Teknik Budidaya

Teknik Budidaya



Bahan

o Bibit jamur berkualitas.
o Air buat membasahi bekatul.
o Bekatul.
o Tepung jagung.
o Kapur dolomite buat mengatur pH.
o Serbuk gergaji, sebaiknya diambil dari serbuk kayu0[ nan homogen, sebab serbuk gergaji dari kayu nan tidak sejenis bisa menjadikan proses pengomposan kurang sempurna. Hindari penggunaan serbuk gergaji dari kayu nan bergetah sebab getahnya bisa memicu kontaminan.
o Kapas.
o Bag log.



Alat

• Ruang pemanasan nan suhunya bisa dikendalikan, digunakan buat sterilisasi media.
• Rak penempatan inkubasi.
• Alat pengepres buat memadatkan campuran media.
• Spatula pengaduk bibit.



Teknik Budidaya

Cara budidaya jamur tiram putih ialah sebagai berikut:

1. Persiapan media

o Menambahkan air pada serbuk gergaji hingga kelembaban 55-65%.

o Jika memakai campuran jagung, komposisinya ialah media gergaji (80%), bekatul (10%), dan tepung jagung (10%), namun jika tanpa tepung jagung komposisinya serbuk gergaji (15% dan 85%).
o Tambahkan kapur dolomite hingga pH menjadi netral atau sekitar 7.
o Campur berbagai bahan media berkali-kali dan pastikan semuanya tercampur dengan merata.

2. Pengemasan media

o Bahan nan sudah tercampur merata dimasukkan dalam plastik.
o Pres media sepadat mungkin dan pasang cincin pada mulut plastik lalu tutup dengan kapas. Fungsinya buat membuat mulut media guna memasukkan bibit jamur.
o Tutup kapas dan ujung media agar kapas tak kena uap saat disterilisasi.

3. Sterilisasi

Cara budidaya jamur tiram putih erat kaitannya dengan sterilisasi media. Media nan baik harus bebas dari mikrobia pathogen seperti jamur dan bakteri. Oleh karenanya proses sterilisasi harus diperhatikan.
Berikut teknik sterilisasinya:

o Agar tak repot mensteril alat, saat sterilisasi media, masukkan sekalian spatula nan akan digunakan buat menyebar bibit. Spatula dibungkus dalam plastik dan ditutup agar setelah dikeluarkan dari alat sterilisasi tak terkena kontaminasi.
o Tata media dalam ruang pemanas atau drum sterilisasi.
o Panaskan media hingga suhu kurang lebih mencapai 90 derajat. Pertahankan pemanasan pada suhu tersebut selama 8-9 jam.
o Biarkan drum tetap tertutup setidaknya setangah hari buat menghindari penguapan air pada tepi plastik dampak perubahan suhu nan mendadak.

4. Inokulasi bibit jamur

o Cuci kaki dan tangan dengan sabun anti kuman buat meminimalisir kontaminan. Semprot tangan dengan alkohol 70%.
o Keluarkan spatula dari plastik.
o Buka tutup wadah bibit dan aduk bibit dengan spatula nan telah disterilisasi.
o Buka kapas di mulut media dalam plastik, lalu tuangkan bibit dan tutup kembali media dengan kapas tersebut.
o Pasang kembali tutup mulut media.
o Bibit siap diinkubasi.

5. Inkubasi

o Media nan sudah diberi bibit diletakkan dalam rak penyimpanan.
o Masa inkubasi berkisar kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22-28 derajat celcius.

6. Pemeliharaan

o Pada termin pemeliharaan epilog baglog sedikit dibuka.
o Pastikan pula ventilasinya lancar sehingga suplai oksigennya terpenuhi dengan baik.
o Pertahankan kelembaban udara dengan melakukan penyiraman.
7. Panen

  1. Setelah badan jamur tumbuh besar dan lebar, jamur sudah dapat dipanen.
  2. Selain teknik-teknik diatas, dalam cara budidaya jamur tiram putih memperhatikan pula lingkungan budidaya seperti halnya kelembaban. Semakin lembab loka budidaya, resiko kontaminannya menjadi lebih tinggi.
  3. Oleh karenanya jika dibudidayakan pada loka nan lembab sebaiknya kurangi kadar nutrisi sebab nutrisi bisa lebih cepat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri.


Mengenal Jamur Tiram Putih Lebih Dekat

Cara budidaya jamur tiram putih juga harus diimbangi dengan pengetahuan mengenai jamur tersebut secara lebih mendetail. Jamur tiram nan merupakan salah satu jenis jamur paling banyak nan dibudidayakan oleh para petani jamur di Indonesia ini merupakan tanaman nan termasuk dalam klasifikasi jamur atau fungi dengan bentuk tangkai nan menyamping dan menyerupai tiran. Itulah sebabnya jamur tiram juga disebut sebagai jamur dengan bentuk seperti tiran.

Bagian tudung dari jamur tiram ini memiliki rona nan bermacam-macam, yakni dari hitam, cokelat, abu-abu, sampai putih dengan permukaan licin nan memiliki diameter 5 sampai 20 cm, bergantung pada besar dan jenis pembudidayaannya. Jamur tiram juga memiliki spora dengan bentuk batang nan berukuran 8 sapai 11 kali 3 sampai 4 mikrometer dan miselia putih nan dapat tumbuh dengan cepat.

Para petani jamur biasanya menemukan jamur tiram putih pertama kali di daerah hutan dan pegunungan nan memiliki suhu nan cukup sejuk selama setahun. Tubuh buahnya terlihat bertumpukan di antara permukaan batang pohon nan sudah melapuk atau pada bagian batang pohon nan sudah ditebang. Dengan begitu, para petani jamur pun bisa mengetahui dengan jelas cara budidaya jamur tiram putih ini dari hasil penemuannya.

Selain mengetahui asal-usul jamur tiram putih, para petani juga menemukan siklus hayati jamur tiram tersebut agar dapat diketahui masa tanam dan masa panen nan tepat buat mendapatkan hasil jamur tiram nan baik.

Jamur tiram putih sama seperti jamur tiram lainnya, yakni berkembang biak dengan dua cara yaitu aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi secara seksual dapat dilakukan melalui penyatuan dua jenis hifa dengan masing-masing hifa berperan sebagai gamet jantan dan betina nan nantinya akan membentuk zigot. Zigot tersebutlah nan kemudian akan berubah menjadi primodia dewasa.

Sementara itu, ada juga nan dinamakan reproduksi aseksual dengan jalan melalui jalur spora nan terbentuk secara endogen pada bagian kantung spora nan biasa disebut dengan sporangium. Spora aseksual tersebut disebut dengan konidiospora nan merupakan spora dalam konidium.

Pada mulanya, basidospora bregerminasi membentuk miselium bersama inti haploid. Miselium tersebut kemudian tumbuh menjadi hifa dan membuat miselium berfusi dengan hifa nan lainnya sampai akhirnya membentuk hifa dikaryotik. Pada termin ini, dibutuhkan suhu antara 10 sampai 20 derajat celcius dengan kemlembaban sebanyak 85 sampai 95% sehingga tubuh buah terbentuk diiringi oleh kariogami dan meiosis pada basidium.



Kandungan Gizi nan Terdapat pada Jamur Tiram Putih

Seperti nan sudah banyak diketahui oleh masyarakat, jamur memiliki kandungan gizi nan sangat baik buat dikonsumsi tubuh. Begitu juga dengan jamur tiram putih nan memiliki banyak kandungan gizi di dalamnya. Taraf protein nan terdapat di dalam jamur tiram putih sangtlah lengkap sehingga lebih disarankan dibandingkan dengan kubis dan asparagus.

Kadar lemaknya nan rendah sangat baik digunakan dalam diet sehat buat memperbaiki proses metabolisme tubuh manusia. Selain itu, terdapat sembilan asam amino nan sangat berguna bagi tubuh manusia, seperti triptofan, valin, leusin, isoleusin, histidin, febilalanin, dan meitonin.

Berbagai vitamin, seperti vitamin B dengan kandungan tiamin dan riboflavin di dalamnya juga sangat baik buat menjaga kondisi tubuh agar tetap vit. Vitamin C dan provitamin D nan diubah menjadi vitamin D di dalamnya juga akan sangat bermanfaat bagi tubuh. Majemuk mineral nan terkandung di dalam jamur tiram putih antara lain ialah seng, zat besi, fosfor, natrim, kalsium, magnesium, kalium, dan tembaga.