Migrasi Burung - Rotasi Kehidupan

Migrasi Burung - Rotasi Kehidupan

Migrasi merupakan perpindahan organisme nan terjadi dari satu bioma ke bioma lainnya. Perpindahan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai alasan dan penyebab. Namun, bukan hanya manusia nan dapat bermigrasi. Binatang pun dapat melakukan hal tersebut sebab beberapa hal. Misalnya saja, migrasi burung nan akan dibahas pada artikel ini.

Suatu keajaiban bisa menyaksikan gerombolan burung nan bermigrasi atau imigrasi burung . Formasi lintasan nan tertib membuat mata tidak berkedip. Suara burung nan riuh rendah membuat mulut terbuka sebab kekaguman nan tidak berdaya ditutup-tutupi. Menatap kepak burung elang nan gagah, misalnya, dapat menghabiskan waktu berjam-jam. Apalagi, kalau dapat melihat bendera nan dikaitkan di kaki burung.

Burung-burung tercipta buat bermigrasi sebab mereka mempunyai tugas melanjutkan kehidupannya di loka lain sebelum akhirnya balik lagi ke loka asal.



Migrasi Burung

Jika manusia biasa berlibur saat musim panas, musim dingin, atau musim liburan tiba, hal itu dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya saja, pada saat musim panas tiba, banyak orang nan bermigrasi ke daerah tersebut buat menikmati udara nan hangat.

Namun, bukan hanya manusia saja nan dapat melakukan perpindahan sementara buat mendapatkan laba atau sesuatu nan mereka butuhkan. Burung pun melakukan migrasi ke tempat-tempat lain nan dianggap dapat memberikan laba terhadapnya.

Misalnya saja, burung-burung nan berpindah loka dari wilayah global bagian utara (Negara Cina dan negara sekitarnya) ke wilayah global bagian selatan (Indonesia dan negara sekitarnya) atau sebaliknya, dari wilayah selatan (Australia) ke wilayah utara (Indonesia dan negara sekitarnya).

Perpindahan nan dilakukan oleh burung ini biasanya dilakukan dari bulan Oktober atau November, yakni sejalan dengan kedatangan musim dingin di wilayah utara. Burung-burung tersebut kemudian terbang menuju wilayah katulistiwa dan kembali ke wilayah asalnya pada bulan Maret.



Jenis-jenis Migrasi Burung dan Jalurnya

Beberapa jenis perpindahan burung nan biasa dilakukan terbagi atas tiga jenis, yaitu :

  1. Migrasi Menyeluruh. Migrasi menyeluruh ialah migrasi nan dilakukan oleh 90% burung di wilayah tertentu.
  2. Migrasi Sebagian. Migrasi sebagian ialah migrasi nan dilakukan oleh 50% burung di wilayah tertentu.
  3. Migrasi Lokal. Migrasi lokal ialah migrasi nan dilakukan oleh burung sebab keadaan lingkungan atau habitannya sehingga berpindah ke habitat nan lain.

Kebanyakan burung nan bermigrasi merupakan burung jenis pemangsa atau reptor. Salah satu negara nan memiliki populasi burung jenis ini ialah negara kepulauan kita, Indonesia.

Dalam beberapa literatur, tercatat bahwa jumlah jenis burung nan bermigrasi ke Indonesia berjumalh 39 jenis, seperti burung elang rawa kelabu, elang kecil, elang rawa katak, elang kelabu, sikep madu asia, dan lain sebagainya.

Selain jenis migrasi nan berbeda, ada dua jalur nan dapat dipergunakan oleh burung-burung nan bermigrasi. Jalur tersebut ialah jalur daratan timur nan dimulai dari daratan Rusia menuju pinggiran benua Asia (Cina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia) hingga sampai ke wilayah Indonesia. Jalur tersebut memiliki panjang sekitar 7000 km.

Sementara itu, jalur kedua ialah jalur pasifik, yakni jalur nan dimulai dari daratan Rusia dengan melewati kepulauan Jepang, Taiwan, dan Filipina hingga akhirnya sampai ke wilayah Indonesia. Jeda nan ditempuh berkisar 5000 km.

Pada jalur pasifik ini, dibutuhkan tenaga ekstra dari burung-burung migrasi tersebut buat dapat melewati permukaan air nan melintas di wilayah jalur tersebut. Oleh karena itu, kebanyakan burung nan bermigrasi lewat jalur ini memiliki sayap nan panjang dengan ujung nan meruncing.

Dengan bentuk sayap seperti itu, burung bisa bermigrasi dengan menggunakan tenaganya sendiri tanpa harus selalu memanfaatkan energi matahari. Penggunaan energi matahari itu dilakukan buat menghemat energi para burung dalam melintasi jalur migrasi.

Penggunaan energi matahri itu dilakukan dengan cara terbang berputar ke atas saat udara semakin panas dan muncul gejala thermal. Dengan begitu, burung-burung tersebut dapat menghemat energi mereka buat beberapa hari ke depan.

Sesampainya di Indonesia, burung-burung tersebut akan menyebar ke beberapa tempat. Loka nan biasanya dituju ialah Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Bali. Namun, ada juga nan datang ke wilayah Jakarta di daerah kepulauan seribu.

Indonesia dijadikan tujuan migrasi sebab udaranya nan sangat bersahabat serta keadaan alam nan latif dan asri.



Migrasi Burung - Rotasi Kehidupan

Sama seperti ikan salmon nan kembali ke sungai (tempat ia dilahirkan) ketika akan bertelur, beberapa jenis burung pun bermigrasi ke seluruh global dengan tujuan mendapatkan pasangan nan berkualitas. Para burung tersebut berlomba-lomba buat dapat tiba di loka migrasi.

Keuntungan menjadi nan pertama tiba di loka baru ialah selain mendapatkan pasangan berkualitas, dapat mendapatkan loka bersarang dan berkembang biak nan terbaik pula. Ternyata, burung pun memikirkan kualitas keturunannya.



Migrasi Burung - Perjalanan Tak Mengenal Lelah

Hampir 60 persen burung pemangsa bermigrasi. Namun, ada juga burung-burung jenis lain. Di antara burung-burung nan bermigrasi itu ada nan bertubuh kecil tetapi kekuatan terbangnya luar biasa. Dalam sehari, mereka dapat terbang sejauh 480km (burung penyanyi bertubuh kecil). Wow, betapa Mahakuasanya Tuhan menciptakan makhluk kecil yang perkasa seperti burung-burung tersebut!

Burung memang penerbang luar biasa. Misalnya, burung alap-alap ( Falco peregrinus ) nan kecepatan terbangnya mencapai 320 kilometer per jam, tak kalah cepat dari mobil formula 1 nan dikemudikan Alonso. Mereka akan melintasi beberapa negara mencari loka nan pas dan tepat buat berkembang biak. Suatu perjuangan menemukan fasilitas terbaik bagi keturunan nan terbaik.



Persiapan Migrasi Burung

Percaya tak percaya, namun percaya sajalah. Sebelum bermigrasi, burung-burung itu mempersiapkan diri dengan saksama. Misalnya, burung bulbul menimbun lemak di tubuhnya sebelum berangkat ke loka migrasi. Mereka pun tak asal berangkat, tetapi menunggu waktu nan tepat.

Ilmuwan hanya bisa menyimpulkan bahwa 'waktu nan tepat' tersebut ditentukan oleh 'jam tubuh' burung itu sendiri. Hebat, kan? Selain itu, burung-burung akan menuju suatu loka eksklusif buat menunggu teman-temannya. Setelah itu, baru bersama-sama menuju loka migrasi. Ternyata, burung-burung itu mempunyai peralatan komunikasi nan cukup canggih pula.



Dampak Migrasi Burung

Menyaksikan burung-burung bermigrasi memang sangat mengasyikkan. Namun, bila diamati lebih jauh, migrasi burung ini membawa akibat besar terhadap kehidupan manusia. Bila suatu wilayah biasa menjadi loka migrasi burung, tiba-tiba jumlah burung nan bermigrasi tak sebanyak sebelumnya atau tak ada lagi burung nan bermigrasi ke loka itu, harus dicurigai.

Bisa jadi loka tersebut telah tercemar atau ada gangguan alam lainnya. Burung akan mencari loka nan lebih hangat buat berkembang biak. Mencairnya es di Norwegia telah menenggelamkan sebuah pulau tidak beres nan berjarak 1000km dari Kutub Utara. Akhirnya, burung-burung nan biasa bermigrasi ke sana harus mencari loka lain.

Migrasi burung, terutama burung-burung liar ini, selain dapat dilihat sebagai salah satu bagian pemanasan global, merupakan salah satu penyebab berkembangnya beberapa penyakit. West Nile Virus, Lyme's disease, Salmonella, Newcastle disease, dan virus influenza A , misalnya.