Live Music Lady Gaga di Indonesia

Live Music Lady Gaga di Indonesia

Lady Gaga, penyanyi tenar dari Amerika Perkumpulan ini, selalu tidak pernah lepas dari sensasi. Mulai dari caranya berpakaian, tingkah polah sehari-hari, hingga performance- nya saat bernyanyi. Baik itu dalam video klip lagu hingga live musik (konser) di atas panggung. Penuh kehebohan dan sarat kontroversi.



Live Musik nan Dahsyat

Khusus buat live musik Lady Gaga di atas panggung, kehadiran penyanyi kelahiran 28 Maret 1986 tersebut sangat dinanti oleh para fansnya. Mengapa? Karena setiap live musik Lady Gaga niscaya menyajikan penampilan nan sukar ditebak, eksentrik dan penuh kejutan. Ini membuat penasaran bagi mereka nan hendak menyaksikan penyanyi bernama orisinil Stefani Joanne Angelina Germanotta itu.

Dihadapan ribuan penggemarnya, live musik Lady Gaga memang menjanjikan sensasi berbeda daripada live musik penyanyi-penyanyi lain. Penataan anjung artistik dan di luar dari kebiasaan, konsep unik penuh imajinatif bahkan terkesan liar, serta tentu saja aksi anjung dari lady Gaga. Jauh dari kesan konvensional, seperti live musik pada umumnya.

Penyanyi berdarah Italia-Amerika tersebut dikenal punya aksi anjung nan bagi sebagian orang terkesan ‘gila’. Ia berani mengeksplorasi hal-hal nan tabu dan menampilkannya tanpa canggung ketika live musik di hadapan ribuan mata nan menyaksikan. Keliaran dan kegilaan live musik Lady Gaga terlihat dari konsep panggungnya dan penampilan menyolok dari pelantun lagu Poker Face itu. Menimbulkan aura kebebasan total dan menjadi diri sendiri bagi penontonnya. Itu kesan sangat kentara selama menyaksikan live musik Lady Gaga.

Sebagian fansnya malah menganggap live musik Lady Gaga punya daya pukau melebihi aksinya di video klip. Padahal, bagi mereka nan pernah melihat video klip lagu hits seperti Paparazzi, Poker Face, Bad Romance, Judas, Telephone atau Alejandro, rata-rata sudah terpikat oleh gaya penampilan dan irama lagu Lady Gaga. Nah , ketika menyaksikannya di live musik, kesan itu semakin bertambah berlipat-lipat. Sangat menghibur dan inovatif.

Ini wajar saja karena Lady Gaga termasuk seniman serba bisa. Selain punya kemampuan olah vokal di atas rata-rata dan mahir menggubah lagu nan asik didengar, Lady Gaga juga pakarnya dalam bereksperimen kostum nan digunakan serta aksi anjung memukau. Penuh kreativitas dan sangat imajinatif. Dan ketika live musik, semua hal tersebut tumpah ruah di atas panggung. Tersajikan secara total. Tak mengherankan bila setiap digelarnya live musik Lady Gaga di seluruh dunia, dipastikan akan penuh sesak. Bahkan, seringkali karcis masuk buat peampilan Lady Gaga, telah habis terjual jauh hari sebelum live musik itu berlangsung.

Karenanya, meskipun terhitung baru dalam blantika musik internasional, live musik Lady Gaga sama fenomenalnya dengan live musik penyanyi kenamaan global seperti Madonna atau U2. Mampu menyihir hingga puluhan ribu orang buat terus terpukau selama berjam-berjam menyaksikan aksi spektakuler sang bintang. Tidak beranjak sedikit pun dari posisi mereka. Bersama-sama larut dalam nyanyian sang bintang dan hentakan irama lagu ngebeat nan dibawakan olehnya.

Performance Lady Gaga ketika live musik jelas jadi torehan prestasi luar biasa. Dan dari setiap live musik nan digelar olehnya, bukan hanya mampu mengumpulkan puluhan ribu orang, tetapi juga pundi-pundi dollar melimpah ruah. Dilansir dari Hollyscoop, media fashion dan gosip selebriti di Hollywood ini mengutip laporan dari Billboard, nan menyatakan bahwa hanya selama setengah tahun saja (November 2009 - April 2010), live musik nan diadakan oleh Lady Gaga mampu meraup penghasilan kotor sebanyak US$200 juta, atau sekitar Rp1,8 triliun.
Jumlah ini termasuk sangat fantastis.

Pendapatan dari live musik nan digelar di Amerika Utara, Eropa, Inggris, Asia dan juga Australia itu, menjadikan Lady Gaga masuk ke dalam jajaran penyanyi papan atas dunia. Hampir menyamai pendapatan dari Madonna sebesar US$220 juta dan U2 senilai US$300 juta pada live musik mereka. Bahkan pada live musik keliling global nan keduanya (2011), Lady Gaga sukses meraup US$227,4 juta dan menjadikannya sebagai live musik dengan perolehan paling tinggi sepanjang masa bagi seniman pendatang baru.

Dengan talenta seni nan dimiliki dan visi bermusik melebihi penyanyi lainnya, live musik Lady Gaga jadi momen nan selalu dinanti-nanti oleh para penggemarnya. Di mana pun ia mengadakan live musik, maka antusias buat menyaksikan aksi anjung penyanyi nan bahagia memakai wig berbagai macam rona itu, juga turut melimpah.



Pro-Kontra Live Music Lady Gaga

Kehandalan Lady Gaga ketika live musik sudah tidak perlu disangsikan lagi. Semenjak tur live musik global pertama kalinya nan bertajuk The Fame Ball Tour, pada Maret 2009 dan berakhir pada September tahun nan sama, popularitas Lady Gaga terus menanjak. Penjualan albumnya The Fame di seluruh global terdongkrak pesat.

Hanya beberapa waktu setelah live musik keliling global pertama itu berakhir, Lady Gaga kembali menyapa para penggemarnya dengan menggelar tur live musik global kedua pada 2011. Bertajuk The Monster Ball Tou r, tur tersebut diadakan buat mendukung promosi dari album keduanya yaitu The Fame Monster. Lagi-lagi, live musik Lady Gaga kedua ini mendapat sambutan meriah. Tak hanya dari para penggemarnya, namun juga apresiasi positif dari kritikus kontemporer. Mereka (para kritikus tersebut) mengatakan bahwa kemampuan musikalitas dan kecakapan di anjung pertunjukkan (live musik) Lady Gaga, setara dengan King of Pop yakni Michael Jackson. Lady Gaga pun disebut punya daya seksualitas nan kuat dan provokatif layaknya Sang diva dunia, yaitu Madonna.

Namun, selain berbagai sanjungan dan pujian nan dialamatkan kepada Lady Gaga, penyanyi nan masuk sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh pada tahun 2010 oleh majalah Time itu, juga menuai banyak kecaman dan hujatan. Sosok Lady Gaga memang penuh kontroversial. Cermati saja lirilk lagunya nan sarat dengan seksualitas liar. Video klip dari lagu-lagu Lady Gaga pun termasuk tayangan nan tak pantas disaksikan oleh anak-anak maupun remaja sebab bertabur adegan tidak senonoh. Begitu pula dengan live musiknya, seringkali menyajikan hal-hal nan tak pantas secara etika.

Contoh, live musik Lady Gaga di Manchester, Inggris 2009. Ketika itu pada salah satu lagunya, Lady Gaga menyajikan tema ‘darah muncrat’. Ide anjung nan sebenarnya kreatif dan pernah ditampilkan ketika ajang MTV Video Music Awards . Namun, adegan tersebut ternyata menuai kecamam dari masyarakat Inggris sebab mengingatkan mereka pada peristiwa tragis nan belum lama terjadi di sana. Yaitu perbuatan kriminal luar biasa sadis oleh seorang sopir taksi nan membantai 12 orang korbannya. Live musik Lady Gaga tersebut dianggap menunjukkan tak adanya ikut merasakan dari sang bintang terhadap kondisi psikis keluarga para korban.



Live Music Lady Gaga di Indonesia

Lalu, bagaimana dengan di Indonesia? Pernahkah Lady Gaga menggelar live musik di negeri nan notabenenya masih memegang teguh sopan santun dan etika ini? Dua hal nan bagi Lady Gaga tak ia pedulikan?

Jawabnya pada 3 Juni 2012, konser Lady Gaga diadakan di Stadion Primer Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Live musik tersebut memicu kontroversi di masyarakat. Salah satunya dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Ridwan nan mengeluarkan pernyataan haram hukumnya menyaksikan aksi anjung Lady Gaga.

Cholil beragumen bahwa penyanyi tersebut sering tampil dengan baju seronok di setiap live musik nan ia gelar. Memamerkan auratnya tanpa rasa malu. Padahal, Indonesia merupakan negara nan mayoritas penduduknya ialah muslim. Bagi seorang muslim ialah terlarang jika melihat aurat orang lain nan bukan pasangan sahnya (suami atau istri). Cholil juga menghimbau agar tiket live musik nan sudah terlanjur dibeli, dipulangkan kembali kepada panitia penyelenggara.

Namun, himbauan tersebut tidak digubris. Sebanyak 44 ribu tiket live musik Lady Gaga telah habis hanya dalam kurun sepekan sejak tiket itu mulai dijual ke masyarakat. Ini tentu saja jadi bertentangan dengan harapan sebab Lady Gaga sejatinya bukanlah idola nan pantas bagi masyarakat muslim Indonesia.