Ancaman

Ancaman

Jenis burung orisinil Indonesia atau endemik , memiliki jumlah sebanyak 381 (tiga ratus delapan puluh satu) spesies nan hayati di seluruh hutan Indonesia. Jumlah tersebut sama dengan empat persen dari jumlah seluruh spesies burung di belahan muka bumi ini. Sungguh anugerah hidup nan luar biasa.

Kicauan burung di alam sekitar kini terasa sangat sporadis ditemui, salah satu penyebabnya yakni turunnya jumlah populasi dari burung di alam Indonesia. Sungguh kerugian nan besar telah dialami oleh bangsa ini. Tentu saja menurunnya jumlah populasi burung disebabkan oleh ulah tangan nan tak bertanggunh jawab. Demi memperoleh laba materi sementara, mereka rela mengorbankan habitat berserta keragaman hidup di berbagai wilayah tanah air.

Burung termasuk salah satu hewan piaraan nan paling digemari oleh seluruh manusia di dunia. Tak pelak hal ini menjadikan burung sebagai barang dagangan nan laris manis buat diperjualbelikan. Apalagi bila berbicara burung asal alam Indonesia, dikenal sebagai burung langka sebab memang habitat alam di nusantara telah banyak mengalami perusakan dan perubahan draktis.

Penebangan hutan secara liar menjadi pemicu primer merosotnya jumlah burung milik anak bangsa. Burung nan seharusnya terbang liar dan berkicau dengan merdu di alam bebas, kini mereka terpaksa terbang di kandang atau kurungan protesis tukang kayu. Miris hati bila melihat kenyataan nan jelek di global hidup negeri ini.



Fungsi Burung

Sedikitnya terdapat 1.539 spesies dari majemuk burung di berbagai wilayah Indonesia. Sekitar tujuh belas persen dari jumlah 9.052 (sembilan ratus ribu lima puluh dua) burung di dunia. Dan habitat burung Indonesia nan termasuk paling besar berada di Pulau Kalimantan, sebagai pulau terbesar setelah Irian.

Beragam burung merupakan sumber daya alam nan eksotik dan memiliki beberapa nilai utama, seperti nilai ilmiah, ekologi, keindahan dan keindahan. Fungsi ekologis burung sebagai mata rantai ekosistem merupakan sumber objek ilmiah dalam penelitian pengetahuan tentang satwa liar.

Bahkan keberadaan burung berfungsi sebagai bioindikator pada perubahan lingkungan. Perubahan ekstrim habitat burung menentukan taraf kerusakan lingkungan dan bahaya pencemaran lingkungan tertentu. Salah satu bentuk indikatornya ialah perpindahan burung-burung, perubahan keanekagaraman jenis burung di suatu tempat, dan bahkan kematian burung.

Pelestarian burung nan berada di habitat alam liar sangat terkait dengan keberlangsungan kelestarian hutan. Burung sangat membantu proses regenerasi ragam jenis tumbuhan. Berfungsi sebagai penyerbukan tanaman-tanaman, penyebaran biji-biji ke berbagai tempat, dan fungsi pengontrolan buat kestabilan populasi berbagai jenis serangga.

Keindahan bulu, kemerduan kicau burung, dan daya tarik burung merupakan nilai estetika. Estetika dan keelokan burung menarik perhatian manusia buat memilikinya. Sebagian menjadikannya sebagai salah satu komoditas pangan hewani.

Ketertarikan manusia pada burung membuatnya menjadi buruan banyak orang. Tujuan pemenuhan faktor ekonomi nan dibutuhkan oleh manusia. Pangsa pasar burung sebagai binatang peliharaan memiliki peluang luas di dunia.

Banyak spesies burung di Indonesia diburu dan ditangkap sebagai komoditas ekonomi, baik dalam keadaan hayati atau diawetkan. Nilai keindahan nan diracik dengan kebutuhan ekonomi membuat banyak orang gelap mata hingga mengakibatkan kepunahan burung sendiri.

Tampaknya negeri ini perlu membuat anggaran nan keras dalam masalah konservasi alam dan fauna. Para pengusaha dengan enaknya menebang pohon di hutan dengan dalih pengelolaan dan pemanfaatan hutan. Sungguh kepunahan sejumlah hewan langka merupakan dampak keserakahan manusia dalam mempertebal dompet. Pendidikan nan mengajarkan pelestarian lingkungan di berbagai sekolah dan perguruan tinggi tak mempan membendung keserakahan para pengusaha dan kacung-kacungnya.

Sistem pemerintahan dan hukum harusnya dievaluasi ulang agar alam di sekitar bisa diselamatkan. Peran dari masyarakat pun harus ditingkatkan, sebab pihak nan mampu mengontrol kebijakan pemerintah daerah nan salah satu-satunya ialah rakyat secara umum.



Ragam Burung Peliharaan

Di pasar-pasar burung di kota-kota Indonesia banyak ditemukan burung sebagai binatang peliharaan. Baik nan langka ataupun nan banyak dikembangbiakan. Berikut ini spesies burung nan ada di Indonesia, di antaranya:

Tekukur Biasa atau Streptopelia Chinensis . Burung Cendrawasih. Elang Hitam atau Ictinaetus Malayensis . Burung Kakatua. Anis Kembang atau Zootera Interpres . Burung Merpati. Cucak Kutilang atau Pycnonotus Aurigaster . Burung Cucak Ijo. Caladi Titik atau Picoides Moluccensis .

Burung Cucak Rawa. Burung Merbah Corok atau Pycnonotus Simplex . Burung Sulingan. Burung Kacamata Belukar atau Zosterops Everetti . Burung Cendet. Alap-Alap Capung atau Microhierax Frigillarius . Burung Anis Merah. Delimukan Jamrud atau Chalcophaps Indica .

Burung Merak. Serigunting Batu atau Dicrurus Paradiceus . Burung Jalak. Gagak Hutan atau Corvus Enca . Burung Punai. Pelanduk Kalimantan atau Malacocincla Perspicillata . Burung Anis Merah. Burung Punai Gading atau Treron Vernans.



Ancaman

Daftar urutan jenis burung nan berada dalam zona merah atau terancam punah di Indonesia terus bertambah. Keadaan ini sangat dikhawatirkan oleh banyak pihak, terutama para aktifis lingkungan dan para pecinta burung di Indonesia.

Bentuk ancaman pelestarian burung di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh manusia, di antaranya: Perburuan burung buat kebutuhan ekonomi praktis. Tindakan perambahan hutan Indonesia nan kian merajarela. Kerusakan lingkungan dampak polusi udara nan tak terkendali. Minimnya kegiatan reboisasi, peningkatan dan supervisi kawasan perlindungan hutan lindung.

Alasan lain nan menunjang kepunahan burung di Indonesia ialah meningkatnya pengetahuan manusia dalam menangkap burung-burung di alam liar tanpa rasa tanggung jawab pada pelestariannya. Habitat burung orisinil Indonesia di hutan-hutan Jawa, Irian, Sumatera, dan Kalimantan terus berkurang dan mengancam kepunahannya.

Telah banyak protes dan demonstrasi nan diadakan oleh para pencita alam guna melawan penggundulan hutan. Tiap detiknya hutan milik bangsa mengalami penyempitan dampak penebangan nan sangat cepat. Memang kesalahan ini tak bisa ditudingkan ke para pengusaha nan mengelola hutan saja, namun juga peringatan bagi pemerintah dan masyarakat.

Tak mengherankan banyak pihak dari luar negeri nan menyayangkan hilangnya sebagian besar hutan Indonesia di pulau Kalimantan dan Papua. Di kedua loka inilah banyak ditemukan flora dan fauna nan langka dan perlu buat diteliti lebih lanjut. Namun apa daya bila hutan mulai gundul dan kering, kekayaan hidup tersebut akan menjadi kenangan dan cerita saja bagi generasi penerus nantinya.

Iklim global nan tak teratur saat ini juga menjadi karena banyaknya hewan langka nan mati. Suhu nan tidak menentu atau ekstrim terjadi dampak pemanasan dunia nan kian para sampai detik ini. Interaksi manusia nan tak selaras dengan kelestarian lingkungan menimbulkan pengaruh nan tak menguntungkan.

Saat alam mulai rusak, bisa dirasakan nan merugi tak hanya hewan tetapi manusia itu sendiri. Cuaca nan super panas dengan mudah ditemui di kota-kota besar di Indonesia ataupun dunia. Mulailah buat memperbaiki diri sendiri dalam hal pola hayati nan lebih sehat.

Mari kita dukung terus pelestarian burung hutan Indonesia. Selamatkan burung langka dari kepunahan. Pelihara dengan baik dan bijak semua binatang peliharaan sebagai wujud kepedulian Anda.