Jenis-jenis perkutut

Jenis-jenis perkutut

Kicau burung perkutut menurut penggemarnya sangat menenangkan dan dapat menghibur hati. Apalagi bagi masyarakat Jawa. Burung jenis ini bukan hanya menarik sebagai binatang peliharaan, namun suara perkutut sangat merdu dinikmati. Yang tidak kalah pentingnya, memiliki burung ini kabarnya juga berhubungan dengan simbol kemakmuran dan gengsi.

Tidak sedikit legenda nan seakan mengiringi keberadaan burung nan masih keluarga dekat dengan merpati ini. Mitos nan berkembang turun temurun itu mengatakan bahwa memelihara dan memiliki burung perkutut bisa mendatangkan rejeki dan kemakmuran. Karena itu tidak heran bila para priyayi dan bangsawan jaman dulu sering memelihara burung perkutut sebagai lambang status sosial.



Menarik Perhatian

Namun terlepas dari mitos nan ada, memelihara burung perkutut memang menyenangkan. Bentuknya nan lebih kecil dari merpati, kebanyakan berwarna keabu-abuan, dan di sekitar leher membentuk rona berbentuk lingkaran seperti kalung nan cantik, menarik dan terlihat bersih. Namun jenis perkutut cukup banyak, umumnya tersebar di Asia, Australia, Selandia Baru hingga kepulauan Hawai, sehingga corak rona bulunya juga cukup beragam. Namun rona paling dominan ialah abu-abu.

Ada banyak keunggulan burung ini dibandingkan hewan peliharaan lainnya. Kotoran burung perkutut tak berbau dan cepat mengering. Pembiakannya termasuk lamban, yakni dalam satu musim hanya menghasilkan telur rata-rata 2 butir. Saat minum air, perkutut tak perlu mengangkat kepalanya seperti nan dilakukan kebanyakan jenis burung lainnya. Selain itu, kicau burung perkutut sangat khas dan lembut sehingga banyak digemari sebagai hewan ‘klangenan’ layaknya jimat.



Tips memilih bakalan

Secara umum, pemeliharaan burung perkutut harus dilakukan dengan serius dan penuh kasih sayang. Bahkan buat mendapatkan burung perkutut nan baik dan berkualitas juga bukan hal mudah. Apalagi kalau mengharapkan kicauan nan merdu, maka harus teliti dalam memilih bakalan atau calon perkutut nan baik.

Membeli perkutut bakalan memang lebih murah harganya, dari pada perkutut nan sudah jadi. Ketika membeli burung anakan, diharapkan burung ini mudah dibentuk suaranya melalui proses perawatan nan baik.
Namun tidak semua orang dapat memilih mana bakalan nan baik dan memiliki potensi suara unggul. Apalagi di toko burung, burung-burung bakalan disatukan dalam satu kandang. Sehingga ketika calon pembeli datang, dia butuh waktu lama buat mengamati burung mana nan akan dibeli.

Di sini dibutuhkan ketelitian dan kecermatan khusus. Berikut beberapa tips dalam memilih burung perkutut nan sebaiknya Anda ketahui:

  1. Ketika Anda akan membeli burung bakalan, langkah pertama ialah harus sabar mengamati semua burung-burung nan ada di sangkar. Jangan buru –buru memilih. Anda harus cermat dan membandingkan.
  2. Perkutut nan berkicau merdu ialah jenis nan jantan. Pastikan saat membeli memilih jenis kelamin ini. Ciri-ciri perkutut jantan antara lain bentuk badannya lebih besar dari pada burung betina. Hidungnya berwarna putih. Volume kicauan burung jantan lebih nyaring dan intensitasnya tinggi.
  3. Bakalan perkutut nan baik terlihat dari bentuk kepalanya cenderung oval, paruhnya tebal dan agak pendek, lobang hidung menonjol ke atas, serta mata terlihat jernih.
  4. Perkutut bakalan nan baik juga terlihat dari lehernya nan jenjang dengan bagian kantong suaranya nan agak melebar. Begitu juga pilih nan dadanya bidang, bentuk badan agak membungkuk, namun kalau dipegang badannya terasa padat.
  5. Begitu juga dengan bentuk kaki terlihat kokoh dan jarinya agak panjang. Sedangkan buat ekor bakalan perkutut nan baik terlihat meruncing dengan bulunya nan panjang namun posisinya agak mendongak.


Jenis-jenis perkutut

Burung perkutut tidak hanya ada satu jenis saja. Ternyata ada sejumlah jenis perkutut nan populer di kalangan penggemar burung merdu ini. Semua memiliki keunggulan dan penggemarnya masing-masing. Berikut ini klarifikasi tentang jenis-jenis burung perkutut nan dibudidayakan dan diperjual belikan di pasar burung :

  1. Perkutut lokal

Perkutut lokal merupakan perkutut nan habitatnya hanya ada di Indonesia. Populasinya sangat banyak dan bukan termasuk hewan dilindungi. Perkutut dapat hayati pada dataran rendah, misalnya perkebunan, ladang-ladang dan hutan utama dan padang rumput. Burung termasuk jenis teristerial, yakni burung kerap turun ke tanah buat mencari makan, dan minum.
Karakter suara perkutut lokal cukup merdu dan bening.

Pencari burung, menangkap burung ini dengan menggunakan pulut atau getah buah nangka nan terkenal lengket. Pulut ini dioleskan pada dahan atau ranting nan biasa dihinggapi oleh burung perkutut.
Namun kelemahan perkutut lokal hasil tangkap alam, sulit dijinakan. Selain itu dia cukup lama beradaptasi dengan lingkungan baru. Kalau sudah demikian jangan diharapkan burung ini kerap berkicau, nan ada malah diam seribu bahasa.

Maka dari itu kebanyakan penggemar burung perkutut, lebih suka membeli bakalan dari hasil ternak. Burung bakalan dari hasil peternakan, biasanya tidak mudah takut dengan manusia, sebab sudah dibiasakan dekat dengan lingkungan manusia sejak lahir.

Sedangkan masalah harga, burung lokal lebih murah dari pada perkutut bangkok. Tapi kalau burung nan sudah gacor, harganya cukup mahal apalagi sudah pernah memenangkan kontes, dapat menembus angka jutaan.

  1. Perkutut bangkok

Perkutut bangkok, berasal dari Negeri Gajah Putih, Thailand. Jenis ini tergolong bibit unggul dari segi suaranya. Perkutut Bangkok ciri-cirinya pada fisiknya nan lebih besar dari pada burung lokal. Suaranya lebih ngebass dan karakter suara khuungnya rata. Kebiasaan burung ini lebih suka makan milet dan jewawut dari pada beras hitam.

Perkutut bangkok masuk Indonesia pada awal dasa warsa 80 an. Di Thailand burung jenis ini aslinya ialah hasil perkawinan dengan perkutut jawa kwalitas unggul dengan burung orisinil bangkok nan bodinya bongsor. Setelah dikawinkan muncullah generasi baru, dengan perpaduan dua kwalitas unggul nan dibawa oleh indukannya.

Sekarang sudah banyak perkutut bangkok nan dibudidayakan oleh orang Indonesia. Jadi sudah tidak perlu lagi, jauh-jauh mengimpor dari Thailand, dan harga jualnya pun murah.

  1. Perkutut albino

Perkutut albino merupakan perkutut special, jenis ini sangat langka, dan harganya pun cukup mahal pula. Perkutut ini dikenali dari seluruh tubuhnya berwarna putih polos, kedua matanya berwarna merah. Karakteristik –ciri ini disebabkan oleh kelainan genetis. Albino merupakan sebuah kelainan dimana tubuh tidak dapat menghasilkan pigmen warna.

Gen albino dapat menyerang siapa saja,manusia dan binatang, termasuk burung perkutut pula. Rona putih nan menyelimuti burung ini menjadi daya terik sendiri. Tentu menjadi incaran kolektor perkutut.
Walaupun berbulu putih, ternyata perkutut albino, suaranya tidak kalah bagus dengan burung perkutut normal lainnya.



Tips beternak perkutut kwalitas unggul

Beternak perkutut kwalitas unggul merupakan pengembangan hobby nan mengarah pada bisnis nan menguntungkan. Di kalangan penggemar perkutut, membudidayakan perkututnya ialah usaha buat memberbanyak generasi dari perkutut unggul. Sehingga kelak anak-anaknya dapat dijual lagi.


Sebenarnya perkutut itu mudah diternakan, asalkan syarat-syarat primer beternak burung di penuhi. Berikut ini tips beternak burung perkutut agar cepat bertelur.

  1. Kandang


Kandang ternak burung perkutut, harus dibuat permanent. Kandang terbuat dari dari kayu, dan dawai ramin / kasa. Dengan ukuran tinggi 180 cm x lebar 100 cm x panjang 150 cm. Usahakan ukuran kandang dibuat lega, agar burung leluasa terbang. Sedangkan lantai kandang sebaiknya diperkeras dengan semen atau paving block.
Benda-benda nan ada di dalam kandang antara lain sangkar loka bertelur dengan mengeram, tangkirangan nan terbuat dari kayu. Wadah plastik buat makan dan satu lagi loka air minum.

Lokasi kandang sebaiknya berada di loka nan sepi, jauh dari lalu lalang manusia. Tujuannya agar burung cepat bertelur dan tak terganggu ketika mengeram. Lokasi nan ideal berada di belakang rumah, halaman samping rumah, atau diloteng lantai atas.

  1. Pemilihan indukan

Tahap selanjutnya ialah pemilihan calon indukan. Sebaiknya pilih burung jantan nan sehat, tubuhnya sempurna, tanpa cacat. Usia burung jantan nan ideal buat dijadikan indukan minimal 9 bulan keatas. Jangan pilih burung nan terlalu muda, niscaya kemungkinan gagal cukup besar. Demikian juga dengan burung betinanya, cari nan sudah siap kawin.

  1. Perjodohan


Tahap selanjutnya ialah perjodohan, caranya sandingkan kandang burung jantan dengan kandang burung betina. Lakukan tiap pagi, biasanya kalau burung jantan tertarik dia akan getol berkicauan dan mendekati terus sangkar betina.

Jika sudah positif jodoh baru, kemudian masukan kedua burung dalam sangkar perjodohan nan sudah disediakan. Biasanya tidak lama kemudian burung betina akan bertelur di sangkar.
Masa pengeraman telur berlangsung 30 hari, nan dilakukan oleh dua indukan secara bergantian hingga menetas. Setelah menetas, pisahkan indukan burung jantannya, ke dalam kandang soliter, biarkan burung betina merawat anakan hingga besar.

  1. Pakan

Selama perjodohan hingga masa mengerami telur, sebaiknya diberikan pakan nan bergizi tinggi seperti campuran beras merah, jagung giling, jewawut dan milet putih. Jangan lupa juga diberi asinan dari tulang sotong.
Demikianlah sekilas tentang kicauan burung perkutut dan cara membudidayakannya. Semoga bermanfaat.