Contoh Paper

Contoh Paper

Bagi mahasiswa baru, membuat satu paper kuliah bukan perkara gampang. Apalagi kalau semenjak dari sekolah menengah atas, global tulis-menulis tak dipahami dengan baik dan bahkan menjadi satu momok nan menakutkan. Padahal, menulis itu harus dipahami sebagai salah satu cara pengungkapan pikiran secara runtut dan teratur sinkron dengan kaidah dan rumusan nan telah ditentukan. Tidak mengherankan kalau contoh paper kuliah menjadi salah satu acum dalam membuat sebuag paper nan bagus.



Infomasi nan Tepat

Salah satu hal nan sangat krusial dalam pembuatan sebuah paper adalh informasi nan tepat mengenai bidang nan akan ditulis. Kalau informasi tak tepat, itu artinya paper nan dibuat bukan merupakan paper ilmiah. Keilmiahan itu ditentukan seberapa tepat informasi nan ditulis. Pencarian data apakah satu informasi itu ilmiah atau bukan, melalui penelusuran nan didapat dari hasil atau data penelitian nan menggunakan metodologi nan tepat pula. Seorang mahasiswa harus tahu tentang jalur mendapatkan informasi nan seksama dan bagaimana menuliskannya dengan tepat.

Kalau satu paper ditulis dengan cara hanya mengarang semata tanpa dilengkapi dengan data nan ilmiah dan akurat, maka paper itu bukanlah dianggap sebagai paper nan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada infomasi fiktif nan boleh tersajikan. Kalau ada informasi fiktif, itu artinya sang mahasiswa telah menodai nilai-nilai keilmiahan dalam satu paper. Rajin dan tekun adaalh kunci mendapatkan data nan seksama itu. Memiliki teman dan pertemanan nan luas juga dapat menjadi jalur mendapatkan data dan informasi nan diharapkan. Seorang mahasiswa memang dituntut mempunyai pergaulan nan luas. Bangunan pertemanan ini nantinya akan menjadi bangunan komunikasi antarrelasi dan koneksi ketika akan menbangun satu bisnis di kemudian hari.

Bila bangunan pertemanan telah bagus, apa nan diperlukan dalam pembuatan satu atau dua bahkan lebih dari lima paper kuliah dalam seminggu pun, bukan satu hal nan menyulitkan. Jaringan pertemanan ini bukannya buat mendapatkan donasi dibuatkan paper. Tetapi jaringan nan mampu berbagi berbagai informasi. Informasi itulah nan nantinya akan dikelola menjadi sebuah paper. Terkadang informasi nan ada di internet masih dianggap kurang seksama atau data nan ada sangat sedikit sebab memang ilmu nan dipelajari bukan ilmu nan biasa dan banyak dipelajari oleh orang lain. Mau tak mau, jaringan pertemanan menjadi satu hal nan sangat krusial akan pembuatan sebuah paper kuliah tak terhambat.



Tentang Artikel Ini

Apa nan akan dibahas dalam artikel kali ini mengenai studi ilmu ekonomi. Paper kuliah merupakan karya tulis wajib nan harus dibuat oleh setiap mahasiswa dalam berbagai jurusan. Mahasiswa bukan siswa lagi nan masih bergantung pada gurunya. Seorang mahasiswa itu dalam setiap tugas nan dibebankan oleh masing-masing dosennya memerlukan tanggungjawab secara pribadi/individu. Ia harus menjadi sangat aktif dan kreatif. Kerja keras dan ketekunannya sangat teruji. Itulah mengapa setelah menamatkan kuliahnya, sang sarjana telah dianggap mampu dan mumpuni dalam bidangnya sehingga dapat diandalkan di tengah-tengah masyarakat.

Jadi, dipastikan bahwa setiap mahasiswa harus mampu membuat makalah atau paper nan biasanya dibebankan kepada mereka. Namun tentu tidak akan semua contoh paper kuliah dibahas. Ada skala prioritas dan pertimbagan urgensi nan harus dikedepankan. Dalam hal ini, artikel ini akan membahas mengenai paper ilmu ekonomi nan dirasakan sulit oleh sebagian mahasiswa nan masuk dalam jurusan tersebut. Makanya, berdasarkan pertimbangan itulah contoh paper ini diketengahkan.



Contoh Paper

Dibawah ini akan diberikan contoh paper di bidang ekonomi, khususnya kebangkrutan Dubai nan membangun megaproyek besar-besaran memakai instrumen sukuk. Kebangkrutan itu sendiri sangat mengehntak dan membuat banyak orang merasa kecewa. Mereka nan bergantung kepada investasi sukuk tentunya akan mengalami kerugian nan cukup besar. Pembelian sukuk pada saat kejatuhan harga memang diharapkan akan sangat menguntungkan, tetapi kapan akan bangkit dan memberikan laba nan diharapkan, itu ialah satu pertanyaan nan tidak dapat dijawab segera.

Kenyataan nan terlihat ialah bahwa uang orang Islam ataupun nan nonislam nan membeli sukuk itu cukup banyak. Uang itu sendiri harus dimanfaatkan agar menghasilkan keuntungan. Namun bisnis ialah bisnis. Terkadang bisnis ini merugi kerena berbagai faktor. Misalnya, sebab faktor luar nan menyebabkan banyak kebangkrutan sektor nan sama di negara-negara lain. Dapat juga sebab tidak dikelola dengan baik seperti nan menimpa Dubai. Keinginan nan menggebu membuat bangunan super tinggi diyakini telah menyebabkan Dubai terlilit hutang nan begitu besar.

Ada nan menyatakan bahwa krisis Dubai baru-baru ini hampir sama dengan kasus Subprime Mortgage, terjadinya gagal bayar (default). Memang sahih sama-sama default, namun nan menjadi penyebabnya jelas berbeda. Kalau default-nya Subprime Mortgage terjadi dampak by design oleh spekulan (stake holders) nan berkepentingan buat mengeruk laba sebanyak-banyaknya. Sementara Dubai Crisis, dalam pandangan penulis mengalami krisis sebab salah perhitungan dalam kalkulasi manajemen risiko dan momentum ekonomi global nan kebetulan sedang tak menguntungkan.

Gairah menghidupkan kejayaan negara Timur Tengah nan identik dengan Islam, disinyalir juga mempunyai pengaruh sedikit banyaknya terhadap krisis ini walaupun banyak nan berpendapat bahwa pengaruh pemahaman itu hanyalah akal-akalan para pebisnis. Siapa nan mau merugi. Bisnis itu juga kadang merupakan satu ikatan emosi nan akan membuat banyak orang bergerak tanpa berpikir dengan logika nan baik.

Dubai, layaknya negara-negara timur tengah lainnya kaya akan minyak. Namun demikian, minyak bumi nan merupakan sumber daya alam nan tak bisa diperbarui itu lama-kelamaan akan habis. Dan, kondisi itu syahdan dialami oleh Dubai. Cadangan minyaknya menipis sehingga pemerintah harus sesegera mungkin menemukan alternatif lain guna menyokong pendapatan negara nan selama ini sangat ditunjang dari kekayaan minyaknya itu.

Akhirnya, pemerintah Dubai memilih buat membangun surga pariwisata global dengan biaya selangit. Maka, Dubai nan semula kering kerontang sebagaimana lazimnya negara-negara gurun, sukses disulap menjadi negara latif dengan beberapa landmark bertaraf internasional nan dibangun: Burj Dubai, sebuah bangunan nan memiliki ketinggian 800 meter dan syahdan dari atasnya pengunjung sampai dapat melihat sisi kelengkungan bumi.

The Dubai Mall nan merupakan mall dengan fasilitas dan konsep terbaik di dunia, Pulau Palm protesis nan didirikan dilepas pantai, Al-Burj Al Arab, hotel bintang tujuh pertama di global nan ketinggiannya menyamai menara Eiffel di Paris, Prancis. Selain itu, megaproyek nan tidak kalah prestisius dan mewah ialah Falconcity of Wonder (FW) yakni sebuah kawasan kota dengan konsep global mini nan dibawa ke dalam Dubai. Maka, ambisi buat menjadikan Dubai sebagai tujuan pariwisata global telah terwujud.
Dibiayai Utang

Dubai, kini memang telah menjadi salah satu negara termegah di dunia. Segenap infrastruktur mewah penunjang nan memanjakan wisatawan asing dan domestik telah dibangun. Namun, ternyata ada ironis dibalik itu semua. Hampir semua pembiayaan megaproyek bernilai utang 80 milyar USD dengan menggunakan instrumen sukuk.

Implikasinya, sebab global tengah dilanda krisis sehingga pengunjung asing tak sinkron dengan target, disamping itu tenor (jatuh tempo) nan terlampau singkat (3-5 tahun) buat proyek jangka panjang, akhirnya memaksa Dubai mengajukan permohonan rescheduling (penjadwalan utang kembali) nan tadinya jatuh tempo pada 14 desember 2009 hingga 20 mei 2010.

Salah satu perusahaan berflat merah nan ikut dalam menangani megaproyek Dubai World ialah Nakheel dimana mayoritas skema pembiayaan perusahaan ini berbentuk sukuk negara. Nilai pembiayaan nan ditunda Nakheel hingga 20 mei tahun depan berjumlah 3,5 milyar dollar. Penundaan ini jelas sangat berisiko sehingga tidak pelak menurunkan harga sukuk Nakhel menjadi -31,11 persen. Dan, sukuk negatif Nakheel ini dikhawatirkan akan menjadi pemicu anggapan negatif terhadap nilai sukuk kawasan secara khusus, bahkan perkembangan ekonomi syariah di negara-negara islam global lainnya.

Meski demikian, kita beranjak dari data realitas nan menyebutkan bahwa default sukuk Nakheel ini bukan nan pertama terjadi didunia islam dunia sehingga masih menimbulkan asa investasi kembali tumbuh di negara-negara islam, khususnya buat proyek-proyek nan mengandalkan pembiayaan berinstrumenkan sukuk. Mungkin masih ingat, Investment Dar, nan merupakan perusahaan investasi nan berbasis di Kuwait nan terpaksa harus gagal bayar sejumlah 100 juta dollar. Selain itu, East Cameron Partners (ECP), sebuah perusahaan dibidang eksplorasi minyak di Texxas, AS nan dibiayai sukuk senilai 170 juta dollar juga mengalami gagal bayar.

Demikian, contoh paper kuliah nan semoga saja banyak memberikan kegunaan untuk para mahasiswa nan hendak menyusun paper ilmiah.