Jangkauan Siaran TVRI Yogyakarta

Jangkauan Siaran TVRI Yogyakarta

1965 ialah tahun bersejarah bagi TVRI Yogyakarta . Pada tahun tersebut TVRI Yogyakarta merupakan stasiun televisi daerah pertama di Indonesia nan berdiri dan mengudara. IR. Dewabrata ialah orang dibalik TVRI Yogyakarta saat itu.

Didirikan di seputaran Jalan Hayam Wuruk, TVRI Yogyakarta menunjukkan kegagahannya meskipun kabarnya hanya menggunakan bambu buat menegakkan menara pemancar. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono IX melihat semangat ini tak tinggal diam.

Atas donasi beliau, TVRI Yogyakarta akhirnya berpindah huma di Jalan Magelang Km. 4,5 Yogyakarta dan memiliki pemancar sendiri nan megah hingga sekarang.



Siaran Perdana TVRI Yogyakarta

Layaknya bayi nan baru lahir, TVRI Yogyakarta juga setapak demi setapak mencoba buat mulai melangkah. Siaran perdana nan dilakukan hanya sebatas tayangan krusial nasional atau kenegaraan.

Hal ini bisa dilihat pada hari kemerdekaan RI pada 1965. 17 Agustus 1965, TVRI Yogyakarta menayangkan upacara Hari Kemerdekaan RI nan tepat ke-20. Sri Paduka Paku Alam VII nan menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY menyampaikan sambutannya. Ini siaran on air pertama kali TVRI Yogyakarta.

Sebagai televisi daerah pertama di nusantara, TVRI Yogyakarta mencoba buat eksis dalam setiap kali siaran. Meskipun on air nan dilakukan sangat terbatas, namun TVRI Yogyakarta tetap berusaha buat menyuguhkan tayangan berkelanjutan dan secara teratur menghibur rakyat Yogyakarta.

Dalam seminggu TVRI Yogyakarta hadir selama tiga kali. Dan durasi siaran mereka hanya dua jam saja. Meskipun masih dalam format hitam putih, masyarakat Jogja tetap bangga sebab kota mereka telah memiliki stasiun televisi sendiri.

Terlebih pada 1973, terdapat penambahan durasi on air bagi TVRI Yogyakarta. Yang mulanya hanya seminggu tiga kali siaran, sekarang bisa on air setiap hari.



TVRI Yogyakarta - Satu Manajemen

Walaupun TVRI Yogyakarta berdiri sendiri, namun manajemen mereka tak bergerak sendirian. TVRI Yogyakarta masih disokong oleh TVRI Nasional. Karena model pertelevisian masih sporadis waktu itu, tentu saja nan dijadikan patokan hanyalah TVRI stasiun pusat.

Untuk itulah mengapa TVRI Yogyakarta harus mencontoh dan mengikuti metode penyiaran serta pola TVRI Nasional.



Jangkauan Siaran TVRI Yogyakarta

Wilayah penangkapan frekuwensi TVRI Yogyakarta cukup luas pada waktu itu. Hampir mencapai ke sebagian kota-kota di Jawa Tengah dan DIY. Hal ini sungguh sangat menggembirakan. Karena secara otomatis berarti TVRI Yogyakarta bukan hanya milik warga Jogja, namun merupakan bagian dari mayarakat Jawa Tengah dan DIY.



TVRI Yogyakarta - Lebih dari Sekadar Media

TVRI Yogyakarta selain menjadi stasiun televisi masyarakat Jogja, juga sebagai media pemersatu serta media nan memberikan fasilitas bagi masyarakat Jawa Tengah umumnya dan DIY pada khususnya.

Jogja dikenal dengan kota pelajar. Kota nan berbudaya serta berpendidikan. Ini sejalan dengan visi serta misi TVRI Yogyakarta.

Salah satu contoh kepedulian TVRI Yogyakarta terhadap geliat pendidikan di Kota Jogja ialah dengan memberikan kesempatan bagi setiap mahasiswa jurusan broadcasting yang ingin melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan proses penelitian (skripsi) di TVRI Yogyakarta.

Dengan andil nan luar biasa ini, pantaslah jika TVRI Yogyakarta tak hanya sebagai media buat menjalin persatuan dan kesatuan. TVRI Yogyakarta memiliki kapasitas nan lebih dari itu. TVRI Yogyakarta memiliki peran nan lebih luas dan lebih mengena kepada pemirsannya.

Seharusnya stasiun televisi di masa sekarang layak mencontoh apa nan dilakukan TVRI Yogyakarta. Tidak hanya mengejar rating dan iklan. Namun, sejatinya televisi sebagai media nan paling vital di era digitalisasi ini mempunyai visi dan misi jauh lebih penting.

TVRI Yogyakarta di Era Sekarang

TVRI Yogyakarta masih megah berdiri. Di Jalan Magelang selatan terminal Jombor, Yogyakarta. Namun, dengan membanjirnya stasiun televisi baru sekarang, nampaknya TVRI Yogyakarta sulit bersaing buat berebut perhatian pemirsa.

Entah kurang kreatifnya mereka dalam merancang acara atau kurangnya dana, nampaknya sedikit demi sedikit nama TVRI Yogyakarta mulai tenggelam.

Namun bagi masyarakat Jogja, kesetiaan mereka akan TVRI Yogyakarta tetap tak bisa tergantikan. Mereka masih setia terhadap acara-acara nan menyentuh langsung sendi-sendi ketradisionalan Jogja. Acara seperti Obrolan Angkringan, Ketoprak Sayembara, Pelengkung Gading, Warta Jogja, Mbangun Deso, dan Kenangan Masa masih memiliki peminat nan lumayan banyak.



Produk TVRI Yogyakarta

Berikut beberapa acara nan ada di TVRI Yogyakarta.

  1. Gladi Kawruh (Kuis)
  2. Pionir (dialog)
  3. Special Event (informasi)
  4. Obrolan Sembada (dialog)
  5. Plengkung Gading (talkshow)
  6. Dialog Balaikota (talkshow)
  7. Taman Gabusan (talkshow)
  8. Pangkur Jenggleng (komedi)
  9. Pesona Nusantara (informasi)
  10. Era Techno (dialog)
  11. Gigih (informasi)
  12. Pelangi Desa (informasi)
  13. Bangsal Kepatihan (talkshow)
  14. Obrolan DPRD (dialog)
  15. Dari Jogja Untuk Indonesia (talkshow)
  16. Obrolan Publik (dialog)
  17. Berani Bicara (talkshow)
  18. Aspirasi (informasi)
  19. Daerah Membangun (informasi)


Visi dan Misi TVRI Yogyakarta

1. Visi TVRI Yogyakarta

Visi TVRI Yogyakarta ialah mewujudkan TVRI Yogyakarta sebagai sebuah media televisi publik nan bersifat independen, profesional, terpercaya, dan menjadi pilihan masyarakat Yogyakarta. TVRI Yogyakarta dengan keragaman usaha dan programnya bertujuan melayani kepentingan masyarakat sehingga memajukan kesejahteraan umum, mencardaskan kehidupan masyarakat, serta melestarikan nilai budaya nan berkembang di Yogyakarta buat memperkuat kesatuan nasional lewat jejaring TVRI Nasional.



2. Misi TVRI Yogyakarta
  1. Mengembangkan TVRI Yogyakarta menjadi sebuah media perekat sosial dan media kontrol sosial nan bersifat dinamis.

  2. Mengembangkan TVRI Yogyakarta menjadi pusat layanan informasi primer dan menayangkan hiburan nan sehat dengan memaksimalkan potensi daerah serta kebudayaan nan tumbuh berkembang di Yogyakarta.

  3. Memberdayakan TVRI Yogyakarta menjadi pusat pembelajaran demokratisasi serta transparansi informasi dalam rangka menciptakan masyarakat madani.

  4. Memberdayakan TVRI Yogyakarta sebagai televisi publik nan bertumpu pada ekuilibrium informasi dan tetap memperhatikan komunitas terabaikan.

  5. Memberdayakan TVRI Yogyakarta menjadi sebuah media nan membangun gambaran positif Yogyakarta sebagai pusat budaya, pendidikan, dan pariwisata di taraf nasional, regional, dan di global internasional melalui jejaring TVRI Nasional.


Kepala Stasiun TVRI Yogyakarta

Sejak didirikan hingga saat ini, TVRI Yogyakarta sudah beberapa kali melakukan pergantian jabatan Kepala Stasiun TVRI Yogyakarta, yaitu sebagai berikut.

  1. Ir. Dewabrata (1965-1971)
  2. R.M. Soenarto (1971-1975)
  3. Drs. Darjoto (1975-1983)
  4. M. Djaslan, B.A (1983-1985)
  5. Drs. Ishadi SK, M.Sc (1985-1988)
  6. Drs. Semyon Sinulingga (1988-1990)
  7. Drs. Suryanto (1990-Juli 1995)
  8. Drs. Bakaroni A.S. (Agustus-Desember 1995)
  9. Sunjoto Suwarto (Januari 1995-1998)
  10. Drs. Pudjatmo (1998-2000)
  11. Drs. Sutrimo MM, M.Si (2000)
  12. Drs. Sudarto HS (2000-2003)
  13. Drs. Bambang Winarso M.Sc (2003-2007)
  14. Drs. Tribowo Kriswinarso (2007-2009)
  15. Drs. Tri Wiyono Somahardja, MM (2009-2010)
  16. Dwie Mahenny SH, MSi (2010-Sekarang)


Manajemen TVRI Yogyakarta
  1. Mujianto (Kepala Bidang Program)
  2. Yani Rahmanti (Kepala Bagian Umum)
  3. Dwie Mahenny (Kepala Stasiun)
  4. Supomo (Kepala Bagian Keuangan)
  5. Hary Susanto (Kepala Seksi Pengembangan Usaha)
  6. Agus Kismadi (Kepala Seksi Current Affair)
  7. Mayanta (Kepala Seksi Program)
  8. Dewanto (Kasubbag Perlengkapan)
  9. Sri Retno Cahyani (Kasubbag SDM)
  10. Suyamto (Kepala Seksi Transmisi)
  11. Surata (Kasubbag Perbendaharaan)
  12. Totok Subroto (Kasubbag Akuntansi)
  13. Sumedi (Kepala Seksi Fasilitasi Transmisi)
  14. Ariento (Kepala Seksi Berita)
  15. Bambang Satmoko (Kepala Bidang Berita)
  16. Miskidi (Kepala Bidang Teknik)
  17. Hery Abdul Hakim (Kepala Seksi Teknik Produksi dan Penyiaran)

Itulah profil TVRI Yogyakarta.