Ziggy Marley – Musisi Reggae Keturunan Bob Marley

Ziggy Marley – Musisi Reggae Keturunan Bob Marley



Reggae – Musik Asyik Irama Menggelitik

Aliran musik nan ada di global ini sudah sangat banyak. Ragam genre musik tersebut lahir dari kreatifitas dan nilai rasa setiap individu. Salah satunya ialah genre musik reggae . Sebuah genre musik nan hingga kini selalu identik dengan gaya rambut gimbal.

Gaya rambut gimbal nan sangat identik dengan musik reggae ini tak lain dan tak bukan merupakan campur tangan dari musisi reggae nan sudah cukup terkenal. Siapa nan takkenal Bob Marley? Ya, dia ialah salah satu musisi reggae paling fenomenal.

Sungguh sebuah warta menyedihkan mendengar banyak musisi reggae nan meninggal dalam usia nisbi masih muda. Taruhlah nama-nama seperti Kurt Donald Cobain, Jimi Hendrik, dan salah satu nan menginspirasi musik dunia, yaitu Bob Marley.

Musik reggae sudah barang tentu berbeda dengan musik jenis lain. Musik ini memiliki irama nan khas. Irama nan khas buat bergoyang santai. Perhatikan saja para musisi reggae, mereka selalu terlihat menikmati hentakan irama dari musik ini dengan goyangan badan nan khas.

Musik reggae ini berasal dari Jamaika. Secara garis besar, reggae ini merupakan musik gabungan antara musik Ska dan Rocksteady. Ritme dari musik reggae off beat . Meskipun berakar pada dua genre musik itu, musik reggae memiliki ritme nan lebih slow .



Bob Marley – Musisi Reggae Meninggal Muda

Terlahir dengan nama Nesta Robert Marley di Nine Mile, Saint Ann, Jamaika pada 6 Februari 1945. Dia ialah musisi reggae dengan rambut dreadlock, dan penyeru kritik sosial beserta budaya kaum rastafari.

Musisi reggae ini meninggal 11 Mei 1981 pada usia 36 tahun sebab mengidap acral lentiginous melanoma atau bentuk dari malignant melanoma homogen kanker. Cukup muda memang, tetapi gaung dan pemikirannya mengewantah melalui lirik dalam karya-karyanya. Salah satu karya Marley yag paling terkenal ialah I Shot the Sheriff nan didaur ulang oleh Eric Clapton dan menjadi hit pada 1974.

Perjalanan berkeseniannya sebagai gitaris, vokalis, pencipta lagu, ayah dari tiga belas anak ini terbagi menjadi dua, dalam grup musik The Wailers (1964–1974) dan Bob Marley & The Wailers (1974–1981). Selama berkiprah sebagai musisi reggae, Marley sedikitnya telah menghasilkan 13 album studio, 4 album live, 10 album kompilasi, 27 single, 1 tribut, dan album cover.

Meskipun usinya terbilang singkat, namun tak dengan karya-karyanya nan masih bertahan sampai sekarang. Bahkan, sebagai bentuk keberhasilan dan kebesarannya dalam genre musik ini semasa hidup, jika kini Anda mendengar reggae, maka nan pertama kali hadir di benak Anda pastilan nama Bob Marley.



Ziggy Marley – Musisi Reggae Keturunan Bob Marley

Kini, warisan seni dan pemikiran musik reggae nan dimiliki Marley turun ke David Nesta "Ziggy" Marley, pria Trenchdown, Jamaika, kelahiran 17 Oktober 1968. Dia ialah anak tertua dari pasangan Alpharita Constantia Anderson atau lebih dikenal dengan Rita Marley. Melalui kelompok musik bernama Ziggy Marley and The Melody Makers, Ziggy meneruskan kiprah sang ayah.

Ziggy tersentuh mempelajari musik reggae sejak kecil. Hal ini pula nan akhirnya membawa dia kepada kesuksesan karirnya sekarang. "Saya mengambil beberapa kelas, lalu membeli beberapa buku, dan mempelajarinya sendiri. Saya belajar dengan gitar pertama kali dilanjut dengan piano," ujar Ziggy.

"Saya bukanlah nan terhebat seperti mereka, tetapi aku dapat membuat karya rekaman. Tapi, nan terjadi kemudian, sebenarnya, hal tersebut memupuk kreativitas. Sebab, aku secara intelektual tak sebagus orang lainnya nan mengerti dan pergi ke sekolah buat mendapatkan dan membacanya, jadi hal tersebut memaksa Anda buat kreatif."

Ziggy mengambil kesempatan buat memberikan dua sen dollar Amerika buat pemilihan presiden AS lalu."Salah satu hal nan terpenting dari pemimpin ialah menginspirasi, tetapi nan tak mampu menginspirasi orang berarti dia bukan seorang pemimpin," lanjut Ziggy. Sebuah pemikiran nan matang tentang politik dari seorang nan notabene bukan politikus.

Musisi reggae ini memperlihatkan ketertarikan politik nya sedari muda, Ziggy mengingat sebuah perjalanan liburan keluarga ke Zimbabwe di antara ingatan terkuat masa kecilnya. "Bagi saya, perjalanan tersebut seperti menuju bulan," ingat Ziggy." Sebelumnya, aku tak pernah melakukan perjalanan panjang dengan kereta api. Sesuatu hal nan baru buat saya. Yang membukakan mata kepada penjajahan kolonialisme, kemerdekaan, dan revolusi. Kami berjumpa beberapa pejuang revolusi nan berjuang buat kemerdekaan Zimbabwe di sebuah hotel dimana kami menginap, seperti membentuk kembali konsep ke-Afrikaan saya."



Ziggy Marley – Penerus Bob Marley

Kehidupan Ziggy memang tak jauh dari sepak terjang sang ayah di masa lalu. Berbicara tentang politik, perjuangan, dan kecintaan kepada keluarga. "Saya akan menggarap sebuah rekaman keluarga," ungkap Ziggy di akhir 2008.

Musisi reggae dengan darah seni nan kental ini berpendapat bahwa perjuangan dan kecintaan kepada keluarga ialah hal terpenting dari sebuah kehidupan. "Menurut aku hal tersebut krusial buat disuarakan kepada anak-anak zaman sekarang. Saya telah melakukan banyak rekaman dan telah berbicara dengan banyak orang dewasa dan aku sekarang ingin berbicara dengan anak-anak. Kami juga dalam termin perkembangan buat mengerjakan kembali musik reggae nan sudah lama digeluti Bob Marley tentang anak-anak."

Hal itu mewujud menjadi album solo nan ketiganya, "Family Time", nan telah rilis 5 Mei 2009 di bawah perusahaan independen bernama tuff Gong Worldwide. Album reggae ini menampilkan kerabat dan sahabat, Rita Marley, Cedella Marley, Judah Marley, Paul Simon, Willie Nelson, Jack Johnson, Toots Hibbert, Laurie Berkner, Elizabeth Mitchell dan lainnya. Album ini juga nan menghantarkannya Grammy sebagai Best Musical Album for Children.

"Anak-anak ialah segalanya," ungkap Ziggy dalam salah satu perjalanannya antara Afrika Selatan dan tur "West Coast"-nya. "Ketika aku melakukan rekaman, hal tersebut mengukuhkan sesuatu nan telah dipikirkan jauh hari sebelumnya. Merangkul anak-anak ialah salah satu cara buat mengubah stagnansi, penyakit sosial masyarakat.

“Kita perlu mendedikasikan diri buat mereka dan memberikannya pendidikan terbaik. Tidak hanya sesuatu nan terkandung di dalam kurikulum. Kita perlu mengajarkan mereka tentang cinta. Mereka semua perlu mengetahui langkah apa nan seharusnya diambil buat menjadi manusia nan lebih baik di dunia, tak hanya tentang mendapatkan sebuah pekerjaan.” Begitulah pendapat musisi reggae ini ketika ditanya tentang album reggae bertemakan anak-anak nan diluncurkannya.

Garapan lain nan sudah dikerjakan Ziggy ialah dokumenter tentang Bob Marley nan sangat dinanti-nanti penggemar, ditetapkan oleh sang pengarah adegan Jonathan Demme buat rilis 2010. "Hal tersebut akan bercerita tentang Bob Marley, menampilkan perspektif lain nan belum pernah Anda lihat," kata Ziggy. Sebuah film dokumenter tentang legenda reggae nan niscaya dinanti oleh para pengagumnya.

"Ini ialah salah satu karya di mana keluarga dilibatkan. Jadi, hasilnya akan sangat mendalam dan mengungkapkan hal nan tidak pernah terungkap selama ini. Masih banyak hal nan perlu diketahui tentang ayah saya."

TIdak hanya bermusik, menciptakan lagu-lagu reggae, Ziggy kemudian memproyeksikan energi postifnya dengan bergabung bersama Persatuan Bangsa-Bangsa dan menciptakan sebuah label rekaman bernama Ghetto Youth Crew. Ziggy ialah perpanjangan suara lidah jiwa Bob Marley zaman sekarang. Like father, like son.