Tetap Muda di Usia Menjelang 40

Tetap Muda di Usia Menjelang 40

Anda pendengar setia radio? Anda tak sendirian. Radio sudah menjadi satu kebutuhan bagi sebagian orang. Mereka nan sibuk nan tak sempat menonton televisi atau membaca koran akan bergantung kepada radio sebagai sumber informasi. Setiap radio mempunyai segmentasi pendengar nan berbeda-beda. Setiap wilayah juga mempunyai radio favorit masing-masing. Kalau termasuk pendengar setia radio di Jakarta dan sekitarnya, niscaya Anda mengenal salah satu radio nan sangat terkenal. Ya, Radio Prambors . Radio ini telah lama mengudara buat menghibur dan memberikan informasi kepada pendengarnya.



Awal Kehidupan Sang Legenda

Awal kehidupan sang legenda atau sejarah prambors bermula ketika sekumpulan anak muda nan mendirikan stasiun radio nan hanya dapat didengarkan di beberapa daerah di Jakarta, yaitu Prambanan, Mendut, Borobudur, dan sekitarnya. Beberapa anggotanya, yaitu Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei, Bambang Wahyudi, dan Tri Tunggal, merasa perlu memberi stasiun radio nan baru mereka dirikan sebuah pemancar radio.

Akhirnya, sekumpulan anak muda itu pun membuat sebuah transmitter sederhana dengan alat nan seadanya di kamar Bambang Wahyudi. Untuk memutar lagu pun masih memakai turn table dan piringan hitam sebab pada saat itu belum ada kaset atau pun tape player portable . Pada masa itu, radio nan spesifik buat pendengar anak muda, belum terlalu banyak. Anak muda seolah kehausan mencari fasilitas hiburan, Kalau mengandalkan RRI, kadang anak muda merasa tak terwakili oelh radio milik pemerintah ini. Warta nan ditampilkan dan musik nan diperdengarkan seolah bukan buat mereka. Tidak heran kalau RRI lebih banyak didenagr oleh kaum tua.

Awalnya, radio buat anak muda ini terbentuk dengan nama PT Radio Prambors Broadcasting Service . Berbagai peristiwa dan kebutuhan membuat para awak radio ini memikirkan hal-hal lain nan menggiring kepada perbaikan. Oleh sebab itulah, seiring berjalannya waktu, nama itu pun berubah nama menjadi PT Radio Prambors. Segmentasi pendengarnya mayoritas kawula muda. Acara nan dibuat mengacu kepada kebutuhan anak-anak muda. Para penyiarnya pun anak-anak muda energik dan sangat paham global mereka. Paras bukan masalah. Yang krusial ialah suara dan gaya pembawaan nan ceria. Kaum muda memang identik dengan keceriaan.

Lagu-lagu dan informasi nan disiarkan pun disesuaikan dengan segmentasi pendengarnya, yaitu anak muda. Radio ini pun semakin mantap berada di jalur anak muda, nan saat itu memang belum ada saingannya. Mereka selalu terbuka dengan berbagai penemuan dan inovasi baru nan memang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Mereka sangat sadar bahwa tanpa mengikuti perkembangan zaman, mereka akan ditinggalkan oleh pendengarnya nan merupakan anak-anak muda nan selalu berubah.

Pada era 80-an, Prambors mulai berbenah sebab persaingan antarradio semakin terasa. Berbagai usaha keras buat tetap menjaga komunitas pendengarnya pun dilakukan. Di antaranya acara kuis dan games nan sangat kreatif, inovatif, dan variatif. Hadiahnya pun tak main-main, misalnya mobil. Sampai sekarang, radio ini tetap menemani anak muda dengan program-program nan menarik dan kreatif, khas anak muda.

Di samping itu, jaringan radio ini pun sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu Jakarta di 102.2 FM, di Bandung 98.4 FM, Semarang di 102 FM, Solo di 99.2 FM, Yogyakarta di 95.8 FM, di Surabaya 89.3 FM, di Medan 97.5 FM, dan di Makassar 105.1 FM. Luasnya jaringan Prambors ini makin terasa terutama dalam berbagai program nan mengudara dari Jakarta langsung ke 8 kota.

Ke delapan kota itu dipilih bukannya tanpa alasan nan jelas. Ke-8 kota tersebut dianggap sebagai basis perkembangan anak muda nan sangat dinamis. Ini terlihat dari kreativitas dan mobilitas langkah nan dilakukan oleh sebagian besar anak mudanya. Dengan membidik pangsa pasar nan tepat, pihak manajemen radio anak muda ini berharap bahwa keberadaan radio tersebut tak akan tenggelam bahkan akan selalu ada buat anak muda sampai kapan pun.



Logo "Si Jabrik"

Sekian lama mengudara, Prambors mempunyai sebuah logo nan akrab disebut “Si Jabrik”. Logo ini mulai digunakan sekitar 1969. logo itu sungguh sangat populer pada saat itu. Menginjak era 80-an, “si Jabrik” menghilang ketika radio ini memperkenalkan logo barunya. Namun, pada 2001, “si Jabrik” kembali muncul sebab spirit gerakan “retro” di Prambors tetap menjadikannya nan terbaik sejak 40 tahun nan lalu.

Saking terkenalnya logo ini, malah ada film dengan menggunakan nama nan sama. Bagaimanapun kehidupan anak muda itu telah membaut global ini tampak berwarna dan tak kehabisan ide dan akal membuat global ceria. Anak-anak muda di banyak kota besar terutama nan dapat mendengarkan jaringan radio ini pun akhirnya mengetahui kalau asal mula kata ‘Jabrik’ itu berasal dari sebuah nama stasiun radio.

Menginjak 2009, radio anak muda ini membentuk suatu gerakan “ Young Creative Movement ” nan menjadi wadah bagi kawula muda dalam menyalurkan kreativitasnya. Itulah suatu bentuk konsistensi Prambors Radio nan bersegmentasi pada kawula muda. Suatu gerakan nan membuat anak muda bersemangat buat melakukan sesuatu bagi dirinya dan orang lain. Gerakan nan akan mengubah global menjadi lebih baik.



Tetap Muda di Usia Menjelang 40

Ada pepatah nan menyebutkan bahwa hayati nan sebenarnya dimulai pada usia 40 tahun. Akankah demikian halnya dengan radio satu ini?
Stasiun radio bernama lengkap Prambors Rasisonia, singkatan dari Prambanan, Mendut, Borobudur, dan Sekitarnya dan Radio Siaran Sosial Niaga (Rasisonia) ini memulai siaran resmi pada 1970.
Sebuah stasiun radio nan merupakan pelopor radio anak muda di Indonesia. Memasuki usia nan ke-40, citranya sebagai radio kawula muda semakin kuat dan kukuh seiring dengan majemuk penemuan nan dilakukannya sebagai dedikasi nan tidak pernah berhenti.

Bukan itu saja, radio ini mengukuhkan eksistensinya di kota-kota besar Indonesia. Selain Jakarta, Prambors hadir di kota Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar.



Program Unggulan

Membidik pasar anak muda sudah menjadi pilihan tetap sejak pertama kali radio ini lahir. Digawangi anak-anak muda kreatif seperti Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei, Bambang Wahyudi, dan Tri Tunggal. Dari kamar tidur Bambang Wahyudi, semua itu berawal.

Sejak berbadan hukum sinkron peraturan pemerintah nan berlaku di era 1970 dan bernaung dalam wadah PT Radio Prambors Broadcasting Service, radio ini terus mengalami perkembangan signifikan.

Tidak terhitung lagi program-program unggulan nan dilahirkan radio ini. Program-program itu tumbuh melegenda dan berkembang menjadi tren. Sebut saja program “Warung Kopi” alias Warkop, nan melambungkan trio Dono, Kasino, Indro. Program ini, bahkan diadopsi menjadi judul tayangan bioskop. Hal serupa terjadi pada program “Catatan Si Boy” nan legendaris itu.

Beberapa program unggulan lain di antaranya: Prambors Discotheque, Lomba Cipta Lagu Remaja alias LCLR, Playboy Kabel, Prambors Café, dan Power of Putih Abu-Abu alias POPA.

Selain itu, Prambors berhasil mengorbitkan seniman dan tokoh muda bangsa nan terkenal sampai sekarang. Selain trio Warkop, kita juga mengenal Sys NS, Pepeng, Jimmy Gideon, Kak Seto, Rebecca Tumewu, Muthia Kasim, Ferdi Hasan, Nicholas Saputra, dan Desta. Mereka ialah mantan penyiar Prambors nan kemudian mendulang berhasil di global seni peran.



Kilas Balik

Banyak prestasi telah ditorehkan oleh radio berlogo Si Jabrik, siluet perempuan berambut keriting ini, di antaranya prestasi itu ialah Program Warkop nan tayang pertama pada 1973 merupakan program fenomenal dengan penggemar lintas golongan. Pada 1977, pertama kalinya Prambors menggelar Lomba Cipta Lagu Remaja alias LCLR. Ajang ini telah melahirkan artis-artis kenamaan seperti James F. Sundah dan Chrisye.

Pada 1984, radio ini menayangkan program Catatan Si Boy nan tak hanya ngetop di radio, tetapi juga di layar bioskop. Pada 1996, radio ini mengudara di televisi pada saat nan bersamaan buat acara Prambors Wow Mania nan disiarkan oleh ANTeve. Pada tahun nan sama, penyiar Prambors, duet Angga-Irfan, dinobatkan jadi host televisi terfavorit versi majalah remaja Aneka. Lilin-Lilin Kecil merupakan salah satu karya nan dihasilkan oleh LCLR tahun pertama dan dinobatkan menjadi satu dari “2000 Lagu Legenda Asia.

Masih banyak lagi rekam jejak radio ini di global siaran Indonesia. Namanya telah menjadi legenda. Di usianya nan hampir mencapai 40, Prambors tetap berjiwa muda.