Astrologi dan Ramalan Kehidupan

Astrologi dan Ramalan Kehidupan

Mungkin masih hangat dalam ingatan Anda sebuah film nan sempat dilarang tayang di Indonesia, nan dimaksud ialah film 2012. Film ini sempat heboh di Indonesia sebab berkaitan dengan ramalan Suku Maya tentang datangnya hari kiamat nan diramalkan terjadi pada tanggal 12-12-2012. Ramalan kehidupan nan cukup menggemparkan warga dunia.

Sebuah ramalan kehidupan nan belum tentu terjadi ternyata bisa menjadi sebuah teror psikologis bagi sebagian masyarakat. Bahwa ketakutan nan ditimbulkan oleh film berisi ramalan kehidupan tersebut mampu membuat pemikiran sebagian besar masyarakat berubah. Bahwa kehidupan memang sebentar lagi berakhir.

Dunia ramal-meramal memang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Mereka, para peramal, seolah berlomba buat melahirkan ramalan-ramalan baru nan akan membuat nama mereka sedikit terkenal di masyarakat. Ramalan kehidupan pun berulang kali diucapkan oleh mereka.

Tuhan memang menciptakan manusia dengan beberapa kelebihan. Dengan kebaikan-Nya, ada beberapa manusia nan terlahir dengan keistimewaan. Sebuah anugerah nan bisa membuatnya menjadi seseorang nan peka terhadap sekitar buat kemudian diterjemahkan sebagai sebuah ramalan. Begitupun nan terjadi pada orang-orang dengan kemampuan melihat ramalan kehidupan.

Sebagai manusia awam, menghadapi kenyataan seperti itu memang agak sedikit membingungkan. Tetapi tak jika kita menganggap hal tersebut sebagai sebuah hiburan atau informasi biasa. Bagaimanapun, warta tentang ramalan kehidupan ini akan terus ada dan menghiasi kehidupan manusia.



Angka dan Ramalan Kehidupan

Namun, banyak pihak nan menyangsikan ramalan kehidupan itu. Para ilmuwan misalnya, meramalkan bahwa akan terjadi badai matahari pada tahun 2012, namun hal tersebut tak akan menyebabkan bala kiamat sebagaimana santer diberitakan oleh beberapa pihak.

Angka begitu sangat menarik dan mungkin misterius. Baru-baru ini ramai lagi soal angka; tanggal 10, bulan 10, tahun 2010. Banyak orang-orang di facebook nan memberi selamat, entah bagi pasangan nan menikah pada saat itu nan kebetulan jatuh pada hari minggu, atau bagi bayi nan baru lahir pada angka tersebut. Entahlah, ramalan kehidupan seolah selalu dikait-kaitkan dengan angka.

Kantor warta Trijaya FM Bandung, bahkan menginformasikan ada 300 pasangan pengantin di Inggris nan menikah pada tanggal tersebut. Di Jepang pun demikian, jauh-jauh hari sebelum tanggal 10-10-2010, gedung-gedung sudah disewa orang buat pernikahan. Tidak ada ramalan nan menyatakan bahwa pasangan nan menikah pada tanggal tersebut akan senang dan langgeng, lalu apa nan mereka inginkan? Ramalan kehidupan apa nan mereka harapkan pada angka-angka tersebut?

Apakah hanya sekadar keinginan buat memilih angka seperti halnya Anda menginginkan "nomor cantik" buat hp Anda, atau "bertaruh" keberuntungan dalam kehidupan melalui angka-angka? Entahlah, nan niscaya angka selalu dikait-kaitkan dengan ramalan kehidupan.

Barangkali tahun depan, di tanggal 11 bulan 11 tahun 2011, keramaian soal angka ini akan terulang kembali. Entahlah, apakah akan ada orang nan menikah pada tanggal 11-11-2011, jam 11:11, dengan mas kawin emas 11 gram, dan mengundang tamu sebanyak 1.111 orang? Ataukah isu kiamat akan muncul kembali, atau juga isu sang ratu adil di Indonesia datang pada tanggal itu dengan naik metro mini jurusan 11? Ramalan kehidupan nan selalu dikaitkan dengan angka terkadang menimbulkan sebuah lelucon tersendiri.

Keberadaan angka sejak dahulu kala sudah sering dikaji. Seorang filsuf benama Phytagoras bahkan menyebutkan bahwa global atau alam ini berasal dari angka-angka. Jangan salah tafsir, bukan berarti global berasal dari angka 1 sampai 9 atau 10, tapi menurut ajaran filsafatnya, global atau alam ini tercipta oleh Tuhan lengkap dengan hukum-hukumnya.

Hukum-hukum inilah nan bisa menghitung dan mengetahui tentang gejala-gejala alam nan sedang maupun akan terjadi. Proses penghitungan ini dilakukan dengan instrumen angka (logika matematik). Jadi tidaklah mengherankan jika angka selalu menjadi hal primer dalam ramalan kehidupan .

Jadi angka sangat erat sekali kaitannya dengan kehidupan manusia sebab denganya manusia dapat mengetahui alam. Meramalkan sesuatu nan akan terjadi dengan donasi ilmu pengetahuan seperti fisika, maupuan logika matematika. Ramalan kehidupan biasanya menyimpan sebuah rahasia tentang apapun nan ada dalam kehidupan, oleh sebab itu, setiap orang akan tertarik buat mengetahuinya, terlebih nan berkaitan dengan nasib dan kehidupan dirinya.



Nostradamus dan Ramalan Kehidupan

Ramalan kehidupan sudah dikenal sejak zaman dahulu. Tokoh dibalik angka sekaligus ramalan kehidupan salah satunya ialah Nostradamus. Michel de Nostredame atau nan lebih dikenal dengan sebutan Nostradamus ialah seorang pakar astrologi nan lahir pada 14 Desember 1503. Ia mendapatkan gelar setingkat sarjana muda di Universitas Avignon. Sebelum terkenal di bidang astrologi, ia sempat belajar tentang tata bahasa, logika, geometri, aritmatika, musik, dan astronomi. Pada tahun 1550, Nostradamus menulis tentang almanak, dan pada tahun 1555 ia menulis Les Propheties (ramalan-ramalan).

Karya Les Propheties baru mendapat perhatian setelah ditinggal wafat sang empunya. Melalui tulisan itulah Nostradamus dikenal sebagai tukang ramal atau bahasa kerennya astrolog. Ramalan kehidupan nan diciptakannya beragam, entah tentang datangnya bencana, munculnya tokoh besar, bahkan sampai kematian tokoh-tokoh besar. Menurut beberapa sumber, Les Propheties sampai dicetak ulang selama 400 tahun. Mungkin sebab itu Nostradamus menjadi peramal nan kesohor hingga nama-nama peramal lainnya tenggelam.



Astrologi dan Ramalan Kehidupan

Pernahkah Anda menyaksikan film Final Destination? Diceritakan dalam film itu, sebuah pesawat pernah jatuh pada tahun eksklusif dengan jumlah korban tertentu. Seorang tokoh primer dalam film tersebut bisa menerawang kejadian nan akan datang berdasarkan fakta sebelumnya. Pada dasarnya, film tersebut terinspirasi oleh astrologi dengan menggunakan angka-angka sebagai "kode pemecahan". Lagi-lagi dalam global fiktif pun angka selalu dikaitkan dengan ramalan kehidupan.

Astrologi pada mulanya berkembang dalam masyarakat Mesopotamia. Sistem peredaran bulan, matahari, planet, maupun benda-benda langit dijadikan acum sebagai petunjuk hayati mereka. Ketiadaan penunjuk waktu mendasari mereka buat memelajari ilmu tentang astrologi. Astrologi ternyata juga erat kaitannya dengan angka, dan seperti nan kita ketahui bahwa astrologi juga dikenal sebagai ilmu bintang nan biasa digunakan buat meramal kehidupan.

Lingkungan mereka nan berada di sekitar sungai Eufrat dan Tigris menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama, dan tentu sistem pertanian ini sangat dekat dengan penghitungan alam semesta sebab berkaitan dengan penentuan kapan datangnya musim hujan dan kapan datangnya kemarau. Dalam masyarakat Jawa penghitungan ini dikenal dengan istilah Pranata Mangsa . Masyarakat tersebut menghitung agar ramalan kehidupan dari perhitungan mereka pun mengabarkan sesuatu nan baik.

Selain berkaitan dengan sistem peredaran benda-benda langit, astrologi pun mempelajari waktu dan loka lahir seseorang. Sistem ini sekarang kita kenal dengan sebutan Zodiak atau Horoscope. Dengan mengetahui nama bulan lahir seseorang, mereka nan mempelajari astrologi bisa menerjemahkan ramalan kehidupan bagi orang lain.

Istilah-istilah planet sepeti Yupiter, Mars, Merkurius, maupun Venus kemudian menjadi terkenal sebab astrologi banyak dipelajari pula oleh orang-orang Yunani. Pada dasarnya nama-nama planet itu ialah nama-nama dewa nan dipercayai dalam kebudayaan Yunani. Setelah dari bangsa Yunani, astrologi kemudian mulai dipelajari oleh Bangsa Arab dan akhirnya sampai ke tangan kita di Indonesia. Ilmu tentang ramalan kehidupan berdasarkan zodiak pun ikut sampai ke Indonesia.

Angka ialah hukum matematis, namun ramalan kehidupan nan menggunakan metodologi nan tak bisa dipertanggungjawabkan hanyalah kebohongan nan tak ada gunanya sama sekali. Sebuah informasi nan kebenarannya masih perlu dipertanggungjawabkan.