Borneo - Hewan-hewan nan Ada di Pulau Kalimantan

Borneo - Hewan-hewan nan Ada di Pulau Kalimantan

Borneo ialah nama lain dari Pulau Kalimantan. Pulau ini menempati urutan sebagai pulau terbesar ketiga di global di bawah Greenland dan Papua. Kalimantan sendiri saat ini dimiliki oleh tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, serta Brunei Darusalam. Wilayah terbesar berada di dalam kekuasaan Republik Indonesia.

Di wilayah ini Indonesia memiliki empat buah provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, serta Kalimantan Tengah. Bagaimana asal usul hingga digunakan nama Kalimantan tak terlalu jelas. Sementara nama Borneo berasal dari sebuah kesultanan Brunei dan digunakan oleh pihak Inggris dan Belanda buat menyebut pulau ini.

Kalimantan juga dikenal dengan nama alias sebagai "Pulau Seribu Sungai". Nama nan wajar mengingat banyaknya sungai nan berada di pulau ini. Borneo lekat dengan sejarah bangsa Indonesia. Di pulau ini pernah berdiri sebuah kerajaan Hindu tertua di negeri ini nan disebut dengan nama Kutai Martadipura atau lebih dikenal dengan nama Kutai saja.

Kerajaan ini terletak di tepi Sungai Mahakam dan berdiri sekitar tahun 400 hingga 500 Masehi. Kerajaan ini didirikan oleh Kundungga. Tidak banyak informasi nan didapat buat menggali sejarah panjang kerajaan ini. Hanya saja diketahui bahwa raja Hindu nan pertama berkuasa di kerajaan ini ialah Aswawarman. Ia diangggap sebagai pendiri dinasti kerajaan dan diberi gelar Wangsakerta nan bermakna pembentuk keluarga.

Masa keemasan kerajaan Kutai terjadi saat putra Aswawarman berkuasa. Raja nan dimaksud ialah Mulawarman. Ia sering disamakan dengan Dewa Matahari, Ansuman. Mulawarman juga dikenal sangat dekat dengan rakyatnya dan berhubungan baik dengan para Brahma nan datang ke negaranya. Setelah Mulawarman wafat, perlahan namun niscaya kerajaan ini pun mengalami kemunduran hingga akhirnya runtuh.



Borneo - Antara Suku Dayak dan Sungai Terpanjang di Indonesia

Bicara Borneo berarti bicara tentang penduduk aslinya dan sungai-sungai nan mengalir di sana. Penduduk orisinil nan dimaksud ialah suku Dayak. Mereka merupakan penduduk nan mendiami seantero pulau Kalimantan dan sangat menguasai budaya bahari.

Ada pembagian beberapa rumpun dengan penggunaan bahasa nan berjumlah hingga ratusan. Suku ini kaya dengan aneka budaya nan bernilai tinggi. Borneo juga identik dengan sungai-sungai terpanjang di Indonesia. Sungai terpanjang nan pertama ialah Sungai Kapuas.

Berada di wilayah Kalimantan Barat, sungai ini menempati urutan pertama sebagai sungai terpanjang di Indonesia. Panjangnya mencapai 1.143 km. Sungai nan bermuara di Selat Karimata ini dengan mata air berasal dari Pegunungan Muller mempunyai lebih dari 300 jenis ikan.

Sungai ini memiliki arti nan sangat krusial bagi provinsi Kalimantan Barat. Selain menjadi sumber air, juga menjadi wahana transportasi nan sangat berpengaruh. Sayangnya belakangan ini, Sungai Kapuas mulai mengalami pencemaran sebab adanya aktivitas penambangan emas.

Hal seperti ini nan harus dicegah agar pencemaran tak terus berlanjut sebab pada akhirnya akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar. Selain sungai Kapuas, ada juga Sungai Mahakam nan berada di provinsi Kalimantan Timur dan bermuara di Selat Makasar. Sungai ini mengalir sepanjang 920 km dan menjadi sungai terpenting di provinsi ini.

Sumber air, wahana transportasi, serta sumber perikanan ialah beberapa kegunaan vital dari Sungai Mahakam ini. Hal nan tak kalah panjang ialah Sungai Barito dengan panjang sekitar 900 km. Begitulah, Borneo atau Kalimantan ini tak dapat dipisahkan dari kehidupan Suku Dayak dan keberadaan beberapa sungai-sungai terpanjang di Indonesia. Semuanya saling terkait sehingga membangun Kalimantan seperti nan kita kenal sekarang ini.



Borneo - Hewan-hewan nan Ada di Pulau Kalimantan

Borneo mempunyai keanekaragaman fauna nan menakjubkan. Misalnya saja orang utan. Hewan ini hayati di hutan hujan nan berada di Kalimantan dan Sumatera. Jumlah pastinya tak dapat diperkirakan sebab loka tinggal mereka nan sulit ditembus. Namun nan jelas ada penurunan jumlah nan signifikan sebab pembukaan hutan secara besar-besaran.

Habitatnya pun menjadi berkurang dan sudah tentu akan membawa pengaruh besar bagi hewan ini. Selain itu, ada perdagangan besar-besaran terhadap orang utan. Orang utan tergolong hewan nan harus dilindungi sebab terancam punah. PBB bahkan pernah mengutus Julia Roberts buat menjadi duta bagi orang utan.

Hewan ini sangat istimewa, berperilaku seperti manusia. Orang utan lebih suka hayati menyendiri. Orang utan jantan selalu berkeliaran tanpa teman, sementara nan betini biasanya ditemani anak-anaknya. Meski banyak menetap di atas pohon, orang utan tetap lebih lama menghabiskan waktunya di darat. Mereka membuat sarang di atas pohon nan terbuat dari ranting pohon.

Borneo juga memiliki gajah kalimantan nan merupakan subspesies dari gajah Asia. Hingga kini, asal usul hewan ini belum terlalu jelas dan masih terus diselidiki. Gajah di Kalimantan ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan gajah Afrika. Gajah merupakan hewan nan biasa hdup berkelompok. Gajah betina hayati bersama gajah jantan muda dan anak-anak mereka dalam kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 20 hingga 30 ekor gajah.

Induk gajah mengasuh dan melindungi anak-anaknya dengan baik. Anak gajah dilindungi di sela-sela kaki gajah betina dewasa. Hal seperti itu biasa terjadi hingga anak gajah berusia dua atau tiga tahun. Gajah menggunakan belalainya sebagai snorkel saat harus melintasi sungai nan dalam.Gajah ialah hewan nan istimewa.

Tahukah Anda kalau mereka mempunya otak nan ukurannya paling besar di antara anggota kerajaan hewan lainnya? Itulah sebabnya gajah tergolong hewan nan pintar dan mempunyai daya ingat nan bagus. Bahkan Agatha Christie pun menulis salah satu novelnya dengan judul "Gajah Selalu Ingat".

Lalu masih ada bekantan, homogen monyet dengan hidung besar mirip pinokio. Hewan ini dapat berenang dan suka bermain air. Mereka tinggal di sekitar hutan bakau. Hidung bekantan jantan lebih besar jika dibandingkan dengan hidung bekantan betina. Dengan hidung itu mereka dapat bersuara keras. Hidung nan unik ini membuat bekantan dipanggil juga dengan monyet Belanda.

Bekantan biasa hayati dalam sebuah kelompok antara 10 hingga 30 ekor. Perut bekantan biasanya membuncit sebab terbiasa makan daun nan banyak mengandung gas ketika dicerna. Mereka juga makan buah dan biji-bijian.

Saat ini populasi bekantan sudah tinggal sedikit. Hewan ini sudah terancam punah sehingga harus segera diselamatkan. Jika tidak, cerita tentang hewan berhidung besar ini hanya akan menjadi sejarah.

Selain habitatnya nan mengalami kerusakan, bekantan juga mudah stres. Inilah hal nan membuat hewan ini sulit buat berkembang biak dengan maksimal. Ketika dipindahkan ke lingkungan baru, bekantan butuh waktu lama buat menyesuaikan diri. Bahkan banyak nan wafat saat berada di loka konservasi.

Borneo juga mempunyai pesut Mahakam, homogen lumba-lumba air tawar. Di Asia Tenggara, pesut hanya terdapat di Kalimantan. Pesut hanya terdapat di Sungai Mahakam, Sungai Irawadi, serta Sungai Mekong. Kecuali di Sungai Mahakam, pesut sudah tak ditemukan lagi di sungai lainnya. Hasil inspeksi DNA menunjukkan kalau pesut berkerabat dengan paus pembunuh atau orca.

Paus ini ialah pemangsa bahari dalam terbesar nan dapat tumbuh hingga sepanjang 9 meter dan berat mencapai 10 ton. Makanan primer mereka ialah cumi-cumi, burung laut, bahkan penguin.

Secara fisik, pesut mahakam mirip dengan beluga. Pesut dewasa dapat mencapai berat lebih dari 120 kilogram dengan panjang mencapai 2,3 meter. Pesut mempunyai jaringan berlemak dan berminyak di bagian kepala. Populasi pesut mahakam sudah sangat terbatas dan terancam punah.

Hewan ini bahkan berada di urutan teratas dalam daftar hewan nan terancam punah. Meningkatnya lalu lintas di Sungai Mahakam, tingginya erosi, terjadinya pendangkalan sungai dampak pembalakan liar, serta makin terbatasnya udang dan ikan dianggap sebagai penyebab berkurangnya jumlah pesut ini.

Sudah sepantasnya jika pemerintah di pulau Borneo mulai mengambil tindakan serius buat melindungi aneka satwa termasuk pesut. Hewan-hewan istimewa di pulau ini tampaknya sudah menghadapi ancaman nan serius. Menjaga keberlangsungan hayati mereka serta kelestarian habitatnya merupakan tanggung jawab kita bersama.