Bikini Kontroversi

Bikini Kontroversi

Jika Anda merupakan orang nan sering melihat berbagai ajang pencarian bakat, maka istilah kontes kecantikan sudah niscaya sangat jamak di telinga Anda bukan?

Ya, kontes kecantikan ialah ajang kompetisi nan menjadikan kecantikan sebagai kriteria evaluasi tertinggi, meskipun pada banyak kontes dimasukkan pula unsur kecerdasan dan konduite nan juga menjadi baku kecantikan tertentu.



Tujuan Kontes Kecantikan

Pada awalnya, kontes kecantikan dijadikan sebagai suatu kompetisi buat menunjukkan karakter kecantikan tiap kontestan. Kontes ini dijadikan sebagai sesuatu nan dipandang remeh dan sebelah mata sebab parameter primer nan dijadikan evaluasi hanyalah sebatas kecantikan fisik.

Oleh sebab itu, pada ajang kompetisi selanjutnya, terdapat dua aspek nan kemudian turut memengaruhi evaluasi kompetisi, yakni kecerdasan dan konduite nan juga dapat dinilai secara 'cantik' dalam global kecantikan.

Selain itu, ada pula tujuan lain nan melatarbelakangi munculnya ajang kompetisi kecantikan tersebut, yakni buat mengukuhkan harga diri serta kemampuan berbahasa dan berbudaya tiap kontestan sehingga mereka dapat dikenal secara identitas.



Beragam Jenis Kontes Kecantikan

Beragam jenis kontes muncul di jagat global hiburan, sosial, dan budaya. Dengan tujuan tertentu, baik nan berguna buat suatu instansi maupun buat masyarakat, kontes tersebut sukses mengambil perhatian masyarakat buat mendapatkan majemuk informasi dan hiburan.

Namun, apapun tujuannya, kontes kecantikan tentu memiliki akibat nan berbeda-beda. Ada akibat baik nan mampu memotivasi masyarakat buat berkreasi dengan baik, ada juga akibat nan jelek sehingga membuat banyak anggapan nan seharusnya tak muncul di kalangan masyarakat.

Berikut ialah beberapa jenis kontes kecantikan nan kita kenal, baik nan ada di dalam negeri maupun di luar negeri.

Miss Indonesia

Miss Indonesia merupakan salah satu ajang kontes kecantikan di Indonesia nan selalu diselenggarakan setiap tahun. Miss Indonesia diikuti oleh peserta dari seluruh provinsi nan ada di Indonesia. Setiap provinsi mengirimkan satu kandidat.

Ajang kompetisi ini diselenggarakan bukan hanya buat mendapatkan pemenang nan memiliki kecantikan, tapi juga buat mendapatkan figur seorang wanita nan dapat menjadi duta dalam berbagai kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya di dalam lembaga internasional.

Oleh karena itu, acara nan memiliki slogan "semua mata tertuju padamu" ini tak hanya memberikan evaluasi dari segi kecantikan fisik belaka. Evaluasi juga diberikan dengan adanya kemampuan kontestan dalam berkomunikasi, berperilaku, serta berani mengutarakan inspirasi mereka di dalam forum.

Dengan demikian, persyaratan nan wajib dipenuhi oleh calon kontestan ajang kecantikan ini ialah sebagai berikut.

  1. Warga Negara Indonesia nan berusia 17 sampai 23 tahun
  2. Belum menikah
  3. Memiliki tinggi badan minimal 167 cm
  4. Mewakili daerah loka tinggalnya
  5. Berpenampilan menarik, cerdas, dan berkepribadian
  6. Memiliki kemampuan berbahasa asing
  7. Memiliki talenta spesifik di bidang eksklusif (seperti menyanyi, menari, dan lain sebagainya)

Pemenang nan sukses meraih mahkota Miss Indonesia akan diamanati beberapa tugas, di antaranya ialah :

  1. Melanjutkan kompetisi ke ajang kecantikan nan lebih tinggi, yakni Miss World
  2. Menjadi duta bagi seluruh kegiatan MNC
  3. Menjadi duta sosial bagi UNICEF

Miss World

Miss Wold. Ya. Inilah masalah nan dihadapi warga Indonesia setiap tahunnya. Setiap peserta perwakilan Indonesia nan dikirim ke ajang tersebut selalu mendapat respon negatif dan berbagai pencekalan. Hal ini tentu saja cukup meresahkan keamanan negeri ini sebab sering dibarengi demo. Ajang Miss World dianggap tak sinkron dengan budaya Timur.

Miss World merupakan kontes kecantikan berskala internasional nan diprakarsai oleh Eric Morley pada 1915. Miss World pertama kali digelar di Inggris. Ketika pertama kali digelar, kontes kecantikan ini disebut sebagai kontes bikini. Akan tetapi, beberapa media menyebut ajang ini dengan sebutan Miss World. Miss World diikuti oleh peserta dari seluruh dunia.

Puteri Indonesia

Sama halnya dengan Miss Indonesia, ajang kecantikan nan satu ini juga diselenggarakan dengan tujuan nan positif, yakni buat meningkatkan kualitas figur perempuan di Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.

Pemenang nan mendapatkan gelar sebagai puteri Indonesia akan menjadi duta nan bergerak di bidang kebudayaan dan pariwisata pada tingkat internasional. Ajang kompetisi nan diselenggarakan oleh Yayasan Puteri Indonesia ini berdiri sejak tahun 1992 dan diketuai oleh Mooryati Soedibyo.

Persyaratan nan wajib dipenuhi sebelum mengikuti ajang ini hampir sama dengan persyaratan nan wajib dipenuhi dalam ajang kecantikan Miss Indonesia. Namun, ada satu hal nan berbeda, yakni pengetahuan mengenai kebudayaan dan pariwisata nan wajib diketahui oleh calon peserta Puteri Indonesia.

Sementara itu, evaluasi dititikberatkan pada tiga hal, yakni beauty, brain, and behaviour. Ketiga hal tersebut bisa dinilai oleh para juri melewati wawancara dan karantina nan dilakukan dengan agenda berikut.

  1. Diskusi panel atau lokakarya
  2. Pelatihan di bidang kesehatan, kecantikan, dan pengembangan diri
  3. Pengembangan kepribadian
  4. Pelatihan publik speaking
  5. Penampilan kebudayaan dan pariwisata
  6. Kunjungan ke perusahaan nan berorientasi ekspor
  7. Beragam aksi sosial
  8. dll.

Miss Universe

Ajang kecantikan bertaraf internasional ini diselenggarakan sebagai ajang kompetisi antarnegara nan menitikberatkan evaluasi pada kecantikan, kecerdasan, dan perilaku, serta penegtahuan dan wawasan khas mengenai pariwisata dan kebudayaan di dunia.

Ajang ini biasanya diikuti oleh pemenang ajang kontes kecantikan Puteri Indonesia buat kemudian berkecimpung di global pariwisata internasional.

Sama halnya dengan kontes Puteri Indonesia, ajang kecantikan ini juga mengharuskan para kontestan buat memiliki wawasan dan pengetahuan lebih di bidang pariwisata dan kebudayaan sehingga tak heran jika kebanyakan jebolan ajang kecantikan ini kemudian sukses bergerak di bidang hiburan dan pariwisata dunia.



Bikini Kontroversi

Seperti nan sudah disebutkan di atas, ajang kecantikan tak selamanya memberikan pengaruh nan positif terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia. Adanya majemuk disparitas anggapan kecantikan menjadikan berbagai persepsi muncul dari kalangan tertentu.

Inilah akar penyebab kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia nan sangat “mengecam” ajang Miss World. Bagaimana tidak, festival pakaian renang atau bikini merupakan agenda pertama nan harus dilakukan dalam kontes ini. Kontes bikini ini merupakan bagian paling ditunggu-tunggu. Para peserta melenggak-lenggok di atas cat walk dengan baju super minin, namanya juga bikini.

Bagian inilah nan kerap memacing emosi masyarakat Indonesia, sebagian. Berbikini di depan jutaan pasang mata seraya berlenggang tenang dianggap sebagai sesuatu nan konkret kesalahannya. Hal ini tak sinkron dengan tradisi adat ketimuran. Terutama, dalam kacamata agama (Islam). Mengumbar aurat secara sengaja ialah perbuatan dosa. Apalagi, sengaja dilombakan dan dinilai.

Bagi negara lain, berbikini di depan jutaan orang bukan merupakan hal tabu. Bahkan, mereka biasa melakukan hal nan lebih dari itu. Ya. Telanjang dada bagi kaum Barat ialah sebuah kewajaran. Tak ditemui sedikit pun keanehan. Oleh karena itu, ajang berbikini dalam kontes ini sangat “diharamkan” oleh sebagian orang dengan dalih pelecehan moral.



Pembuktian Eksistensi Bangsa

Miss World tentu saja tak hanya mempertontonkan bikini. Setiap peserta diberi kesempatan buat menunjukkan talenta nan dimiliki dan mempertontonkan kebudayaan khas negaranya. Dengan demikian, terlepas dari pro kontra bikini, sebenarnya Miss World bisa dijadikan wahana sosialisasi kebudayaan Indonesia.

Hingga kini, pengikutsertaan Indonesia di ajang Miss World atau Miss Universe masih menimbulkan perdebatan. Belum ditemui jalan keluar konkret sebagai solusi terbaik mengenai keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini. Ibaratnya, anjing menggonggong kafilah berlalu. Ada nan pro dan ada pula nan kontra.