Siaran Dunia MTV

Siaran Dunia MTV

Menonton ialah hal nan sering kita lakukan dikala kita bersantai di rumah. Televisi ialah alat teknologi nan tak tak dapat kita hindari keberadaannya, sebab media ini sajalah kita mendapatkan berbagai informasi nan sedang berkembang. Kebanyakan anak muda menyukai program musik, apalagi program musik tersebut sangat gress dan fresh.

Pada tahun 1990an kita disuguhi sebuah program spesifik musik nan temanya sangat anak muda sekali, yaitu MTV . Acara tersebut memberikan rona baru dalam global pertelevisian, sehingga anak-anak muda tak pernah ketinggalan dengan program tersebut.



Dunianya para VJ

Hiburan nan bisa mengembangkan talenta anak muda tentu saja pada program-program nan ditayangkan MTV. Misalnya saja beberapa kali diadakan pemilihan Vj nan gokil dan keren.

Pada era tahun 90 sampai awal 2000an kita disuguhi oleh begitu banyaknya musik modern nan terkenal di dunia, seakan-akan program musik satu ini tak pernah ketinggalan dengan artis-artis pendatang baru di dunia. Sehingga kita pun para pemirsanya sangat dimanjakan dengan kehadiran program musik nan sangat menghibur ini.

Tetapi entah mengapa memasuki pertengahan awal tahun 2000, seakan-akan program ini lama-lama meredup dan menghilang. Sebenarnya menjadi pertanyaan besar bagi para penggemar musik sejagat raya ini, mengapa tiba-tiba stasiun TV ini tak begitu populer lagi di Indonesia? Padahal jaman-jamannya Sarah sechan, seorang Vj senior sampai Daniel Ananta program ini masih sangat populer.

Memang belakangan ini kita ketahui mereka tak mengeluarkan lagi musik-musik dunia, seperti dulu. Mereka mencoba buat focus terhadap musik tanah air, mungkin tujuannya agar musik Indonesia bisa terangkat, tapi ternyata para penonton tak begitu minat akan banyaknya band-band baru Indonesia nan bermunculan. Akhirnya MTV semakin redup di kalangan anak-anak muda.



Menemukannya di TV Kabel

Akan tetapi bagi Anda nan masih antusias dengan program stasiun TV ini tak perlu kuatir, sebab program TV kabel seperti Indovision, Ok TV, memberikan suguhan nan menarik tentang program tersebut. Kita bisa menontonnya kapan saja kita mau, dan acara tersebut pun langsung dari UK atau USA sampai singapura, sebab dari sanalah terlahir MTV program musik dan entertainment nan tiada akhirnya.

Dan kalaupun Anda tak menyukai perkembangan hiburan luar seperti musik global atau infotainment seniman dunia, mungkin Anda bisa menonton televisi nasional saja di rumah. Toh acaranya juga sangat bagus dan Indonesia sekali bukan?

Semakin berkembangnya jaman, maka Indonesia harus lebih memprioritaskan keanekaragaman keseniannya daripada bangsa luar. Indonesia mempunyai hiburan nan tidak kalah dari bangsa lainnya. Jika Anda merasa bahwa semakin hari pertelevisian Indonesia semakin surut, marilah kita para orang nan mempunyai kekreatifan dalam bidang seni sama-sama memajukan program televisi kita agar lebih baik.



Siaran Dunia MTV

Format dunia MTV memungkinkan siaran ini diadaptasi ke berbagai benua. Masing-masing dari saluran nan dipancarkan melalui relay via sattelite atau membuat progam sendiri berdasarkan ciri wilayah negara masing-masing, membuat MTV semakin ramai dengan pertukaran progam acara dari masing-masing saluran.

Selama itu stasiun TV tersebut di kenal dengan ragam program nan non musikal saja -telah sisebutkan sebelumnya di bab awal. Lalu sejalan dengan perkembangan satelit digital, dimunculkanlah saluran alternatif MTV2, dengan jargon "Where the music's at". Stasiun ini meneguhkan ciri nan bhineka -tentang aliran musik dan kekhasan masing-masing progam diseluruh global khususya musik dan hanya musik.

Ekspansi stasiun TV dengan logo orisinil mereka nisbi sulit diikuti oleh stasiun TV lainnya nan berbasis di Amerika Utara. NBC, CNN, ESPN misalnya, tak bisa mengikuti kesamaan dunia stasiun TV musik ini meskipun secara basis kapital dan tradisional lebih mungkin dari mereka. Sentimen musik tentunya bukan menjadi alasan primer di balik kesuksesan mereka , nggak mungkin lah, stasiun penyiaran manapun dapat saja membuat progam acara musik dan menjualnya ke luar negeri,.

MTV Indonesia atau hadir pada bulan Mei 2002, setelah sebelumnya merupakan progam relay dan hak siar di Anteve. Namun, Viacom Internasional pemilik stasiun ini tak lagi menyerahkan hak siarnya kepada Anteve nan sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Keluarga Bakrie, melainkan terintegrasi secara penuh kepada stasiun baru Dunia TV nan dimiliki PT. Bimantara Citra.

38 jam hak siar Anteve selama seminggu beralih menjadi hak jual siar 24 jam sehari seminggu di Dunia TV, -Anteve sendiri masih berkerjasama dengan Viacom buat menyiarkan progam anak Nickelodeon. Dengan demikian Indonesia memiliki saluran-nya sendiri.

Namun bukan berarti merka akan mengudara secara nasional, pada termin awalnya siaran ini hanya dapat dijangkau oleh lima kota besar di Indonesia: Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Semarang.

Daerah lainnya nan ingin menerima siaran versi Indonesia harus menggunakan dekoder satelit. Walaupun hanya disiarkan secara terbatas, Mereka masih konfiden akan mendapatkan lebih dari 15 juta pemirsa -cukup besar di Asia dan lebih dari cukup buat menjadi dasar dan basis perluasan mereka diseluruh kawasan Asia Tenggara, sebab siaran mereka di Indonesia ini bisa juga di saksikan diberbagai negara tetangga nan terdekat, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Philipina, Thailand, Burma, Kamboja dan Vietnam.

Dalam bahasa Peter Bullard, Wakil Presiden Senior dan Direktur Musik MTV Asia Tenggara:

"Indonesia is the fourth most populous country in the world an a very important market to MTV Asia. We are very excited about working with Dunia TV an dlook froward to introducting more uniq and relevant content to the Indonesian Audience.



Penonton MTV

Lalu bagaimana dengan audiens itu sendiri. Mengutip penelitian Satya Saraswati, dalam "Ideologi Kebebasan Seksual dalam Media" mengungkapkan audiens MTV nan dimaksud:

"Mereka berusia 20-30 tahun dengan status sosial kelas menengah atas (middle uper class), YIFFIES (young, individual, freedom minded and view) atau muda, individual, berpikiran dan berpandangan bebas, dan the socialite people.

Mereka dipertimbangangkan sebagai konsumen nan paling baik sebab mereka, the socialite people, selalu mengikuti trend, mempunyai insting tajam terhadap perkembangan teknologi, dan nan terpenting ialah nan mereka bayarkan (uang). the socialite sendiri ialah mereka nan mencari kesenangan, menyukai pengenalan , memiliki rasa percaya diri, dan reaksioner terhadap perubahan dan impulsif...

Secara psikologis, ialah mereka nan mau lulus, sudah kerja, mau lulus sambil kerja, sudah lulus uangnya tak begitu banyak, tak miskin amat-amat, tapi high spending. Misalnya, kalau gue pengen sesuatu, gue pakai kartu kredit, walaupun lagi tak punya uang...untuk mereka nan masih suak ngutang, kredit, tapi maunya macam-macam dan masih suka ke klub.

Kaum muda sendiri, memang memiliki karakter spesifik nan membedakan mereka dengan kelompok masyarakat lain. Dalam masyarakat industri modern kaum muda merupakan kelompok nan berada dalam periode transisi -dari anak-anak nan amat bergantung menuju masa dewasa nan mandiri.

Setelah Perang Global II, berkat keadaan ekonomi nan membaik, kaum muda mengembangkan budaya denga karakteristik-karakteristik tertentu. Pertama, mereka nan memiliki budaya nan mementingkan waktu buat bersenang-senang dan bersantai daripada bekerja.

Kedua, interaksi sosial kaum muda banyak dilakukan dalam suatu kelompok bermain dengan rasa kolektivitas tinggi. Ketiga, budaya kaum muda selalu berhubungan dengan gaya (style). Lahirnya pelbagai gaya berbeda dari kaum muda disebabkan oleh persilangan kelas sosial, gender dan ras (Lury, 1996)."