Musik China

Musik China

Pernah melihat ondel-ondel diarak di sepanjang jalan generik di Jakarta? Bagi nan tinggal di seantero Jakarta atau area sekitarnya pastilah mengiyakan. Ya, sebab ondel-ondel ialah karakteristik khas kebudayaan Betawi – salah satu suku nan ada di daerah Ibu Kota Indonesia, Jakarta.



Teh Yan Pengiring Ondel-ondel

Coba perhatikan salah satu alat musik nan dimainkan sebagai salat satu instrument pengiring ondel-ondel tadi, yaitu Teh Yan. Teh Yan itu semacam alat musik rebab nan digunakan sebagai pelengkap kesenian musik budaya Betawi.

Rebab nan bernama Teh Yan itu biasanya digunakan dalam musik-musik gambang kromong, musik Indonesia tempo dulu nan amat akrab di telinga nenek kakek kita. Bentuk alat musik ini sedikit mirip rangka manusia dari bagian badan hingga ke pinggul.

Musik gambang kromong itu sendiri ialah musik orisinil Betawi namun sudah dipengaruhi oleh percampuran dengan musik budaya China. Seperti juga dengan namanya, Teh Yan – nan terdengar sangat China sekali di telinga orang Indonesia. Hasil akulturasi antara kebudayaan Betawi dengan kebudayaan China melahirkan alat musik bernama Teh Yan ini.

Sayangnya, saat ini keberadaan Teh Yang di Indonesia sudah mulai langka dampak perkembangan zamman dan kurang diminati oleh generasi muda. Faktor lain nan mempengaruhi kelangkaan ialah cara memainkannya nan masih sulit.

Ada juga sebab pelarangan terhadap kesenian Tionghoa pada masa orde baru nan telah berlalu. Saat ini banyak sekali orang nan sudah tak mengenal alat musik ini sebab kelangkaan tersebut.

Alat musik ini bertangga nada diatonis, cara memainkannya harus penuh dengan perasaan. Perasaan ialah kunci primer dalam memainkan alat musik ini maka tak ada anggaran standar buat memainkannya.

Namun jika Anda penasaran dengan alat musik ini, Anda dapat datang ke daerah Tangerang. Di sana ada seorang laki-laki berusia 60 tahun nan dari tahun 1978 masih aktif membuat Tehyan hingga saat ini.

Jika Ansa berminat membeli Tekyan, pesan saja langsung ke Kampung Sewan, Neglasari. Pesan ke seseorang nan bernama Goyong. Harganya memang tak terlalu mahal buat sebuah alat musik, yaitu sekitar 200-500 ribu rupiah.



Pengaruh Budaya China

Musik China orisinil ialah musik tradisional di daratan China nan lahir dari hasil pengaruh budaya Eropa juga. Sebelum abad 20, budaya Eropa cukup berpengaruh besar pada negara-negara di global nan mempunyai interaksi ekonomi langsung dengan Eropa. Seperti Arab, India, Pakistan, Asia dan juga China.

Sedang di Indonesia sendiri, agaknya budaya China juga mempunyai pengaruh nan cukup dominan juga pada kultur Indonesia, terutama di Jakarta yaitu terhadap Suku Betawi dan sebagian wilayah di Jawa Barat.

Musik negeri panda ini juga berpengaruh pada jenis-jenis alat musik nan digunakan oleh Suku Betawi di Indonesia. Seperti Teh Yan (alat musik pengiring ondel-ondel), Koh Ah Yan dan Sukong. Kedua nan terakhir ialah homogen alat musik rebab nan cara memainkannya digesek. Rebab dan kecapi sendiri biasa digunakan dalam musik gambang kromong khas Betawi. Bila rebab digesek, maka kecapi dipetik.

Di sekitar era 80-an bahkan sebagian penyanyi pop Indonesia sangat kentara sekali dipengaruhi oleh budaya China nan kental. Siapa nan tak kenal lagu Ling Ling? Lagu pop Indonesia nan bertajuk nama seorang gadis China bernama Ling Ling. Dan beberapa lagu pop Indonesia nan berjudul atau bernuansa klasik China.

Bahkan di masa kini lagu-lagu religius pun banyak nan dikemas dalam hampir delapan puluh persen liriknya berbahasa China dipadu dengan lirik berbahasa Indonesia. Atau mengambil sedikit saja bahasa China dengan judul lagu berbahasa China buat lebih menembak pangsa pasar.

Antara lain lagu nan berjudul Ching Ai Ching Ai nan diusung oleh kelompok penyanyi religi Raihan dalam album mereka nan berjargon Assalamu’alaikum.



Musik China

Akan halnya perkembangan musik oriental China di belahan global juga sama heboh gaungnya dengan perkembangan musik negeri panda nan mempengaruhi budaya Indonesia, terutama pada suku Betawi. Di negeri asalnya sendiri musik-musik negeri bambu ini bisa diunduh dari situs web musik China Top100.cn. Situs ini dibangun oleh pebasket Cina nan mencintai musik negerinya sendiri, yaitu Yao Ming.

Seperti kata pepatah, menjadi raja di negeri orang namun di sia-sia di negeri sendiri. Mungkin nasib musik ini dapat dikatakan seperti itu. Di era teknologi internet bebas seperti sekarang ini, musik dan video-video Cina nan tidak berlisensi sangat mudah diunggah. Ini terdeteksi dari besarnya angka pengunduh jenis musik ini.

Namun sayangnya dari data The International Federation of the Phonographic Industry – semacam PARFI di Indonesia berpendapat bahwa 99 persen dari musik nan terdistribusi di Negara China ternyata ialah bajakan. Artinya sangat kurang pula ternyata penghargaan terhadap musik orisinil China di negerinya sendiri.

Padahal negara Indonesia sendiri mempunyai sebuah kursus musik nan spesifik mempelajari musik negeri bambu di Jakarta. Loka kursus ini mengkhususkan diri dalam melatih permainan alat musik negeri bambu berupa kecapi China.

Dalam arti negara Indonesia ternyata amat menghargai budaya lain selain budaya orisinil Indonesia nan sudah ratusan tahun berdampingan dengan bangsa Indonesia pada masa 350 tahun penjajahan Belanda. Salah satu bangsa nan dihargai tentu saja Bangsa China.

Akulturasi antara budaya orisinil bangsa Indonesia dengan budaya bangsa China nan hayati menyebar di hampir semua pulau nan ada di Indonesia. Orang China juga dikenal dengan bangsa nan amat tekun, rajin, telaten dan sedikit berpembawaan santai dan low profile dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sebab itu musik dan lagu-lagu China nan oriental sangat terasa kalem dan pas terdengar di telinga.



Alat-Alat Musik dari China

Selain ada Ten Yang nan menjadi alat musik China di Indonesia. Ada banyak juga alat musik lain nan tak kalah menarik dan memiliki suara khas. Inilah dafta alat-alat musik China lainnya nan juga ada di Indonesia.

Alat Musik Gesek

  1. Erhu, alat musik ini ialah rebab China, terbuat dari kulit ular.
  2. Gaohu, sama dengan erhu namun nadanya lebih tinggi.
  3. Gehu, seperti cello sebab nadanya rendah.
  4. Banhu, rebab China nan terbuat dari batok kelapa.

Alat Musik Petik

  1. Liuqin, bentuknya seperti buah pir, memiliki 4 buah senar.
  2. Yangqin, senarnya ada banyak.
  3. Pipa, berbentuk seperti buah pir juga.
  4. Ruan, berbentuk bulat dan memiliki 4 senar.
  5. Sanxian, terbuat dari kulit ular dengan 3 senar.
  6. Guzheng, kecapi nan jumlah senarnya ada 16-26 senar.
  7. Konghou, harpa China.

Alat musik tiup

  1. Dizi, suling nan memiliki membran getar.
  2. Suona ialah terompet China.
  3. Sheng ialah alat musik nan memiliki bilah logam. Suara nan dihasilkan berasal dari tabung bambu.
  4. Xiao ialah suling.
  5. Paixiao ialah sebuah pipa pen.

Alat Musik Pukul

  1. Paigu ialah gendang nan memiliki 4 set bahkan ada juga nan lebih.
  2. Dagu ialah nama sebuah tambur besar.
  3. Chazi ialah simbal.
  4. Luo ialah gong.
  5. Muyu ialah kecrek namun terbuat dari kayu.

Itulah nama beberapa alat musik nan juga kadang dimainkan di Indonesia.

Setelah melihat begitu banyak pengaruh China di Indonesia, berarti Indonesia ialah negara nan multikultural. Keterbukaan Indonesia terhadap budaya asing tentu saja menjadi sesuatu kebanggaan bagi kita. Oleh sebab negara kita ialah negara nan “ramah” terhadap budaya lain. Namun, tentunya jika kebudayaan Indonesianya sendiri masih tetap dipertahankan.

Walaupun ada banyak kebudayaan asing nan ada di Indonesia, tentunya paling krusial ialah menjaga kelestarian budaya kita sendiri. Bijaklah dalam menerima budaya asing nan datang ke Indonesia.