Konsep Ilmu Pengetahuan

Konsep Ilmu Pengetahuan

Warna merupakan komponen keindahan nan penting. Mengapa demikian? Melalui teori rona kita dapat membedakan secara jelas estetika dari suatu objek. Pada masa lalu, bangsa Korea menggunakan rona baju mereka sebagai pembeda antara darah biru dengan rakyat jelata. Meskipun seiring dengan kemajuan zaman sudah tak ada lagi pembeda kasta semacam itu atau secara sosial dan kebudayaan rona juga bisa memberikan suatu kesan.

Warna putih nan berhubungan dengan perbedaan makna dingin dan kesucian. Namun, faktanya di beberapa negara Eropa perbedaan makna dari rona putih berhubungan dengan salju.

Hal ini berbeda dengan negara di Timur Tengah nan menghubungkan rona putih dengan aksen kematian sebab penggunaan kain kafan, meskipun secara teori putih bukanlah warna, sedangkan hitam dianggap sebagai ketiadaan seluruh gelombang warna. Itu ialah beberapa fakta menarik mengenai rona sebab rona hingga saat ini telah menjadi bagian krusial dalam kehidupan manusia.



Definisi Warna

Secara definisi rona ialah persepsi dari respon otak buat data nan diterima secara visual. Sama halnya dengan proses penginderaan manusia lainnya, seperti penciuman atau perasa, rona merupakan rasa atau sensasi nan dirasakan oleh seseorang melalui penglihatannya setelah melihat objek nan menghasilkan cahaya dalam berbagai campuran panjang gelombang nan akhirnya kita sebut sebagai warna.



Beragam Teori Warna

Berbagai teori dari beberapa bidang ilmu coba buat mengkaji teori warna, hasil dari penelitian para teoritikus inilah nan sekarang bisa diketahui saat membicarakan perspektif rona melalui beberapa konsep, seperti desain, tabiat manusia, bahkan alam semesta.

Untuk memudahkan pemahaman tentang teori warna, akan dilakukan pengelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

  1. Konsep ilmu pengetahuan
  1. Konsep estetika.
  1. Konsep psikis.


Konsep Ilmu Pengetahuan

Bidang ilmu pengetahuan telah meneliti mengenai rona buat berbagai kebutuhan, tetapi ilmu fisika merupakan bidang ilmu nan meletakkan konsep dalam teori warna. Ada beberapa nama nan bisa dijadikan surat keterangan ketika berbicara mengenai teori warna, antara lain sebagai berikut.



Teori Optik

Isaac Newton ialah salah seorang fisikawan nan mengkaji tentang teori optik nan kemudian menghasilkan penemuannya mengenai refraksi cahaya menggunakan prisma kaca segitiga nan menghasilkan spektrum warna. Melalui penelitiannya ini ditemukan bahwa rona putih terdiri dari berbagai macam warna.

Untuk itu putih bukanlah warna, putih merupakan perpaduan dari seluruh gelombang warna, nan diantaranya ialah merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu atau anda bisa melihatnya ketika pelangi muncul. Konklusi dalam penelitiannya ini menyebutkan bahwa rona ialah hubungan antarobjek dengan cahaya nan sudah memiliki rona terlebih dahulu.

Hal tersebut terjadi sebab objek tak bisa menghasilkan warnanya sendiri. Lebih mudahnya menurut teori Newton ini, berkas cahaya berwarna nan menghasilkan rona putih ketika dipisahkan dari prisma atau sebaliknya, menghasilkan berbagai macam warna, tak akan merubah sifat dari rona itu sendiri. Contohnya, ketika Anda mengamati gelas dengan berbagai rona bohlam. Gelas tersebut akan berwarna sinkron dengan rona bohlam nan anda gunakan.



Teori Komplementer

Teori ini merupakan teori warna nan dicetuskan oleh Brewster. Pada prinsipnya teori ini menggunakan pengelompokan atau clustering pada berbagai macam rona nan sering dilihat pada lingkaran warna, antara lain sebagai berikut.

Warna Primer

Menurut teori ini rona utama terdiri dari beberapa rona dasar, nan berarti bukan merupakan percampuran dari rona lainnya. Misalnya, rona merah nan menyerupai rona darah, rona biru seperti rona langit cerah atau laut. Rona terakhir ialah rona kuning seperti kuning telur. Meskipun pada awalnya banyak pendapat nan menyatakan bahwa hijau juga termasuk, tetapi teori dari Brewster ini membantahnya.

Warna Sekunder

Secara teoritis rona jenis ini merupakan hasil percampuran dari rona primer, Anda bisa membayangkan rona sekunder ini hanya dengan mengkombinasikan warna, seperti rona merah dan kuning nan kemudian menjadi jingga atau biru dan kuning nan akan menjadi rona hijau (karena itu hijau tak menjadi bagian dari rona primer), dan merah dicampur biru akan menjadi rona ungu.

Warna Tersier

Warna tersier merupakan hasil pencampuran dari salah satu warrna sekunder. Anda dapat menyebutnya sebagai rona dengan kesamaan mendekati rona lain. Misalnya, hijau kebiru-biruan nan merupakan campuran dari rona kuning dengan hijau.

Warna Netral

Bagian terakhir merupakan jenis rona hasil dari campuran ketiga rona primer. Jenis rona ini menjadi jenis rona nan bisa dikombinasikan dengan rona apapun. Misalnya, rona hitam, atau kelabu. Para pakar menyebut campuran dari rona ini sebagai rona intermediate.



Teori Munsel

Sesuai dengan namanya sendiri Albert Munsel. Berbeda dengan teori sebelumnya Munsel mengatakan bahwa rona terdiri atas:

  1. Warna Primer: nan terdiri dari rona merah, hijau, biru dan jingga.
  1. Warna Sekunder: nan terdiri dari jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua, dan nila.


Konsep Estetika

Setelah mengetahui teori rona melalui konsep ilmu pengetahuan, selanjutnya Anda akan mengetahui rona dalam artian estetika atau estetika. Ada beberapa teori nan berhubungan dengan konsep estetika, antara lain sebagai berikut.



Teori Rona Prang

Berbeda dengan para penggagas teori rona terdahulu Louis Prang ialah seorang pelukis, atau lebih dikenal sebagai bapak kartu natalnya Amerika. Menurut Prang rona bisa dibagi menjadi secara kesan dan kelas. Adapun secara kesan, rona bisa dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Hue merupakan bagian nan membahas mengenai perbedaan makna emosi dalam warna. Secara sederhananya Anda bisa membayangkan ketika melihat sensasi rona merah terang dalam suatu lukisan. Adanya perbedaan makna tempramen dalam rona tersebut.
  1. Intensity merupakan teori nan menyebutkan rona cerah dan redupnya warna. Untuk nan satu ini Anda bisa melihat contohnya pada lukisan Picasso nan banyak mengeksplorasi area surealis nan terasa gradasi dari cerah maupun kelabunya sebuah aktualisasi diri warna.
  1. Value merupakan pembahasan mengenai gelap terangnya rona nan biasanya bisa anda lihat melalui desain busana maupun dekorasi dari suatu ruangan.

Sementara itu secara kelas, pembagian dari warna, antara lain sebagai berikut.

  1. Warna Antara merupakan rona campuran dari rona primary dan binary. Contohnya bisa Anda lihat pada percampuran dari rona merah dicampur dengan hijau, nan kemudian menjadi merah hijau.
  1. Warna ketiga merupakan campuran dari rona binary. Misalnya, violet nan kemudian dicampur dengan hijau atau sebagainya.
  1. Quantemary merupakan rona campuran dari dua rona tersier, seperti hijau violet dicampur dengan violet oranye.

Teori Nirmana

Teori ini membahas mengenai penyusunan komponen visual nan meliputi titik, garis, warna, ruang, dan tekstur nan terintegrasi secara harmonis. Dalam perspektif lain teori ini bisa disebut juga ilmu tata rupa. Secara sederhana Nirmana bisa Anda lihat penerapannya mulai dari global fotografi, arsitektur, hingga desain web. Sebenarnya pelaksanaan tersebut sama seperti nan telah kita bahas sebelumnya, meliputi kesan dan pengelompokan kelas warna.



Konsep Psikis

Pada konsep ini, teori rona lebih berperan pada pembacaan karakter manusia. Apakah dia seseorang nan bersemangat, pemurung, atau tipe seseorang nan memiliki kelebihan khusus. Pembahasan pada teori ini bukan lagi pada sisi bagaimana rona dikelompokan atau dicampurkan menjadi rona nan baru, tetapi lebih kepada makna dari rona tersebut.

Ada beberapa rona nan mampu mendefinisikan hal tersebut, antara lain sebagai berikut.



Merah

Warna ini menggambarkan keadaan psikis nan berhubungan dengan semangat dan memiliki pengaruh pada produktivitas, kompetitif, dan keberanian. Ada beberapa arti rona merah, antara lain sebagai berikut.

  1. Merah terang. Rona ini berhubungan dengan agresif, aktif, eksentrik serta berpengaruh pada gairah, dominasi, serta kejantanan.
  1. Merah jambu. Rona ini melambangkan romantisme dan feminim nan berpengaruh pada kesan seseorang nan pasrah, menggemaskan dan jenaka.

Biru

Rona nan melambangkan ketenangan dan sifat seseorang nan cooling down atau bijaksana. Ada beberapa arti rona biru, antara lain sebagai berikut.

  1. Biru Tua. Rona ini melambangkan perasaan nan stabil dan cenderung bermakna kecerdasan, kooperatif, dan tenang.
  1. Biru tua. Rona ini melambangkan karakter dari seseorang nan keras kepala, berpendirian teguh serta kebanggaan pada diri sendiri.


Kuning

Orang nan menyukai rona ini cenderung memiliki karakter menyenangkan, santai, dan sering menunda masalah. Sifatnya nan impulsif juga menyebabkannya sering berubah-ubah sekaligus juga memiliki banyak asa pada apa nan sedang dilakukannya.



Hijau

Seseorang nan menyenangi rona ini cenderung memiliki sifat nan lebih hebat dari orang lain, orang penyuka rona ini juga bahagia dengan pujian, baik nan terselubung maupun langsung, dan karakter ini juga suka buat menasehati orang lain.



Hitam

Pada banyak pembahasan karakter penyuka rona ini dianggap misterius atau cenderung tertutup, tetapi penafsiran lain tentang makna karakter dari penyuka ini ialah seseorang nan seringkali merasakan kehampaan.



Biru (Keunguan) atau Indigo

Dalam perspektif ini makna rona tak lagi meliputi rona kesukaan, tetapi lebih kepada karakter orang tersebut nan memancarkan rona ini. Rona ini juga menyebutkan sifat spesifik dari pemiliknya.

Melalui pembahasan tersebut bisa diketahui bahwa rona tak sekedar menjadi syarat suatu objek disebut latif secara estetis, tetapi rona juga bisa bermakna dalam melambangkan suatu budaya, inovasi ilmu pengetahuan hingga identifikasi ciri dari sifat manusia.