Lagu Nasyid Itu Musik Islam?

Lagu Nasyid Itu Musik Islam?

Nasyid merupakan salah satu seni Islami dam bidang tarik suara dan nyanyiannya disebut lagu nasyid. Lagu nasyid umumnya dinyanyikan dengan perbedaan makna Islam dan lirik-liriknya mengandung nasihat, memuji Allah, kisah para nabi, dan lain-lain nan berkaitan dengan syiar Islam.

Nasyid ini biasanya dinyanyikan dengan bentuk acappela dan hanya diiringi oleh alat musik gendang. Iringan lagu nasyid dengan gendang dilatarbelakangi oleh dilarangnya menggunaan alat musik selain alat musik perkusi oleh sebagian ulama Islam.



Sejarah Lagu Nasyid

Kata nasyid berasal dari bahasa Arab nan artinya senandung. Setelah itu, kata nasyid maknanya mengalami penyempitan nan awalnya bermakna senandung secara generik berubah menjadi senandung bernuansa Islami. Seni musik Islam ini dayakini telah ada dan berkembang sejak zaman Rasulullah.

Syair nan hingga kini cukup terkenal dan sering disenandungkan oleh majelis ta'lim serata tim qosidahan, yaitu thola'a badru 'alaina (artinya sudah muncul rembulan di tengah-tengah kami), merupakan lagu nan disenandungkan umat Islam ketika menyambut kehadiran Nabi Muhammad Saw. Lagu ini dinyanyikan buat menyambut Rasulullah nan buat pertam kalinya hijrah ke Kota Madinah.

Setelah itu, lagu nasyid mengalami perkembangan bersamaan dengan berkembangnya situasi dan keadaan pada masa itu. Misalnya seperti nasyid nan berkembang di kawasan Timur Tengah. Nasyid di sini umumnya bertemakan pesan jihad dan mengumandangkan perlawanan melawan imperialism Israel. Tema-tema ini wajar muncul di sana sebab memang keadaan politik di Timur Tengah sedang goyah.

Orang nan bersenandung dalam genre nasyid disebut munsyid nan artinya yaitu orang nan menyanyikan atau membacakan syair. Nasyid itu bukan berarti hanya sekadar lantunan lagu, tetapi juga mempunyai nilai spiritual sangat tinggi, baik dari sudut pandang syairnya ataupun munsyid-nya. Intinya, lirik dalam musik nasyid harus mengandung nilai rohani atau nilai islami nan sangat kental dan kuat.

Nasyid dapat dibawakan dalam majemuk gaya atau style, seperti nasyid dengan style acapella dengan irama pop, nasyid nan dibawakan dengan iringan perkusi nan umumnya berisi puji-pujian, dan ada juga nasyid nan dinyanyikan dengan alat musik lengkap.

Di Indonesia, nasyid biasa dibawakan dengan style acapella atau hanya diiringi dengan alat musik berupa gendang. Saat ini, telah banyak bermunculan grup vokal nasyid Indonesia seperti Snada, Bijak, Sam Abdullah, Harmoni Voice, Suara Persaudaraan, Izatul Islam, dan masih banyak lagi nan lainnya.

Lalu, bagaimana sejarah nasyid di Indonesia? Berikut pembahasannya.



Sejarah Lagu Nasyid di Indonesia

Musik nasyid mulai datang ke Indonesia pada 1980-an nan saat itu hanya dinyanyikan pada forum-forum eksklusif oleh sejumlah aktivis muslim di kampus-kampus dan sekolah-sekolah. Nasyid ialah sebuah wahana bagi para aktivis muslim buat meningkatkan semangat dalam kelompoknya. Nsayid ini berisi syair nan bertemakan perjuangan nan menggelora di jalan Allah Swt atau fisabilillah.

Saat memasuki masa 1990-an, musik nasyid mulai dikenal luas oleh masyarakat dengan syair-syairnya nan mengandung pesan, pujian kepada Allah, dan kisah-kisah para nabi. Perkembangan musik berlairan nasyid di Indonesia ini ternyata memunculkan banyak grup vokal, misalnya Snada, Senandung Nasyid, Qatrunada, dan lain-lain. Walaupun lirik-lirik lagunya bersifat religious, tetpai dinyanyikan dengan gaya musik pop sehingga menjadikan nasyid semakin populer.

Saat memasuki bulan Ramadhan pada 2005, music beraliran nasyid makin populer di Indonesia. Bahkan, sebuah stasiun televisi partikelir di Jakarta mengadakan sebuah festival bernama Festival Nasyid Indonesia serta FestivaL Nasyid, Tausyah, dan Qiroah (NTQ), mirip seperti acara Indonesian Idol atau Akademi Fantasi nan saat itu sedang marak di kalangan masyarakat Indonesia. Namun sayang, peserta festival ini masih dipenuhi oleh pria dan tak ada satu pun peserta dari kaum hawa.



Lagu Nasyid Itu Musik Islam?

Di dalam hukum Islam, sejumlah ulama memiliki disparitas pendapat seputar hukum musik. Pihak nan melarang atau mengharamkan alat musik ialah ulama Muta'akhirin, sedangkan nan memperbolehkan atau menghalalkan alat musik ialah ulama Salaf dari golongan sahabat dan tabi'in.

Menurut kalangan mereka, tidak ditemukan dalil dalam Al-quran and hadis nan dengan jelas mengharamkan alat musik. Disebabkan munculnya dua pendangan inilah, pada ulama telah sepakat buat mengembalikan hukum bermusik pada hukum asalnya, yaitu mubah.



Raihan dan Lagu Nasyid

Siapa nan tak kenal grup nasyid nan satu ini? Raihan merupakan sebuah grup musik nasyid nan berasal dari negara tetangga, Malaysia. Nama grup vokal nan spesifik menyanyikan lagu nasyid ini, yaitu Raihan bermakna 'wewangian'. Raihan mengawali debutnya dengan merilis album Puji-pujian dan tanpa disangka sangat laku di pasaran, termasuk di Indonesia.

Grup vokal lagu nasyid ini pernah meraih double platinum di album Demi Masa. Raihan pun sering diundang buat mengadakan konser di sejumlah negara seperti Inggris, Rusia, Perancis, Kanada, dan Hongkong. Ketika mengadakan sebuah konser di Inggris, Ratu Elizabeth II memberikan pernghargaan kepada Raihan.

Seiring dikenalnya Raihan sebagai grup vokal nan spesifik menyanyikan lagu-lagu nasyid, semakin bersinar pula kariernya di global musik. Hal ini dibuktikan Raihan dengan berkolaborasi bersama sejumlah grup musik dan pernah juga melakukan eksperimen dalam lagu nan berjudul Do U Know Him?

Raihan juga sempat berkolaborasi dengan mecca2median, grup RnB Muslim dari Inggris, melakukan kerja sama dengan Muhammad al-Husayyan dalam lagu berjudul Araftuka, juga berkolaborasi dengan salah satu band Malaysia, dan pernah juga melakukan kerja sama dalam sebuah lagu pada album Allahu.



Dikografi Raihan

Sejauh ini, Raihan sudah banyak mengelurkan album dan semuanya itu laku di pasaran. Berikut daftar album nan telah dirilis Raihan.

  1. Koleksi Terbaik
  2. Syukur
  3. Bacalah
  4. Ameen
  5. Tawakkal
  6. Allahu
  7. Gema Alam
  8. Demi Masa
  9. Senyum
  10. Puji-pujian
  11. We Are Brothers and Sisters

Hadirnya grup vokal Raihan ke tengah-tengah umat Islam telah memunculkan rona baru bagi perkembangan musik nasyid. Raihan telah mengenalkan nasyid dengan perbedaan makna pop dan juga easy listening. Hal inilah nan membawa perkembangan tersendiri bagi musik nasyid.

Dibanding dengan grup nasyid lainnya, Raihan masih dipandang sebagai grup nasyid nan terbaik. Bahkan, bila harus dibanding dengan Yusuf Islam nan dulunya bernama Cat Steven sekalipun, Raihan tetaplah dikatakan nan terbaik. Bahkan, bila dibandingkan musisi asal Inggris, Yusuf Islam, Raihan masih unggul. Raihan pun merupakan grup vokal nasyid satu-satunya nan telah mengadakan tur keliling dunia.



Lagu Nasyid dan Perempuan

Kehadiran kaum hawa di kancah musik nasyid tidaklah menjamur seperti grup nasyid pria pada umumnya. Walaupun begitu, pada 1990-an, sekelompok wanita muslimah meramaikan musik nasyid dengan membentuk kelompok nasyid bernama Bestari. Asma Nadia, seorang penulis terkenal, ialah salah satu personel dari Bestari. Bestari pada waktu itu sudah sukses mengeluarkan dua album, yaitu Bestari I dan Bestari II.

Kemunculan kelompok nasyid perempuan ini sempat menciptakan kontroversi di masyarakat. Protes pun bermunculan tak hanya dari tokoh agama, tetapi juga dari para muslimah sendiri nan juga menolak kehadiran Bestari. Penolakan ini dilatarbelakangi sebab ada nan menganggap suara wanita itu aurat. Sebagia umat Islam masih menganggap suara wanita itu haram hukumnya jika diperdengarkan di depan generik sebab merupakan aurat.

Semoga musik dapat terus melebarkan sayap dan semakin diterima luas di masyarakat. Tapi, hal nan paling krusial ialah para munsyid-nya mampu menjadi contoh dan teladan sehingga apa nan didakwahkan dalam musik tersebut bisa diikuti oleh para pecinta lagu nasyid.

Sejarah Lagu Nasyid

Lagu nasyid masuk ke Indonesia pada pertengahan 1980-an dan mulai berkembang di lingkungan kampus. Nasyid ialah salah satu seni musik bernuansa Islami. Sebenarnya, nasyid sudah ada sejak masa awal Islam, tetapi nama nasyid sendiri waktu itu belum dikenal.

Bersyair atau bermusik lahir jauh sebelum agama Islam dibawa oleh Rasulullah. Setiap suku bangsa di global ini memiliki berbagai macam jenis lagu, seperti nyanyian pengantar tidur, hymne , senandung, dan lain-lain. Seiring berkembangnya agama Islam, terciptalah satu jenis nyanyian nan menambah kekayaan khazanah Islamiyah. Rasulullah pada waktu itu tak melarang syair-syair nan berembang di kalangan para sahabat.

Thala'al Badru 'Alaina ialah nyanyian tertua dalam Islam. Nyanyian ini dinyanyikan oleh beberapa orang dengan iringan rebana buat menyambut datangnya Rasulullah nan hijrah dari Makkah ke Madinah (1430 tahun nan lalu). Inilah permulaan berkembangnya syair dan lagu Islami.

Nyanyian Islami berkembang seiring meluasnya agama Islam. Pada zaman Dinasti Turki, berkembang satu irama bernama Zapin (gabungan antara irama Turki Arabia dan Spanyol). Zapin berkembang dari belahan global barat sampai ke belahan timur di negara-negara Asia Tenggara.

Di beberapa negara Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Brunei, nama jenis irama musik ini tak berubah. Sementara itu, di Filipina dan Maluku musik ini disebut dhana-dhana . Lagu dan syair berirama Zapin nan pernah terkenal di nusantara ialah sebagai berikut.

  1. Lancang Kuning
  2. Laksamana Hang Tuah
  3. Laksamana Raja di Bahari
  4. Bunga Melur

Ada juga jenis irama dan lagu Islami lainnya selain Zapin , seperti hadhrah , marawis , dan lain-lain.



Nasyid di Indonesia

Saat ini, lagu nasyid nan dikenal di Asia Tenggara sebenarnya bukan jenis musik baru dalam Islam. Pada awal kemerdekaan, jenis lagu ini sudah dinyanyikan di beberapa daerah di Indonesia dengan nama nan berbeda-beda. Masyarakat Betawi menyebutnya denngan Orkes Gambus , di Sumatera Utara dikenal dengan Irama Padang Pasir , dan
di Jawa disebut Qasidahan .

Di Sumatera Utara pada 1960-an, Hj. Nur Aisyah Djamil membentuk grup qasidah bernama Nasyid. Nama grup qasidah ini berasal dari singkatan nama pemimpinnya, yaitu Nur Aisyah Djamil. Inilah awal mula dikenalnya nasyid di Indonesia. Alat musik nan dipakai dalam nasyid tak ada nan bernada dan hanya terdiri dari gendang dan rebana. Sementara itu, ada juga nan berpendapat bahwa nasyid berasal dari kata nasyd , nan artinya hymne .

Pada 1980-an, Nasyidaria, sebuah grup qasidah populer di Jakarta, mulai menghiasi layar televisi. Grup qasidah ini memakai alat-alat nusik modern, seperti gitar, organ, dan lain-lain. Beberapa tahun kemudian, Jamaah Al-Arqam hadir dengan lagu-lagu nasyid diiringi alat musik tanpa nada, bahkan sebagian lagunya dinyanyikan tanpa alat musik. Di Asia tenggara, Al-Arqam sempat membahana. Lagu-lagu mereka nan cukup terkenal ialah Asmaul Husna, Sunnahnya Orang Berjuang, dan Di Pondok Kecil .

Lagu-lagu nasyid kembali membahana pada 2000-an. Hal nan paling menonjol dari lagu nasyid zaman ini ialah unsur syariat Islam. Selain itu, para penyanyinya didominasi kaum pria. Pada era sebelumnya, para penyanyi nasyid didominasi kaum wanita. Alat musik nan digunakan saat ini ialah alat musik tanpa nada. Bahkan, sekarang muncul teknik acapella nan digarap dengan baik.



Debu

Grup nasyid Indonesia berikutnya ada satu grup nan personilnya semua ialah orang asing mereka ialah orang Amerika nan mualaf dan sekarang sudah menjadi warga negara Indonesia. Pelantun beberapa lagu nasyid ini bisa sering kita lihat saat bulan Ramadhan, sambil menunggu adzan buat berbuka puasa mereka akan muncul di televisi dan menyanyikan beberapa lagu religi.

Sebagai grup nasyid nan personilnya berasal dari luar negeri perjalanan panjangpun harus mereka tempuh.

Sebelum datang dan tinggal di Indonesia kebanyakan dari personilnya tinggal di daerah Texas dan Arizona tepatnya di sebuah kota nan bernama New Mexico. Disana mereka membuat sebuah komunitas dalam ajaran agama Islam. Mereka dibimbing oleh Syekh Fattah dan menjadi golongan sufi dan mengikuti tasawuf.

Mereka bilang bahwa zikir ialah napas bagi mereka nan selalu dilakukan dalam kesehariannya. Dalam ajaran sufi jika kita benyanyi itu disebut sebagai ibadah dan juga zikir. Namun sebab mereka tinggal di Amerika dan di loka itu dapat dibilang tak ada komunitas muslim, mereka tak tampil di acara generik jadi mereka bernyanyi jika ada teman nan datang ke loka mereka.

Tahun 1997 mereka pindah ke Dominika, namun sama saja seperti di Amerika suasana muslim sama sekali tak ada di Negara itu. Lalu mereka mulai berpikir dimana loka nan tentram dan nyaman nan penuh dengam suasana Islam. Dan pada suatu malam sang Syekh Fattah mendapat bisikan bahwa loka nan harus dituju ialah Indonesia.

Namun mereka nan tak tahu Indonesia merasa binggung dimana berada negara Indonesia itu? Dan suatu ketika seperti mendapat ilham mereka menemukan sebuah website orang Indonesia di internet dan disitulah mereka bersilaturahmi dan bilang bahwa mereka ingin berkunjung ke Indonesia.

Di tahun 1999 grup nasyid Debu tiba di Indonesia dan diterima oleh seorang ulama bernama Syekh Uqbah kenalan dari internet. Kemudian setelah tinggal selama tiga bulan di Jakarta mereka diundang ke Universitas Muslim Indonesia di Ujung Pandang buat mengajarkan mahasiswa dalam hal keagamaan.

Setelah itu mereka datang ke sebuah pesantren nan tempatnya masih di daerah Ujung Pandang. Disanalah mereka mengajar lagi tentang Al Quran dan bahasa Inggris dan zikir.

Mengamati konduite mahasiswa nan tidak lancar bahkan tak dapat membaca Al Quran dan bagaimana cara salat Syekh Fattaah menyadari bahwa anak muda zaman sekarang banyak nan masih tak paham bagaimana Islam itu sesungguhnya. Lalu buat membuat mahasiswa itu mengerti dan mulai tersentuh dengan agama islam beliau selalu melantunkan pujian kepada Allah swt lewat sebuah nyanyian dan puja puji terhadap-Nya.

Lambat laun syair itu seperti merasuk ke dalam jiwa para pemuda sehingga mereka menjadi sangat menyukai zikir. Dan begitulah kira-kira pelantun beberapa lagu nasyid Debu mulai membawakan lagu-lagu religi atau lagu nasyid bernuansa Islami dalam komunitas mereka.

Inilah nama-nama personil debu

Daood Abdullah mengisi drum

Fatimah Husniah mengisi baglama (saz) dan violin

Layla Wafiyah mengisi harpa, kanoon, tambourin dan sebagai vokalis

Ali Mujahid Abdullah mengisi bass dan sebagai backing vokal

Kumayl Mustafa Daood mengisi posisi lead vokal, oud, violin, komposer dan seorang arranger

Naimah Mahmoud mengisi mandolin, perkusi dan oud

Shakur Binhassan Ali mengisi perkusi dan viola

Najmah Hakimah mengisi santoor dan violin, vocal instructor serta menjadi composer

Naseem Nahid DeVoe sebagai perkusi dan pemain riq

Muhammad Saleem sebagai Flutes, percussion dan penyanyi

Syakura Yasirah sebagai violinist dan saz

Abdul Wahab sebagai perkusi



Album Lagu Nasyid Debu

Album pertama "Mabuk Cinta" tahun 2003 dalam bahasa Arab dan Indonesia.

Album kedua "Makin mabuk" tahun 2004 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Album ketiga "Nyawa dan Cinta" tahun 2006 dalam bahasa Indonesia.

Album keempat "Gubahan Pecinta" tahun 2007 dalam bahasa Indonesia, Cina, Italia, Arab, Inggris dan Turki.

Album kelima "Hep Beraber (ucapkanlah bersama) tahun 2007.

Itulah beberapa grup nasyid Indonesia dengan banyak lagu nasyid.