Sekilas Tentang Padi

Sekilas Tentang Padi



Gara-Gara Lagu

Pada masa orde baru, ada-ada saja orang dapat masuk penjara. Menulis lagu cengeng nan menyinggung penguasa, dapat dipenjara. Mmebuat novel atau cerita nan dianggap menyerempet pemerintah, dipenjara. Lamanya dapat bervariasi. Anehnya rasa ketersinggungan ini dapat membuat orang dipenjara seumur hidup. Padahal kesalahannya tak fatal dan tak membuat global runtuh. Tidak dimengerti mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Alasan nan digunakan ialah mengantisipasi kekuatan nan dapat melemahkan keamanan bangsa. Dari banyaknya pengalaman orang masuk penjara, lalu akhirnya buat berkarya, banyak artis nan mencari kondusif saja. Mereka tak menyinggung hal-hal nan sekiranya akan mengganggu ‘perasaan’ sang penguasa. Lagu-lagu nan diciptakan pun akhirnya hanya berkutat dari soal cinta ke cinta. Lagu nan mendayu-dayu ini sempat dianggap terlalu cengeng sehingga sempat juga dilarang.

Lalu ada lagu beraliran rock nan diusung oleh penyanyi dengan suara melengking seperti Hari Mukti, Nicky Astrea, Anggun C. Sasmi, Ahmad Akbar, dan lain-lain. Lagu-lagu tersebut mulai merajai blantika musik Indonesia. Namun, lagu-lagu ini masih belum mampu menggeser kekuasaan lagu-lagu berbahasa Inggris nan dianggap lebih keren dan lebih menunjukan karakter nan membangun. Lagu nan berbahasa Indonesia dianggap tak bervariasi.

Teknolgi memang belum berkembang dengan baik dan fasilitas hiburan masih sangat terbatas. Tidak heran kalau banyak musisi Indonesia akhirnya tak dapat menonjol. Mereka berusaha meraih popularitas dari anjung festival baik taraf nasional maupun taraf internasional. Dari kejuaraan ini lahirlah beberapa musisi handal dan penyanyi nan berkualitas nan membangkitkan gairah berkarya lagi. Tetapi tetap saja, musik Indonesia belum mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Baru pada saat pertengahan tahun 2000, musik Indonesia mulai berjaya. Lagu-lagu nan dibawakan oleh sebuah musik band asal Lampung nan dinamai Kangen Band pun melejit. Lagu-lagu mereka disenangi walaupun banyak nan meremehkan grup band satu ini. Bagaimana tidak, vokalisnya dianggap kurang menarik. Padahal Andhika, vokalis Kangen Band saat itu walaupun berwajah kurang menarik, wanita cantik nan mau dengan dirinya banyak sekali.

Ini terbukti dari pernikahannya nan sudah tiga kali dengan wanita cantik nan berbeda. Ia bahkan akan menikah lagi nan ke empat kalinya. Sayangnya. Kangen Banda bubar sebab kasus narkoba dan kasus lain nan menimpa Andhika. Beberapa grup band sukses berjaya. Tidak ada cerita musisi nan dipenjara hanya sebab msuik nan mereka bawakan. Kalaupun musik atau lirik lagu dianggap meresahkan, musisi dapat meminta maaf secara terbuka.

Kini, pemusik Indonesia sedang berjaya. Lagu barat nan harus berjuang agar disenangi oleh masyarakat Indonesia. Berbagai jenis musik ada dan berbagai girls band dan boys band merajai anjung musik Indonesia. Ajang pencarian talenta tetap ramai dijajaki oleh banyak anak muda nan berusaha memperoleh sedikit ketenaran dna uang dari global tarik suara ini. Terkadang penyanyi itu hanya berwajah cukup rupawan tetapi suara pas-pasan. Hal ini tentu saja sangat menyedihkan. Namun inilah industri. Apa nan disenangi oleh orang banyak, harus dituruti.

Kisah Koes Plus
Meski sempat dipenjara sebab dianggap membawa lagu ‘Ngak-Ngek-Ngok’, Koes Bersaudara tetap berkarya. Lagu-lagu nan mereka ciptakan di penjara juga menjadi hits. Sebut saja lagu berjudul ‘Di dalam bui’, ‘Jadikan Aku Dombamu’ dan ‘Balada kamar 15’. Setelah mengganti nama menjadi Koes Plus, mereka pun semakin terkenal dan menjadi kiblat lagu Indonesia. Banyak band-band nan kemudian meniru-niru musik Koes Plus.

Awalnya lagu-lagu Koes Plus sendiri banyak ditertawakan orang dan ditolak di beberapa toko kaset. Maklum saja, saat itu lagu Indonesia belum terlalu populer. Masyarakat tahun 1970-an lebih menyukai lagu-lagu dari band barat ketimbang karya anak bangsa sendiri. Namun, Koes Plus terus berjuang hingga kemudian lagu perdana mereka berjudul ‘Kelelawar’ sukses diputar di Radio Republik Indonesia (RRI), Masyarakat pun mulai tertarik dan mencari-cari album mereka.



Perkembangan Lagu Berbahasa Indonesia

Tahun 1980-an sampai awal 1990-an lagu-lagu berbahasa Indonesia terus berkibar seiring dengan bermunculannya penyanyi-penyanyi solo dan grup band-grup band. Walaupun harus bersaing dengan lagu-lagu barat, namun penjualan kaset musisi Indonesia masih tergolong baik.

Pertengahan tahun 1990-an minat masyarakat terhadap lagu berbahasa Indonesia berkurang. Dengan masuknya MTV, televisi semakin dibombardir oleh musik-musik barat, mulai dari Rock, Hip hop, reagge, rap dan lain sebagainya. Meskipun ada program MTV Ampuh nan spesifik menyajikan lagu-lagu berbahasa Indonesia, toh porsinya masih sedikit.


Musik-musik India pun melejit sebab banyaknya film-film India nan diputar di layar kaca. Maka sporadis sekali terdengar lagu berbahasa Indonesia nan berkualitas. Industri musik kekurangan musisi nan handal.

Di awal tahun 2000-an, mulailah bermunculan band-band baru nan mengusung lagu berbahasa Indonesia. Namun hanya sedikit nan eksis. Banyak nan mengeluarkan satu hits, lalu bubar atau hilang tanpa kabar. Kini, setelah munculnya program-program spesifik lagu Indonesia, band-band kecil pun diberi kesempatan buat tampil. Tak sedikit dari band-band itu nan kemudian digemari masyarakat, sebab lagu-lagunya enak didengar telinga dan lirik nan menyentuh hati.

Dengan maraknya program televisi nan spesifik menyajikan lagu Indonesia, maka band-band atau musisi Indonesia pun banyak dipanggil buat manggung. Hal itu berakibat baik terhadap kelangsungan hayati para musisi hingga blantika musik Indonesia kembali bergeliat. Kini, hampir di setiap radio, jalanan, televisi atau mungkin anak-anak kita sendiri sudah faish menyanyikan lagu-lagu berbahasa Indonesia.

Mahakarya Abadi Sang Padi
Dari sekian banyak lagu pop Indonesia nan beredar di pasaran, ada satu lagu nan bisa dikatakan sebagai masterpiece dari grup band Padi. Lagu tersebut bertajuk Kasih Tak Sampai. Sejak awal peluncurannya, Kasih Tak Sampai memang disambut dengan sangat baik oleh pencinta musik Indonesia sekaligus membuat nama Padi semakin populer.

Kasih Tak Sampai memang merupakan sebuah lagu nan diracik dengan aransemen “menyayat-nyayat”. Petikan harpa sebagai pengiring menambah kemegahan lagu tersebut. Tidak mudah menciptakan sebuah aransemen megah. Hanya tangan-tangan profesional nan mampu menciptakan itu. Ya. Seperti nan diterapkan dalam Kasih Tak Sampai.

Cinta Tak Termiliki
Seperti judulnya, lagu Kasih Tak Sampai memang bercerita tentang sebuah perasaan cinta nan tidak dapat terwujud. Bukan sebab bertepuk sebelah tangan, melainkan keadaan nan tak memungkinkan. Dengan kata lain, dua orang nan saling mencinta harus rela mengorbankan perasaan masing-masing sebab mereka tidak dapat bersatu.

Keduanya hanya mampu merasakan estetika cinta sesaat nan berlanjut dengan mimpi-mimpi dan asa tentang “bintang” di langit sebagai cara buat mengabadikan cinta. Begitu sulit bagi kedua insan itu buat menyatukan perasaan secara nyata. Kisah itulah nan membuat lagu ini begitu menyentuh. Ternyata, saling mencinta pun tidak cukup membuat dua orang bahagia.



Sekilas Tentang Padi

Menilik namanya, sangatlah tak biasa dan tampak tak menjual menamai sebuah band dengan nama Padi. Namun, ketidaklaziman itu justru membuat grup band asal Surabaya ini mencapai puncak kesuksesan. Band nan dibentuk di Surabaya pada 8 April ini digawangi Fadly (vokal), Piyu (gitar), Yoyo (drum), Ari (gitar), dan Rindra (bas).

Meskipun sudah terbentuk sejak 1997, Padi mulai dikenal di belantika musik Indonesia pada akhir 90-an lewat lagu berjudul Sobat dalam kompilasi album “Indie Ten”. Lagu Sobat dianggap memberikan rona baru bagi musik Indonesia. Band nan merupakan sebuah kelompok kreativitas seni mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya ini mengusung genre pop-rock.

Sebenarnya, ada beberapa lagu Padi nan terkenal. Namun, Kasih Tak Sampai menghadirkan kisah lain di balik lagunya. Oleh karena itu, tidaklah salah jika Kasih Tak Sampai dikatakan sebagai salah satu mahakarya lagu Indonesia. Hal ini terbukti sebab lagu tersebut tetap disukai hingga kini. Bahkan, mungkin saja menjadi soundtrack di balik perjalanan cinta Anda.