Fenomena Interaksi Melalui Global Maya

Fenomena Interaksi Melalui Global Maya

Apa bayangan Anda tentang pacaran jeda jauh melalui global maya ? Sesuatu nan riskan, penuh ancaman perselingkuhan, atau membawa interaksi ke dalam keadaan nan tak jelas? Jangan berburuk sangka dahulu. Meskipun ada kelemahan berpacaran jeda jauh dari global maya, laba nan didapatkan justru lebih banyak.



Kelemahan Berpacaran Jeda Jauh Melalui Global Maya

Berpacaran jeda jauh melalui global maya sangat berisiko pada orang-orang nan tak dapat dipercaya, orang egois, atau orang nan kurang setia. Ada saja alasan buat berselingkuh. Mulai dari keinginan buat selalu ingin disayangi dan dianggap istimewa, keinginan buat diikuti kemauannya, atau hasrat seksual nan kurang tersalurkan.

Dalam hal ini, berpegangan tangan, berciuman, atau berpelukan termasuk penyaluran hasrat seksual nan tidak mungkin terjadi melalui global maya. Jika kita termasuk orang nan hanya mementingkan diri sendiri, berpacaran jeda jauh dengan berkomunikasi dari internet ibarat menggiring pada kehancuran.

Semua nan biasa didapatkan dari pacaran normal, akan lenyap. Kita kadang terombang-ambing pada perasaan, setiakah pacar di sana? Apakah tak mungkin, suatu ketika, saat ia menemukan nan lebih baik di sana, kita akan diterlantarkan begitu saja dan tak diberitahu apa pun kecuali undangan pernikahannya? Pertanyaan tersebut tentu muncul ketika Anda hanya menjalin interaksi melalui global maya.

Sayangnya, hal ini tak akan berlaku dalam berpacaran jeda jauh melalui global maya. Kita tak akan mengetahui seberapa jauh kesetiaan kekasih, bahkan meski kita dapat memantaunya setiap hari. Perasaan nan muncul hanyalah serba mungkin. Mungkin saja ia setia, mungkin pula tidak. Mungkin saja ia sudah bosan, ingin menyingkirkan kita perlahan, mungkin pula tidak.

Kebanyakan orang tak dapat bertahan pada prinsip nan serba mungkin ini. Mereka lebih memilih nan pasti-pasti saja. Artinya, kalaupun berhubungan melalui global maya, tetap saja interaksi nan dipilih ialah interaksi jeda dekat.

Sejauh ini, jika dilihat, berpacaran jeda jauh via internet atau global maya hanya akan menghasilkan keburukan bagi mereka nan mau menang sendiri; mereka nan dari segi emosi masih sangat labil. Padahal, pada akhirnya semua interaksi akan bermuara pada pernikahan, bagi orang-orang nan serius.

Maka, mereka nan menyerah sebab berpacaran jeda jauh di global maya, cenderung kurang siap buat menjajaki termin pernikahan. Mereka akan sangat antipati pada interaksi jeda jauh nan tak dapat saling berjumpa secara fisik. Keraguaan ialah musuh nan paling primer bagi mereka.



Kelebihan Berpacaran Jeda Jauh Melalui Global Maya

Jangan mengira berpacaran jeda jauh melalui global maya buruk. Bagi orang peragu, nan kurang percaya pada orang lain, mudah curiga, dan sebagainya, berpacaran jeda jauh justru melatih kita buat menghilangkan sifat-sifat ini.

Apalagi hanya melalui global maya. Kita hanya dapat melihat aktivitas pasangan melalui foto-foto nan menunjukkan keceriaannya, bercakap-cakap dengan keadaan nan serba terbatas, dan kadang kurang memiliki keadaan-keadaan privat nan hanya dapat dinikmati berdua.

Alhasil, mau tidak mau, kita diibaratkan tengah ditempa buat hanya dapat memercayai pacar kita. Berhubungan melalui global maya akan ada hal tak enak nan dirasakan. Seperti curiga, kalau dibuat curiga terus-menerus, kalau kita kurang percaya bahwa ia tak kemana-mana selama kita tak ada, nan muncul hanyalah stres dan beban pikiran.

Daripada kehilangan konsentrasi, lebih baik mulailah percaya bahwa pacar kita nan nun jauh di sana, nan hanya dapat berkoneksi melalui global maya, ialah orang setia. Sadarkah kita, kadang kita terlanjur berpikir terlalu jauh atas sesuatu nan sia-sia?

Sebagai contoh, ketika memiliki pacar di global maya, begitu mengetahui ia berfoto dengan seorang lelaki atau perempuan, amarah langsung meledak. Padahal, dapat jadi versus jenisnya tadi hanyalah teman biasa. Mungkin pula, sebab kecurigaan kita begitu besar, kata-kata biasa nan diucapkan pacar kepada versus jenis, menjadi serba luar biasa.

Inilah risiko menahan cemburu sebab berkomunikasi dari global maya saja. Selain mengurangi kecurigaan, berpacaran jeda jauh ala global maya, juga melatih kejujuran dan kesetiaan. Setiap orang, terutama lelaki, kadang mudah berpaling kalau tak diawasi. Ibaratnya, melihat perempuan cantik bagaikan berkah.

Kebanyakan lelaki tidak setia, akan gagal dalam berhubungan jeda jauh melalui global maya ini. Namun, lelaki nan serius, terutama nan hendak menikah, layak diuji dengan pacaran jeda jauh dari global maya . Seberapa tangguhkah ia menghadapi godaan wanita cantik nan berseliweran di sekitar?

Berpacaran jeda jauh lewat global maya juga akan mengajarkan kita pentingnya menjaga " golden time "" (momen emas). Orang nan berpacaran tanpa jarak, akan dengan mudah buat berjalan berdua, mendatangi bioskop, mall, berdiskusi tentang buku baru, atau belajar bersama.

Namun, berpacaran di global maya, kecuali ingin boros pulsa internet, akan membuat kita lebih mampu mengefektifkan waktu pertemuan. Waktu bersua mungkin singkat, 1 jam atau 4 jam sehari. Inilah tantangan sekaligus keuntungan. Disebut tantangan sebab kita mesti memanfaatkan waktu nan terbatas itu buat mengobati rindu, berbagi, dan bercerita tentang perkembangan sehari-hari.

Disebut keuntungan, sebab kangen kita akan lebih membuncah pada pacar di global maya. Tanpa disadari, berpacaran jeda jauh di global maya juga akan melatih kita buat tertib dan pandai membagi waktu. Kalau tidak, kita akan kehilangan golden time berjumpa pacar maya. Yang paling penting, berpacaran jeda jauh via internet akan melatih kita buat lebih peka.

Ketika kita setiap hari bertatap muka, kita akan mudah melihat paras kekasih nan sedih atau hatinya nan tengah galau. Namun, bagaimana mungkin hal ini terjadi jika kita hanya bersua via media sosial? Mungkin paras sang kekasih berbahagia, namun sebenarnya ia menangis. Di sinilah, tantangan seseorang buat menjadi pribadi nan lebih baik, justru muncul dari interaksi jeda jauh via global maya nan syahdan lebih banyak berisiko.



Fenomena Interaksi Melalui Global Maya

Keadaan memang tak selamanya berpihak pada kita, bukan? Ketika baru saja menjalin kasih, tapi ternyata pasangan harus pergi sebab alasan tertentu, sedih niscaya menjadi perasaan nan dominan. Global maya kemudian dianggap menjadi solusi bagi keadaan nan seperti itu.

Dunia maya, tak akan menjadi maya jika orang nan berhubungan dengan kita benar-benar kita kenal. Sebutan maya nan berada di belakang kata global ditujukan pada mereka nan sosoknya masih belum kita kenal secara nyata.

Dunia maya memang menawarkan sebuah sensasinya sendiri. Terutama bagi mereka nan menjalin sebuah interaksi dalam jeda nan lumayan jauh. Di global maya, jeda jauh itu seolah dipangkas. Jeda ribuan meter akan berubah menjadi beberapa centi meter. Jeda tersebut ialah jeda pandang Anda terhadap layar monitor.

Tapi apakah itu cukup? Jika mau jujur, rasanya semua pasangan tak menghendaki interaksi jeda jauh, sekalipun mereka dapat berkomunikasi melalui global maya atau memanfaatkan fasilitas internet. Kedekatan secara fisik tak dapat dipungkiri akan semakin menambah hangat sebuah hubungan. Global maya pun pada akhirnya dianggap hanya menawarkan kebahagiaan nan semu bagi setiap pasangan.

Fasilitas di global maya nan seringkali dimanfaatkan buat berbincang dengan orang tersayang ialah chatting. Skype misalnya. Fasilitas ini memungkinkan Anda bercengkrama dengan seseorang nan tengah jauh. Sekalipun tak dapat bersentuhan, Anda masih tetap dapat melihat senyumnya dan mendengar suaranya, serta melihat aktualisasi diri kerinduan dari kedua matanya.