atau pengubah hardware nan bukan tipe orang nan bahagia menerobos masuk ke dalam rekening bank atau jaringan perusahaan namanya ialah White Hat, atau si topi putih.

Citra stereotip seorang hacker komputer kebanyakan nan black hat, seperti nan digambarkan oleh media, ialah salah satu sosok bayangan, sendirian di komputer, mencuri misteri dan uang. Ini jenis hacking komputer bisa membawa manfaat, tetapi juga bisa membawa denda besar dan sanksi penjara. Berkat media, rata-rata orang mungkin paling akrab dengan definisi ini.

Memang sahih bahwa kejahatan komputer terus meningkat, tapi itu terutama mengambil bentuk penipuan komputer. Orang ditipu memberikan bank mereka dan rincian pribadi setelah menerima email palsu. Ini bukan hacking komputer, sebab tak melibatkan upaya buat masuk ke sistem perangkat lunak komputer.

Dalam banyak kasus, hal ini tak terlalu sulit buat mendapatkan akses ke password email seseorang.

Dan ada juga (banyak malah) situs internet nan mengklaim dapat mendapatkan akses masuk buat biaya Cuma cuma, namun situs tersebut biasanya bekerja dengan mengirimkan email palsu meminta penerima buat memverifikasi password buat alasan keamanan. Ini bukan hacking komputer nyata, tapi penipuan kelas teri.

Seorang hacker pakar konkret di bidang keamanan komputer ialah seseorang nan mampu dipekerjakan buat menghentikan akses tak absah ke sistem keamanan jaringan atau bahkan menerobosnya sendiri dengan kemampuan tangan kosong. Jadi tinggal pemanfaatannya saja. Dia mungkin bisa membantu meng-upgrade komputer bukannya melanggar ke dalamnya.



Pedang Bermata Dua

Masyarakat harus tahu cara cracker (hacker hitam) bereaksi. Hal ini buat mengantisipasi dan membuat jaringan komputer nan lebih baik dan lebih canggih lagi. Namun, ulasan tentang pelaksanaan hacking nan ada di banyak blog para hacker nan mungkin berniat baik ternyata telah dimanfaatkan oleh orang-orang nan tak bertanggungjawab.

Bisa jadi, apa nan mereka lakukankan awalnya hanya sebagai coba-coba dan iseng. Tapi, lambat laun sebab merasa nyaman mendapatkan laba duniawi nan cukup besar, akhirnya menjadi ketagihan dan terus berlanjut hingga menjadi cracker taraf global nan dicari oleh polisi internasional.

Cerita tentang seorang mahasisiwi asal Rusia nan tinggal di Amerika bernama Kristina Svechinskaya bersama dengan 60 orang lainnya dapat jadi gambaran. Mereka membobol rekening milik nasabah bank pemegang kartu kredit Securecode Visa dan Mastercard dari 15 bank di Amerika sebesar kurang lebih Rp30 miliar. Yang dilakukan oleh Kristina dan kawan-kawannya ialah dengan cara ‘menaburkan’ virus Trojan Zeus.

Cara kerja Trojan Zeus ini ialah dengan menginstal keystroke logger guna mendapatkan info login dan passwords . Trojan Zeus juga dengan berhasil mendapatkan PIN dan username dari komputer bersistem operasi Windows. Untuk menghindari Trojan Zeus, pengguna global maya harus waspada terhadap phising , email palsu, dan arsip PDF nan berbahaya. Juga tak perlulah mendownload situs-situs porno sebab dari situs-situs nan tak baik itulah penyebaran virus banyak dilakukan.

Memang informasi tentang bagaimana mengatasi sebuah virus dapat menjadi pedang bermata dua nan sama-sama tajam dan sama-sama mengancam nan memegangnya. Maksudnya menjelaskan cara kerja virus dan cara pembuatannya. Tapi malah menjadi ide pengembangan virus baru.



Terlalu Detail

Bayangkan kalau seorang analis menulis tentang bagaimana cara menciptakan virus dan bagaimana menyebarkannya. Mungkin niatnya baik, tapi sekali lagi, bahwa ide nan menurut penulisnya sederhana dan tak dimaksudkan buat mengajari orang-orang nan kurang akal sehat dan tidak berhati nurani hal-hal nan bisa merugikan masyarakat, ternyata malah menjadi sumber inspirasi para kriminal tersebut.

Perlu diperhatikan dan disadari bahwa masyarakat Indonesia ialah masyarakat cerdas, kreatif, cukup pandai mengembangkan suatu ide. Jadi berhati-hatilah dalam mengulas atau membuat tulisan menyangkut global hitam. Tulisan Anda dapat jadi menjadi tonggak awal dan batu loncatan menciptakan cara dan teknik baru dalam global kejahatan terutama kejahatan global maya nan masih cukup rumit penanganannya. Dan mari kita ketahui sisi etis dari hacking ini.



Para Hacker nan Etis

Hacking etis, sering dilakukan oleh para topi putih atau pakar komputer nan terampil, nan penggunaan keterampilan nya di gunakan demi pemrograman buat menentukan kerentanan dalam sistem komputer. Sementara hacker non-etis atau topi hitam mengeksploitasi kerentanan buat kerusakan, laba pribadi atau alasan lain, hacker nan penuh etika mengevaluasi nya, menunjukkan mereka keluar, dan mungkin menyarankan perubahan sistem nan membuat mereka kurang mungkin buat ditembus oleh si topi hitam.

Si Topi putih bisa bekerja dalam berbagai cara. Banyak perusahaan memanfaatkan jasa hacking etis ini menjadi konsultan atau karyawan penuh-waktu buat menjaga sistem mereka dan informasi seaman mungkin dari agresi si topi hitam.

Pekerjaan hacking etis masih juga dianggap hacking sebab menggunakan pengetahuan tentang sistem komputer dalam upaya buat dalam beberapa cara menembus mereka atau crash mereka. Karya ini disebut etis sebab dilakukan buat meningkatkan keamanan sistem komputer. Ini beralasan bahwa jika topi putih entah bagaimana bisa mematahkan protokol keamanan dari sistem, sehingga sewaktu waktu kalau mereka tak menjadi etis mereka dapat menjadi topi hitam.

Dengan demikian, tujuan hacking nan beretika ialah buat menentukan bagaimana buat melakukan resting di atau membuat kerusakan dengan program berjalan, tetapi hanya atas permintaan perusahaan nan memiliki sistem dan secara spesifik buat mencegah orang lain dari menyerang itu, dan sang topi putih di sumpah buat tak menjadi topi hitam dalam kontrak.

Orang memasuki bidang hacking etis dalam berbagai cara. Banyak orang nan sangat cerdas komputer, tapi tak semua, memiliki latar belakang pendidikan dalam ilmu komputer ini dalam beberapa kasus dapat membuat aplikasi hacking nan bermanfaat. Seperti menjual alat spyware bikinan sendiri, atau menjual online alat nan mempermudah debuging suatu program, jika sang pemilik komputer tengah buntu.