Cara Bermain Kelereng

Cara Bermain Kelereng

Permainan Kelereng merupakan jenis permainan rakyat nan banyak digemari terutama oleh anak-anak. Kelereng atau gundu merupakan mainan kecil berbentuk bulat nan terbuat dari kaca, agate atau tanah liat.

Ukuran kelereng bermacam-macam, tapi umumnya berdiameter ½ inci (1.25 cm). Kelereng seringkali dijadikan permainan anak, buat dikoleksi, atau dijadikan bahan nostalgia sebab warnanya nan sangat eksotik dan penuh dengan estetik.

Kelereng awalnya merupakan mainan bola kecil nan digunakan selama ribuan tahun dalam berbagai permainan. Secara tradisional, kelereng terbuat dari batu berharga nan kelereng diberi nama, namun, tanah liat, batu akik dan kaca sering digunakan juga. Ukuran bervariasi dan teknik buat bermain tergantung pada permainan itu sendiri. Kelereng dikumpulkan oleh pemain dan orang-orang buat nostalgia, keindahan dan bermain game sederhana. Menurut buku tahun 1998 berjudul Kelereng: 101 How To Play, kelereng berasal di Roma Antik dan Mesir. Mainan bola kecil nan dinamai kata Latin buat "batu mahal."

Kelereng modern biasanya tak terbuat dari batu marmer nan sebenarnya. Pabrik memproduksi kelereng dengan menjatuhkan gelas panas dalam rol baja nan dirancang buat melengkapi mainan dan memberi kelereng bentuk bulat.

Kelereng dapat dikategorikan di dalam beberapa ukuran. Ukuran baku marmer kecil biasanya setengah inci diameter. Kelereng besar, digunakan sebagai "penembak," biasanya sekitar ¾ inci diameter bila digunakan buat bermain resmi. Namun, ukuran lain nan tersedia.

Dalam rangka buat menembak kelereng secara baik dan 'profesional', teknik eksklusif harus dipelajari. Seorang pemain menempatkan buku-buku jarinya di tanah. Penembak tersebut kemudian ditempatkan di antara jari pertama dan kedua dengan telunjuk meringkuk di sekitar picu kelereng. Dan lantas kelereng diluncurkan. Dan jangan tertawakan makna professional itu, sebab di AS tepatnya setiap bulan Juni di Wildwood, New Jersey berlangsung turnamen unjuk kebolehan adu kelereng, dan turnamen ini ini diadakan setiap tahun. Pemain berusia tujuh sampai 15 tahun dan bermain game dengan kelereng disebut "Ringer.".



Petanque

Sejarah menyebutkan, permainan kelereng ini sudah ada sejak abad pertengahan dan seringkali dimainkan oleh kalangan aristokrat dan bangsawan. Siapa nan menyangka bahwa permainan ini tidak hanya terkenal di kalangan masyarakat kita saja. Bahkan di negara asal Asterix pun, Prancis, permainan ini ternyata sangat digemari. Di sana permainan ini dikenal dengan nama Petanque .

Bedanya, jika permainan kelereng atau dalam bahasa jawa sering disebut "nekeran" menggunakan gundu berukuran kecil, petanque memerlukan dua jenis bola nan mempunyai ukuran cukup besar, nan terbuat dari kayu jati dan besi baja.

Petanque ini pertama kali diperkenalkan oleh suku Gaule (Prancis Kuno). Dari Prancis, permainan semakin menyebar ke wilayah lainnya seperti Yunani dan Mesir melalui orang-orang Romawi. Seperti halnya nekeran, Petanque juga awalnya hanyalah merupakan permainan nan ditujukan buat mengisi waktu luang saja.

Sejarahpun berlanjut hingga sampai ke zaman Renaissance atau pencerahan. Petanque menjadi mainan di kalangan aristokrat dan bangsawan. Bahkan kabarnya pernah disejajarkan dengan olahraga tennis nan dipandang cukup elite di masa itu. Dapat ditebak, bahwa nan dapat memainkan olahraga tersebut hanyalah orang-orang eksklusif saja.

Terhitung pada tahun 1850, sebuah organisasi sosial Clos Jouve memperkenalkan kembali Petanque nan kian hari kian dilupakan masyarakat. Menginjak abad ke-20 permainan ini mulai dipatenkan seiring dengan makin bermunculannya klub-klub Petanque dengan tujuan sebagai pelestarian kebudayaan tradisional.



Aturan Permainan

Petanque dimainkan oleh dua regu nan beranggotakan sedikitnya 1 orang di tiap-tiap regunya. Bola nan digunakan dalam permainan ini terdiri dari dua bola yakni, bola induk (master), terbuat dari kayu jati berdiamter 25 sampai 35 mm, popular dengan sebutan le choconnet .

Sedangkan bola lainnya, boleh disebut sebagai "roh" permainan yakni bola nan terbuat dari besi, dengan berat 600-800 gram, dan diameternya antara 70-80 mm, sering dinamakan les boules .

Apabila dalam satu regunya terdiri dari 3 orang maka tiap-tiap pemain akan mendapatkan dua bola besi. Namun apabila hanya terdapat satu atau dua orang saja, tiap pemain masing-masing akan mendapat tiga bola besi. Jeda cochonnet dari titik lempar bola antara 6-10 m. Ukuran resmi lapangan permainan ini yakni 15 x 4 m.

Nah, sekarang bagaimana cara bermainnya? Sangat mudah sekali. Bola cochonne t dilempar buat menentukan target. Kemudian kedua grup melakukan undian buat menentukan siapa nan berhak melemparkan bola terlebih dahulu sampai mendekati cochonnet .

Jika A nan menang undian, maka regu A nan melemparkan bola nan diarahkan dengan tujuan mendekati arah cochonnet . Setelah itu, disusul dengan regu B. regu A lagi. Begitu selanjutnya.



Cara Bermain Kelereng

Dengan bermain kelereng atau Petanque kita akan banyak sekali memperoleh manfaat, yakni:

  1. Mengatur emosi (relaks)
  2. Melatih kemampuan berfikir
  3. Melatih kemampuan motorik
  4. Melatih kesabaran
  5. Melatih taraf kecermatan dan ketelitian.

Meskipun permainan kelereng mungkin sebagian besar telah jatuh popularitasnya dengan permainan video games modern, pada satu waktu kelereng merupakan permainan anak-anak nan sangat populer nan murah dan dapat dimainkan kapan saja.

Untuk memainkan permainan kelereng nan paling dasar, pertama lapangan bermain nan cocok harus dibentuk. Cukup dengan taman bermain berpasir atau daerah pinggiran lapangan biasa akan ideal jadi medannya, meskipun setiap daerah luar ruangan datar dengan rumput minimal akan cocok.

Setelah lapangan telah dibuat, semua pemain perlu memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah ring. Kelereng ini disusun dalam bentuk salib, dengan masing-masing marmer spasi beberapa inci terpisah. Kelereng di ring dianggap sasaran buat setiap penembak. Pada titik ini, para pemain harus memutuskan apakah mereka bermain buat bersenang-senang atau "untuk seriusan."

Jika bermain buat bersenang-senang, kelereng nan sama ditempatkan kembali ke ring dan kembali ke pemilik masing masing setelah pertandingan digelar. Jika bermain buat seriusan, para pemenang dari setiap permainan akan menyimpan semua kelereng dimainkan sebagai denda dan imbalan dari pemainan nan dimainkan bersama itu.

Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya nya di mana saja di sekeliling luar lingkaran. Tujuan dari permainan dasar kelereng ialah buat menjatuhkan kelereng sasaran atau penembak pemain lain benar-benar keluar dari ring tanpa mengirim penembak Anda sendiri di luar batas.

Penembak pertama umumnya bertujuan ke array pusat kelereng dan menempatkan penembak di sebuah celah nan dibentuk oleh menyelipkan ibu jari di belakang buku jari kedua nya atau jari telunjuknya.

Jari telunjuk memegang jempol dalam ketegangan sampai pemain buat mengambil ancang ancang buat menembak. Teknik Ini disebut jentikan bawah, dan divestasi harus cukup kuat buat menggerakkan ketukan penembak nan lebih besar ke dalam lingkaran dan memaksa setidaknya satu kelereng keluar dari lingkaran.

Selama penembak terus mengirim kelereng keluar dari ring tanpa kehilangan posisi nya atau selalu kena, maka akan bisa giliran terus. Jika penembak gagal buat melumpuhkan kelereng lawan, giliran nya dianggap selesai.

Sebuah permainan kelereng berakhir ketika semua kelereng telah tersingkir dari ring. Pemain Layak menghitung jumlah kelereng nan telah mereka kumpulkan dan satu dengan kelereng nan paling dinyatakan pemenang dari permainan itu.

Putaran selanjutnya bisa dimainkan buat menentukan kampiun utama, atau mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng buat membuat putaran selanjutnya.