Meminimalisir Dosa

Meminimalisir Dosa

Dosa , kata-kata nan sering kali diucapkan oleh banyak orang. Bahkan, anak kecil pun sudah pandai mengucapkannya. Lalu, apa sih sebetulnya makna dari kata dosa itu sendiri? Dosa ialah kesalahan. Itu bahasa gampangnya. Dapat pula suatu kesalahan nan telah kita lakukan sebab melanggar larangan-larangan Tuhan Yang Maha Esa, juga sebab tidak mematuhi perintah-perintah-Nya.

Dengan makna tersebut dosa punya cakupan arti nan luas. Dosa tak hanya sebab kita bersalah dengan Tuhan. Kesalahan nan kita untuk dengan sesama manusia pun itu ialah dosa.



Kenapa Manusia Tak Luput dari Dosa?

Sebuah pertanyaan nan kadang menggerayangi benak banyak orang. Jawabannya sederhana saja, yaitu sebab manusia bukan malaikat. Kalau ingin luput dari dosa, jadilah malaikat. Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai komposisi sifat bawaan. Ada akal pikiran, perasaan, dan juga nafsu. Itu kenapa manusia disebut sebagai mahluk paling mulia dan paripurna kreasi Tuhan.

Kesemua sifat-sifat lahiriah dan batiniah tadi punya peranannya masing-masing dalam kehidupan. Contohnya nafsu, tidak selalu nafsu itu berkaitan dengan hal-hal jelek pencetus dosa. Ada kalanya nafsu berperan positif dalam diri seorang manusia.

Misalnya saja kita bernafsu buat mewujudkan impian-impian dalam hidup, nafsu buat bekerja keras, termasuk nafsu makan. Selain itu, kenapa manusia tidak luput dari dosa ialah sebab dari dosa nan telah kita lakukan pada akhirnya kita bisa menjadikannya sebagai pelajaran, supaya tidak lagi melakukan dosa itu.

Meskipun banyak orang nan tidak menyadarinya. Parahnya, banyak nan merasa biasa-biasa saja bahkan merasa bangga-bahagia atas dosa nan telah mereka perbuat. Semoga kita bukan termasuk manusia nan seperti itu. Amin.

Faktor-Faktor Pembuat Dosa

Bicara tentang penyebab dari terjadinya dosa, ada banyak hal nan mempengaruhinya, di antaranya sebagai berikut :

  1. Merasa Tak Puas Atas Karunia Tuhan

    Sering kali ini ialah faktor nan mendominasi munculnya sebuah dosa. Merasa kurang materi akhirnya merampok, menipu juga memakan uang rakyat alias korupsi. Jikalau hati dan pikiran kita tidak pernah bersyukur atas apa nan Tuhan kasih, lambat laun perbuatan-perbuatan negatif seperti itu pun sangat gampang masuk dalam kehidupan. Apalagi jikalau jauh dari Tuhan, dipastikan dosa semakin leluasa menggerayangi.

  2. Menganggap Materi ialah Segala-galanya

Uang, tahta, kemewahan menjadi hal primer nan orang tersebut cari. Di luar itu ia anggap tidak berguna. Tamak, serakah, sudah menjadi bagian dari hidupnya. Orang-orang nan seperti itu akan dibutakan oleh materi keduniawian dan semakin menjauh dari norma-norma ajaran agama nan dianutnya.

Dengan demikian, secara perlahan orang tersebut pun akan sangat mudah melakukan hal-hal jelek nan mendatangkan dosa buat dirinya. Rela melakukan apa pun demi menambah dan menambah lagi jumlah hartanya, termasuk dengan cara-cara culas dan kotor. Begitu mudahnya ia mengesampingkan kebaikan demi keburukan nan sejatinya malah akan menghancurkan hidupnya sendiri.

  1. Merasa menjadi pribadi nan paling hebat

    Kadang, kesombongan begitu dekat dengan kita manakala kita sukses mendapatkan sesuatu nan selama ini sangat susah didapatkan. Walhasil kita pun menganggap diri ini paling benar, pintar dan hal-hal lain nan perlahan menggiring kita menuju kejelekan demi kejelekan hidup.

    Tapi tahukah, bahwa keberhasilan itu takkan terjadi tanpa adanya donasi Tuhan di belakang kita? Kadang kita tak sadar, malah menganggap hal itu diraih lantaran kemampuan sendiri. Hello!? Apa sih nan bisa dilakukan manusia tanpa donasi dari Tuhan?

    Jawabannya ialah tidak dapat melakukan apa pun. Manusia cuma dapat berdoa, berjuang dan memasrahkan segalanya pada-Nya. Jadi, masih pantaskah kita menyombongkan diri dengan segala keterbatasan nan sebenarnya kita miliki? Arogan itu bahaya lho! Bahkan bisa menghancurkan apa-apa nan sudah diraih.

  2. Rasa iri dan dengki lantaran melihat kesuksesan orang lain, ia nan kadang tidak disadari oleh kita (penyakit hati). Melihat orang senang, kita sedih. Melihat orang sedih, kita bahagia. Kalau sampai rasa iri dan dengki mendarah daging dalam diri kita pribadi, tentunya hal ini akan sangat berbahaya.

    Berbahaya buat diri sendiri juga buat orang lain. Terlebih kalau rasa iri dan dengki itu sudah mengubun-ubun, dapat saja orang tersebut malah menjahati si orang nan ia anggap sedang senang atau gembira. Kalau sudah begitu? Dosa dan dosa pun tanpa sadar akan tercipta dengan sebegitu mudahnya.

  3. Merasa Menjadi Orang Paling Menderita

    Hati-hati dengan perasaan seperti nan tersebut di atas, 'merasa jadi manusia paling menderita'. Kalau perasaan-perasaan seperti itu terus berkecamuk dalam diri kita, lambat laun kita malah menyalahkan Tuhan.

    Perkataan-perkataan jelek pun akan dengan gampangnya tertuju kepada Tuhan gara-gara perasaan tersebut. Misalnya bilang bahwa, "Tuhan tak adil, Tuhan pilih kasih, Tuhan jahat!" dan lain sebagainya nan memaki-maki dan menghujat Tuhan.

    Hal semacam itu kerap terjadi lantaran kita sering melihat posisi orang nan berada di atas kita, tanpa mau melihat orang-orang nan berada di bawah kita. Kalau sampai perasaan-perasaan itu tidak segera kita hentikan, nan ada kita menjadi tidak percaya lagi dengan kebesaran dan keberadaan Tuhan.

Jikalau sudah begitu, hayati pun semakin kacau, tidak terarah dan pastinya dosa-dosa akan inheren dalam diri. Jangan sampai.



Dosa dan Pengaruhnya bagi Kondisi Psikis Seseorang

Mungkin banyak orang nan berbuat dosa (koruptor, penipu, pungli, pembohong, pezina, pembunuh, dan lainnya) nan dari luar tampak baik-baik saja, malahan terlihat senang dan berbangga diri. Tapi tahukah kondisi batin di dalamnya? Yang niscaya Tuhan-lah nan lebih tahu segalanya.

Tapi, jika kita berkaca pada perbuatan jelek nan pernah kita lakukan, ada kalanya kita akan menemukan jawabannya. Saya sendiri sering melakukan perbuatan dosa. Contohnya, berbohong. Dan aku sadar itu perbuatan nan salah. Dan tahukah apa nan aku rasakan atas kebohongan itu? Yang niscaya aku sering merasa cemas.

Takut nantinya ketahuan, malu, dijauhi dan sebagainya. Tak sporadis rasa berdosa pun kerap menggerayangi aktivitas sehari-hari. Ada rasa bersalah nan seolah tidak termaafkan. Berawal dari situ akhirnya aku pun mulai mendapat setitik jawaban. Bahwa perbuatan dosa ialah suatu perbuatan nan secara tidak terlihat mampu mempengaruhi kondisi psikis atau keadaan batiniah seseorang. Semakin banyak dosa-dosa nan dibuat, semakin berat beban batin nan menguat.



Meminimalisir Dosa

Naif sekali kalau ada orang nan mengatakan bahwa dirinya sporadis sekali berbuat dosa dan bahkan higienis dari dosa. Itu mustahil. Dapat saja ia tidak sadar atas dosa kecil nan tanpa sengaja ia lakukan. Contohnya saja iri, dengki nan tidak sadar tercipta dalam hati. Itu juga dosa? Kerap kali justru perasaan-perasaan jelek nan tidak terlihat nan pada akhirnya membuat dosa tercipta.

Tapi, setidaknya kita harus berusaha dong buat mengurangi bahkan mendepak perbuatan nan memunculkan dosa. Berikut beberapa caranya :

  1. Dekati Tuhan. Mintalah konservasi dari-Nya supaya kita selalu berada di jalan lurus-Nya.

  2. Selalu ingat nama Tuhan (Istighfar) dalam rangka mengatasi hal jelek nan hendak kita perbuat.

  3. Bergaul dengan mitra nan baik dan tinggalkan mitra jelek (perbuatannya).

  4. Belajar bersyukur atas apa nan Tuhan kasih. Karena syukur bisa menambah nikmat dan karunia

  5. Berprasangka positif terhadap planning Tuhan ke kita.

  6. Minta maaflah segera jika kita berbuat salah terhadap sesama.

  7. Belajar menghentikan konduite jelek secara perlahan dan terus menerus.Semoga itu semua bisa bermanfaat buat kita. Manusia memang tidak lepas dari dosa, tapi ada kalanya kita belajar menghindarinya. Ada Tuhan nan akan setia menolong. He always be there, whenever. Amin.