Melukis ialah profesi

Melukis ialah profesi

Banyak cara nan dilakukan orang buat mengembangkan kreatifitas atau khayalan nan dimilikinya. Cara nan dipilih tentu saja merupakan metode nan paling disukai dan disenanginya. Inilah nan dinamakan dengan hobi. Salah satu hobi nan banyak disukai orang ialah mendalami seni melukis . Karena melukis ialah hobi nan dapat dijadikan media buat mengekspresikan dirinya sendiri.



Melukis ialah hobi

Yang namanya hobi, tentu saja orang sering melakukannya tanpa memandang waktu, loka atau rasa capek nan mungkin telah menghampirinya. Yang krusial bagi orang nan punya hobi melukis ialah dapat bebas melakukan ciptaan sinkron dengan apa nan diinginkannya. Ketika ia merasa pikirannya kosong dan stres melanda dirinya, ia akan melukis. Objek lukisan dapat apa saja sehingga pikirannya menjadi segar kembali dan ia dapat meneruskan aktivitas pekerjaannya kembali.

Kalau ia berniat menjual lukisan itu, ia akan berusaha membuat contoh lukisan nan sinkron dengan keinginan pasar. Ia tahu kalau ia tak mengikuti selera pasar, maka lukisan itu tak akan dibeli orang. Beda kalau ia akan membuat pameran sendiri. Ia akan melukis sinkron dengan keinginannya dan para pembelilah nan memilih mana nan akan dibeli. Dalam hal ini, sang pelukis menentukan selera pembelinya. Biasanya ketika sudah mempunyai gaya tersendiri, para pembeli akan mencari pelukis dengan gaya eksklusif itu. Mereka akan mendatangi studionya dan akan meminta buat melukis objek eksklusif nan sekiranya dapat dilukis dengan latif oleh pelukis bersangkutan.



Melukis ialah aktualisasi diri jiwa

Selain merupakan hobi, melukis juga merupakan sarana nan bagus buat menyalurkan aktualisasi diri jiwa. Karena dengan mendalami ilmu seni melukis maka kita secara tak langsung belajar tentang bagaimana cara mengungkapkan perasaan nan sedang kita alami dalam bentuk lukisan nan dibuat. Karena itu tak mengherankan bila banyak orang nan punya pendapat bila kita dapat menikmati sebuah lukisan, maka berarti kita akan mengetahui isi hati atau perasaan dari pembuat lukisan tersebut. Hal ini dapat terjadi sebab kegiatan melukis itu memerlukan konsentrasi tinggi dan emosi jiwa nan harus dikeluarkan secara maksimal sehingga seni melukis nan ditekuni juga dapat menghasilkan karya nan latif serta punya daya tarik nan kuat pula. Melukis itu tak dapat tak memang melibatkan semua jiwa dan ruh pelukisnya.

elukis nan benar-benar mencurahkan segenap jiw adan raganya akan memberikan ruh nan latif pada lukisan itu. Monalisa, contohnya. Sebuah lukisan nan hingga kini tetap memberikan rahasia nan tidak terpecahkan. Diskusi tentang lukisan Monalisa ini bahkan dijadikan suatu lembaga nan membahas berbagai hal hingga analisa siapa Monalisa. Sekarang bahkan ada nan berpendapat bahwa Monalisa ini mempunyai saudara. Hingga sejauh itu diskusi dan perdebatan tentang Monalisa ini. Senyumnya nan begitu misterius telah membuatnya menjadi objek pembicaraan orang di seluruh dunia. Padahal melihat sosok Monalisa nan bertubuh cukup tambun dengan rambut nan panjang lurus, sepertinya tak memberikan refleksi seorang wanita nan dianggap cantik dan menarik.

Tetapi siapa nan dapat membuat orang tergiring buat mengakui kalau Monalisa tak cantik. Bagi semua orang nan mengagumi lukisan itu, Monalisa itu tetap menarik dan dianggap cantik pada zamannya sebab memang wanita cantik itu bertubuh tambun dengan dada nan besar. Setiap zaman melahirkan konsep canti nan berbeda-beda. Pada tahun 60-an, konsep cantik itu ialah wanita dengan tubuh nan kurus. Di negeri Tirai Bambu, Cina, konsep cantik itu ialah wanita dengan kaki nan kecil, tubuh pendek, dan kulit nan terang bagai pualam nan tidak bernoda atau sangat mulus.

Kini orang menganggap wanita cantik itu ialah wanita nan pintar, kulit higienis dan sehat serta menarik sebab mempunyai wawasan nan luas. Tidak lupa, tubuhnya berisi dengan ukuran dada nan cukup besar dan bagian bokong nan terisi penuh. Wanita seperti Jennifer Lopez dan Kim Kadarshian menjadi contoh wanita cantik. Itulah mengapa di arena kontes kecantikan wanita, para pesertanya diminta buat menampilkan dirinya seutuhnya termasuk ketika ia harus mengenakan bikini. Dengan berbikini, akan terlihatlah seluruh bentuk tubuh wanita dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Wanita-wanita nan tertipu oleh semua pujian tentang kecantikan.

Dalam lukisanseperti itu juga. Dahulu ketika Indonesia masih mempunyai pelukis nan bernama Basuki, ia menjadi seorang pelukis dengan spesifikasi wanita telanjang. Bung Karno, malah mempunyai lukisan wanita telanjang ini. Para penikmat lukisan sangat bahagia melihat lukisan wanita telanjang. Jangan dibayangkan ketika pelukis melukis wanita telanjang itu. Seperti nan tergambar dalam film Titanic nan menampilkan pada saat Rose dilukis oleh Jack dalam keadaan telanjang. Momen itu tentu saja menjadi satu momen nan ditanyakan oelh orang-orang nan mendengarkan kisah Rose tersebut. Mereka ingin tahu apakah setelah itu, Rose dan Jack melakukan sesuatu nan lebih dari interaksi pelukis dan objeknya. Lukisan telanjang memang menjadi satu lukisan nan sangat tak pantas buat ditampilkan.

Namun, ketidakpantasan itu telah dianggap seni sehingga orang-orang terpelajar dan mempunyai uang nan mengoleksi lukisan telanjang itu, tak merasa bahwa mereka sesungguhnya telah memasukan diri mereka sendiri ke dalam lubuk dosa nan sangat dalam. Aurat wanita itu tak boleh dipertontonkan. Apalagi sampai dilukis. Adalah kenistaan bagi pelukis, objek, nan melihat, dan nan mengoleksi.



Melukis ialah profesi

Bila kita mau serius dan mau belajar ilmu seni melukis secara lebih mendalam, maka hasil lukisan nan dibuat tentu juga akan meningkat kualitasnya. Hal ini akan mengakibatkan banyak orang tertarik buat menikmati sekaligus ingin memiliki atau mengoleksi karya lukisan kita. Maka bila hal ini terjadi, banyak pelukis nan sebelumnya hanya memandang bila kegiatannya sekedar hobi belaka, namun kemudian menjadi profesi nan dapat mendatangkan laba juga.

Banyak contoh para artis nan menekuni bidang seni melukis sehingga dapat punya penghasilan nan cukup besar bahkan dapat menjadi kaya raya sebab hasil lukisannya nan bernilai tingi. Sebagai contoh ialah pelukis terkenal dari Indonesia sendiri, Afandi. Meski beliau sudah lama meninggal namun namanya tetap abadi hingga saat ini. Hasil lukisannya banyak diburu orang. Hasil karya seni melukis sang maestro ini juga dapat selangit. Bukan hanya ratusan juta saja. Namun dapat mencapai angka milyaran bahkan puluhan milyar rupiah. Dan para pemburu lukisan hasil karya Afandi ini bukan hanya dari Indonesia. Banyak kolektor dari negara lain nan juga punya ambisi buat memiliki hasil karyanya. Kegiatan buat menekuni bidang seni melukis ini kemudian diteruskan oleh anaknya nan bernama Kartika Afandi. Dan tak berbeda jauh dengan ayah kandungnya,

Kartika Afandi juga sering menghasilkan karya lukisan nan punya nilai jual tinggi juga. Melihat fenomena tersebut maka Kartika Afandi juga memutuskan buat menjadikan pelukis sebagai profesi atau pekerjaan utamanya. Melihat dua contoh di atas, maka bagi nan punya hobi melukis, tak perlu ragu buat menjadikannya sebagai pekerjaan utamanya. Dan agar hasil lukisannya juga dapat terjual dengan nilai nan tinggi tentu harus rajin dan tekun berlatih agar karyanya juga dapat makin meningkat kualitasnya.

Seorang Raden Saleh nan sangat piawai melukis, lewat lukisannya ia mendapatkan kehormatan dan penghargaan dari teman-temannya nan berasal dari bangsa penjajah itu. Ketika seseorang tak mempunyai talenta atau potensi apapun atau potensinya tak dianggap sebagai sesuatu nan membanggakan, maka orang tersebut tak dapat memasuki pergaulan kalangan jetset. Walaupun Raden Saleh ialah seorang bangsawan, ia tetap diremehkan sebelum akhirnya ia membuktikan kalau dirinya mempunyai sesuatu nan dapat dibanggakan.