Antara Rumah dan Masjid

Antara Rumah dan Masjid

Shalat Jamaah ialah shalat nan dilakukan bersama-sama oleh dua orang atau lebih. Satu orang bertindak sebagai pemimpin shalat nan disebut imam. Selebihnya menjadi makmum nan mengikuti imam dari takbiratul ikhram sampai salam.

Shalat berjamaah di masjid biasanya diawali dengan kumandang adzan nan merupakan pemberitahuan bahwa telah masuk waktu shalat dan agar orang-orang di sekitarnya berbondong-bondong ikut shalat berjamaah. Setelah terkumpul sejumlah orang, salah satu dari mereka melafadzkan iqomat sebagai ajakan memulai shalat.



Hukum Shalat Berjamaah

Para ulama mazhab berbeda pendapat soal hukum shalat berjamaah. Mazhab Syafi'i berpendapat hukumnya ialah fardhu kifayah , artinya jika di suatu kampung tidak ada nan mendirikan shalat secara berjamaah, maka berdosalah seluruh warga kampung itu.

Mazhab Hambali mengemukakan pendapat nan lebih ekstrem, bahwa hukum shalat berjamaah ialah fardhu ain . Itu artinya setiap Muslim wajib melakukan shalat berjamaah, disebabkan banyaknya dalil kuat tentang perintah shalat secara berjamaah.

Mazhab Hanafi dan Maliki mengemukakan pendapat nan bersifat pertengahan. Menurut mereka, shalat berjamaah selain shalat Jumat hukumnya ialah sunnah muakkad (sunnah primer nan menjadi rutinitas Rasulullah saw, hanya sesekali ditinggalkan agar umat tak mengira hukum ibadah tersebut ialah wajib).



Keutamaan Shalat Berjamaah

Rasulullah dan para sahabat tak pernah meninggalkan shalat berjamaah, kecuali jika ada halangan nan syar’i. Ketika Rasulullah sakit, beliau tetap melaksanakan shalat berjamaah di masjid sebagai imam hingga ketika sakitnya semakin parah, beliau memerintahkan Abu Bakar buat mengimami shalat berjamaah.

Rasulullah, bahkan, tak memberi keringanan kepada ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktum nan buta buat meninggalkan shalat berjamaah. Padahal, selain buta, dia tak mempunyai seseorang nan dapat menuntunnya ke masjid dan usianya pun sudah renta. Diriwayatkan dari Abu Hurairah:

"Seorang laki-laki buta mendatangi Nabi lalu berkata, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya saya tak mempunyai seorang penuntun nan mengantarkanku ke masjid'. Lalu, ia meminta Rasulullah buat memberi keringanan baginya buat shalat di rumahnya hingga Rasulullah memberikannya keringanan.

Ketika Ibnu Ummi Maktum hendak kembali, Rasulullah memanggilnya lalu berkata, 'apakah Engkau mendengar panggilan (adzan) buat shalat?' Ia menjawab, 'benar', maka Rasulullah bersabda, 'penuhilah panggilan tersebut.” (H.R. Muslim)

Keutamaan shalat berjamaah banyak diriwayatkan dalam sejumlah hadis. Rasulullah SAW, dalam salah satu hadits shahih bersabda bahwa shalat nan dilakukan secara berjamaah memiliki keunggulan 27 derajat lebih tinggi dibandingkan shalat sendirian.

Dalam riwayat lain, Rasulullah mendoakan umatnya nan berjalan ke masjid buat salat berjamaah akan mendapat berkah berupa sinar terang-benderang di hari kiamat.

Semakin banyak jumlah peserta shalat berjamaah, semakin banyak pula pahalanya. Ini berdasarkan sebuah hadis riwayat Ahmad dan Abu Dawud nan menjelaskan bahwa shalat berdua itu lebih primer dari pada shalat sendiri. Shalat bertiga lebih primer dari pada shalat berdua. Intinya, semakin banyak jumlah jamaah, semakin besar keberkahan Allah atas mereka.

Ada juga nan meriwayatkan sabda Rasulullah tentang keutamaan shalat isya dan shalat subuh berjamaah. Orang nan shalat isya berjamaah ibarat mendirikan shalat selama setengah malam.

Shalat subuh berjamaah bahkan lebih tinggi lagi keutamaannya, yaitu ibarat melaksanakan shalat semalam suntuk! Subhanallah! Dari keterangan tersebut, maka kita bisa melihat beberapa keutamaan shalat berjamaah, yaitu sebagai berikut.

  1. Mendapat pahala sebanyak dua puluh tujuh derajat dari sholat sendirian. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)
  1. Setiap langkahnya menuju masjid, diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para malaikat. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraira RA, dari terjemahan lafadz Bukhari)
  1. Sholat berjama'ah membebaskan seorang muslim dari pengaruh setan. (H.R. Abu Daud dengan derajat hadist hasan, dari Abu Darda' RA)
  1. Memancarkan cahaya nan paripurna di hari kiamat. (H.R. Abu Daud, Turmudzi, dan Hakim)
  1. Saling mengenal dan mengasihi sesama muslim.
  1. Membiasakan diri buat hayati teratur dan disiplin melalui waktu-waktu sholat nan sudah ditentukan serta melalui interaksi nan tercipta antara imam dan makmum.

Di lingkungan keluarga, orang tua bisa mengajarkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. Di mulai dengan mencontohkan berprilaku nan baik, seperti mengucapkan salam ketika akan pergi atau pulang ke rumah. Selanjutnya, dengan mengajak anak beribadah, seperti mengajak anak buat shalat lima waktu secara berjamaah. Ketika bulan puasa tiba, mengajak anak buat ikut puasa.

Hal-hal nan sederhana tersebut, bisa melatih dan membiasakan anak buat beribadah, ketika sudah tumbuh dewasa. Seorang anak banyak belajar dari lingkungan keluarganya, terutama orang tuanya.

Apabila keimanan seorang anak sudah dipupuk sejak dini, ketika dia terjun ke global luar, maka dia sudah punya tameng buat menghalau segala macam pengaruh negatif. Anak tersebut sudah mengerti mana nan baik buat diri dan agamanya, serta mana nan dapat membuatnya hancur.



Antara Rumah dan Masjid

Bagi seorang laki-laki, shalat berjamaah di masjid lebih primer dari pada di rumah. Ini berbeda dengan wanita, nan lebih primer mendirikan shalat di rumah. Namun, bukan berarti wanita tak boleh ikut shalat berjamaah di masjid. Boleh-boleh saja seorang wanita pergi shalat berjamaah di masjid, asalkan ia mampu menjaga diri dari hal-hal nan nan mengundang syahwat lelaki dan rekaan orang-orang di sekelilingnya.

Bagi laki-laki, shalat berjamaah di rumah juga tetap sah, lebih-lebih jika bertujuan agar istri dan keluarga dapat ikut shalat berjamaah. Mengenai pahala, hanya Allah nan tahu. Namun, insya Allah pahalanya sama (27 derajat lebih tinggi ketimbang shalat sendiri). Yang membedakan cuma soal kualitasnya saja.

Shalat Jamaah memang besar sekali manfaatnya. Tidak hanya berpahala besar, tapi shalat berjamaah juga dapat dijadikan ajang silaturahmi dan latihan kepemimpinan. Karena itu, hampir di semua hadist nan diriwayatkan berbagai perawi, Rasulullah memerintahkan seluruh umatnya, buat shalat berjamaah di masjid.

Sejak mengenyam pendidikan di sekolah dasar ataupun mengaji di TPA dulu, kita tentu sudah tahu bahwa keutamaan shalat berjamaah nan paling kita kenal ialah pahala shalat akan ditingkatkan menjadi 27 kali lipat (ada juga hadist nan menyebutkan akan dinaikkan 25 kali lipat). Dan, tak hanya ini saja nan memacu umat Islam buat lebih giat melaksanakan shalat berjamaah. Ternyata shalat berjamaah juga memiliki keutamaan lainnya



Tata Cara Shalat Berjamaah

Jika Anda ketinggalan shalat berjamaah di masjid sebab suatu hal, Anda masih dapat melakukan shalat berjamaah ini. Itu sebab shalat berjamaah itu dapat dilakukan minimal dua orang. Anda dapat melakukannya dengan teman Anda di mana saja, asal loka itu kudus dari hadast kecil ataupun besar.

Posisi dalam shalat berjamaah buat 2 orang ialah imam berada di depan, sementara makmum nan mengikuti gerakan imam ada di sebelah kanan imam, dan posisinya agak di belakang.

Jika shalat berjamaah ini diikuti 3 orang atau lebih, posisinya sama seperti shalat berjamaah pada umumnya. Imam ada di depan makmum, dan 2 atau lebih orang makmum membentuk satu barisan shaf di belakang imam. Posisi ini juga berlaku kalau makmumnya perempuan. Mereka membentuk barisan shaf sendiri di belakang makmum laki-laki.

Kalau Anda terlambat mengikuti shalat berjamaah pun, Anda masih dapat mengikutinya dan tetap mendapatkan pahala utuh shalat berjamaah. Anda dinamakan makmum masbuk dan langsung ikuti saja gerakan imam saat itu. Sesudah imam melakukan salam, Anda harus berdiri lagi dan lanjutkan shalat Anda sinkron jumlah rakaat nan tertinggal.

Kalau Anda sempat membarengi ruku imam (berarti Anda hanya ketinggalan takbiratul ikram), Anda terhitung masih mendapat rakaat itu. Jika Anda baru mengikuti imam sesudah gerakan ruku' dan seterusnya, Anda tetap dihitung ketinggalan shalat satu rakaat itu.



Manfaat Shalat Jamaah

Di masa Nabi Muhammad, para sahabat nan melakukan shalat berjamaah, selalu mengecek kanan kiri sesudah mereka melakukan shalat. Tujuannya buat mengecek siapa nan berhalangan shalat berjamaah. Jika ada nan tak ikut, mereka berbondong-bondong mendatangi orang nan tak shalat berjamaah tadi buat melihat keadaannya.

Di sinilah letak keutamaan shalat berjamaah dibanding shalat sendirian. Masyarakat jadi lebih tahu kondisi masing-masing personal dan menjadi lebih perhatian satu sama lain.

Manfaat lainnya tentu saja pahala nan dinaikkan sampai 27 kali lipat. Selain itu, shalat berjamaah ialah latihan kepemimpinan nan baik sebab semua orang hanya patuh pada satu imam dalam menjalankan ibadah.

Makmum juga dapat mengoreksi imam nan salah melafalkan bacaan atau mengingatkan gerakan imam nan salah, dengan cara mengucapkan Subhanallah (untuk makmum perempuan, cukup dengan bertepuk tangan satu kali). Shalat jamaah ialah suatu latihan kepemimpinan dan demokrasi nan baik, bukan? Semoga bermanfaat.