Cara Bermain Piano

Cara Bermain Piano

Anda niscaya kenal dengan alat musik piano. Suara dari alat musik ini pun tidak asing di telinga. Nyaris semua lagu nan digandrungi saat ini, tidak alpa mengikutkan piano sebagai alat musiknya. Namun, tahukah Anda jika cara bermain piano tidak semudah seperti saat melihat atau mendengar seseorang memainkannya?

Mereka nan hendak mahir dalam bermain piano, harus menguasai dasar-dasar cara memainkan atau teorinya. Ini meliputi bagaimana posisi duduk dan lengan, bentuk jari tangan saat memainkan, serta cara menekan tuts piano. Akan tetapi, buat mahir bermain piano tidak cukup sekadar teori, nan paling krusial ialah praktik.

Bermain piano tidak ada arti bila hanya diketahui cara-caranya, namun tak dilakukan. Sebagaimana seseorang nan hendak belajar mengendarai motor/mobil, teori diposisikan sebagai panduan.

Namun, sukses atau tidaknya ia mengendarai motor/mobil lebih ditentukan oleh praktik nan dilakukan. Begitu pula dalam bermain piano. Meskipun begitu, memahami teori dalam bermain piano tetap krusial agar tak terjadi kekeliruan nan fatal.

Seperti bentuk tubuh jadi agak bungkuk, rasa nyeri di jemari sebab kesalahan bentuk atau posisi jari tangan, dan rasa putus harapan sebab tidak juga sukses memainkan piano walau telah lama berlatih. Untuk itu, berlatih bermain piano seyogyanya tetap diiringi dengan memahami teori atau cara memainkannya.

Sebelum menguraikan lebih jauh mengenai cara bermain piano nan mengasyikkan, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu sejarah dari alat musik piano.

Pengetahuan ini akan memperluas wawasan kita tentang piano dan menumbuhkan ‘rasa akrab’ dengan keberadaan alat musik bersuara latif tersebut. Keakraban nan buat sebagian orang memberi akibat positif, yakni bermain piano dengan suasana hati gembira.



Sejarah Piano

Piano telah dikenal manusia sejak abad pertengahan. Walau masih menjadi bahan perdebatan, namun banyak orang sepakat jika piano pertama kali ditemukan oleh Bartolomeo Cristofori pada tahun 1720.

Ketika itu, piano disebut dengan nama gravecembalo col piano e forte , nan artinya ialah harpsichord berpapan tuts lembut dan menimbulkan suara keras. Piano juga dikenal sebagai alat musik nan dimainkan menggunakan jemari tangan.

Secara sederhana, piano merupakan alat musik nan menggunakan papan tuts. Alat musik ini akan mengeluarkan suara ketika dipukul, sehingga jika dilihat dari prinsip kerjanya, banyak ahli sejarah nan menyatakan alat musik serupa dengan piano telah ada sejak abad ke-15 Masehi.

Hanya saja, Bartolomeo Cristofori ialah penemu piano modern nan hingga kini dikenal oleh manusia. Adapun piano temuan Bartolomeo, tersimpan dan dipajang di Metropolitan Museum of Art , New York.

Bunyi nan dikeluarkan oleh piano temuan Bartolomeo Cristofori ini bersumber dari tegangan senar. Jika dibandingkan dengan suara dari piano modern atau piano abad 20-an, tentu saja suaranya tak lantang terdengar.

Ini dikarenakan tegangan senarnya tak sekuat seperti piano-piano pada masa sekarang, tapi kualitas suara nan dihasilkan sama sekali tak berbeda. Tetap bening dan memanjakan telinga saat mendengarnya.

Sebelum Bartolomeo Cristofori dengan piano temuannya nan kemudian menjadi akar perkembangan dari piano modern, tercatat ada beberapa orang nan mempunyai niat serupa, yaitu berupaya memadukan alat musik dengan estetika nada dari clavichord dan kekuatan harpsichord .

Sebut saja nama-nama seperti Marius (1716), Schroter (1717), dan Christofori (1720). Ketiganya berasal dari Paris, Saxony, dan Italia. Sayangnya, usaha mereka tersebut tak berhasil.

Dari segi bentuk, piano mengalami beberapa kali perubahan hingga akhirnya dengan bentuk seperti sekarang, yakni persegi. Awal mula piano dirancang dengan beberapa bentuk. Mulai dari seperti harpsi chord dengan kawat nan menjulang.

Kemudian diubah menjadi lebih rendah sejajar lantai dibuat dari Jerman nan rancangannya dianggap lebih ringan, efisein, dan tak mahal. Mereka merancang piano berbentukpersegi dan digunakan oleh banyak orang sampai sekarang.

Piano pertama diketahui dibuat dari kerangka kayu. Karena tuntutan agar suara nan dihasilkan semakin keras, maka kerangka piano diganti dengan besi atau berbahan logam. Hasilnya, suara piano semakin lantang dan bisa dinikmati di dalam sebuah aula pertunjukan berukuran luas.

Demikian pula dengan tuts-tutsnya. Piano awalnya mempunyai 62 tuts dengan kemampuan menghasilkan nada hingga limaoktaf dan dilengkapi pedal nan digerakkan oleh lutut.

Dalam perkembangannya, piano kini memiliki 88 tuts dengan pedal nan difungsikan menggunakan kaki. Adapun piano sekarang merupakan piano berteknologi elektro akustik atau digital, nan dikembangkan sejak tahun 1930-an.

Selain perangkat-perangkat seperti lazimnya piano biasa, piano elektro akustik dilengkapi perangkat MIDI, komputer canggih, alat rekam dengan pengatur volume, tusuk kontak di telinga, dan semuanya terhubung ke piano. Hasilnya, kualitas nada-nada luar biasa nan bahkan legenda musik dunia, seperti Ludwig van Beethoven, Frederic Chopin, dan Franz Liszt akan terpesona.



Cara Bermain Piano

Sebagai mana telah disebutkan di awal tulisan ini, ada beberapa prinsip krusial nan harus dipahami oleh siapa pun saat hendak memainkan piano. Prinsip-prinsip itu ialah sebagai berikut.



1. Posisi duduk

Duduk ketika bermain piano tak boleh dilakukan tanpa aturan. Upayakan buat duduk dengan posisi tegak (tidak bungkuk) dan santai atau tak kaku. Posisi duduk seperti ini akan membuat nan memainkan piano menjadi tak cepat lelah dan terhindar dari nyeri di pinggang.



2. Posisi lengan

Lengan diposisikan sejajar dengan tuts piano saat dimainkan. Sebagaimana posisi duduk, lengan pun upayakan buat tak tegang/kaku. Jika posisi lengan keliru, maka akan membuat posisi jari tak benar. Bermain piano pun jadi tak mengasyikkan.



3. Bentuk jari tangan

Jari tangan harus berbentuk bulat melengkung. Bentuk jari tangan seperti ini menyebabkan jemari jadi leluasa ‘menari’ di tuts-tuts piano. Hasilnya, kualitas bunyi nada (tone) akan enak didengar sebab tekanan jari pada tuts piano optimal dilakukan.

Selain itu, secara keindahan akan lebih menarik melihat seorang pianis (pemain piano) dengan bentuk jari tangan bulat melengkung, daripada bentuk jemari nan lain.



4. Cara menekan tuts piano

Menekan tuts piano tak boleh dilakukan serampangan. Ada aturannya, yaitu ketika menekan tuts menggunakan salah satu jari, posisi jari lain nan tak menekan tuts diposisikan tetap santai, atau tak terangkat (posisi jari seperti semula). Sebaliknya bila saat menekan tuts piano ada salah satu jari nan tegang atau terangkat, maka kualitas nada nan dihasilkan tak akan latif terdengar.

Nah, demikianlah beberapa prinsip krusial saat Anda tertarik hendak belajar piano. Memadukan pengetahuan mengenai cara nan sahih dalam memainkan piano dengan usaha tidak kenal lelah dalam berlatih, amat disarankan buat dilakukan. Selain itu, bermain piano juga harus melibatkan kepekaan dan estetika nada (penjiwaan).

Hal inilah nan seringkali membedakan manakala seorang maestro pianis bermain piano. Walau mengerti caranya bermain piano, tapi kurang menjiwai dalam memainkannya, seringkali akan menghasilkan nada-nada nan tidak mampu menggetarkan orang-orang ketika mendengarkannya.

Cara bermain piano dengan asyik ini sebenarnya dapat dilakukan oleh siapapun, termasuk Anda nan baru memulai. Intinya ialah terus belajar. Pahami teorinya dengan baik, lalu praktikkan. Alunan nada-nada merdu dari piano nan Anda mainkan pun bukan sesuatu nan mustahil.