Musik Rock dengan Anak Punk

Musik Rock dengan Anak Punk

Punk sebenarnya ialah sebentuk aksi protes dari para pemuda London terhadap permasalahan sosial nan terjadi di tengah-tengah mereka. Punk “dilahirkan” di sebuah negara besar, Inggris, dengan mengadakan konser Punk, seperti band rock Sex Pistols.

Kebebasan manusia dalam mengekspresikan sesuatu memang tak mengenal batas. Selama manusia tersebut nyaman dan meyakini bahwa hal itu tak merugikan orang, tampaknya hal apa pun akan menjadi sangat menyenangkan. Salah satu bentuk kebebasan berekspresi nan kita kenal sekarang ini ialah punk.

Pada awalnya mereka merupakan kelompok nan terlahir sebab budaya. Komunitas punk ialah mereka kaum pekerja nan terdeskriminasi oleh keadaan sosial dan pihak pemerintahan nan dinilai tak berpihak sama sekali terhadap kaum kecil. Namun perlahan, mereka kemudian menuangkan kekecewaannya terhadap keadaan sosial, khususnya permasalahan ekonomi pada bentuk nan lebih luas.

Mereka kemudian mulai mengidentifikasikan diri dengan cara menciptakan berbagai gaya berpakaian nan cenderung urakan, gaya bermusik nan bernada keras dengan kata-kata sederhana, namun tak sporadis juga sangat tajam. Semua itu mereka lakukan sebagai bentuk protes terhadap keadaan nan tak berpihak kepada kaum kecil.



Konser Punk Band Rock Sex Pistols

Pada 7 Juni 1977, Inggris sedang larut dalam histeria " Silver Jubille of Elisabeth II ". Di London dan sekitarnya, banyak orang bepesta di sisi jalan dan memuja ratu. Namun, siapa sangka di Sungai Thames 5 orang sedang bersiap-siap buat membuat sebuah konser musik nan nantinya menjadi salah satu konser punk paling liar dalam sejarah.

Konser punk ini merupakan sebuah launching dari single ke dua Sex Pistols nan berjudul " God Save The Queen ". Konsepnya, Sex Pistols dan beberapa tamu undangan akan berangkat dari Charing Cross Pier dan mengitari sungai Thames. Sex Pistol akan melakukan konser di atas Boat nan diberi nama Queen Elizabeth II.

Tujuan akhir dari konser ini ialah Palace of Westminster, loka para pemerintahan dan parlemen biasanya melakukan rapat. Rencananya di loka itu Sex Pistols akan memainkan lagu " God Save The Queen ".

Konser punk ini dianggap telah menghina pemerintah dan Ratu nan sedang meryakan hari jadinya pada saat itu, sehingga konser ini dihentikan oleh Polisi sebelum usai. Polisi merangsek masuk secara paksa sebab Sex Pistols tidak mau berhenti bernyanyi.

Bahkan beberapa orang seperti Malcom Mc Laren (Sex PIstols manager) dipukuli oleh para polisi. Walaupun dihalang-halangi oleh para fans, akhirnya polisi menangkap 11 orang nan dianggap paling bertanggung jawab atas konser tersebut.

Walaupun sempat diprotes oleh banyak kalangan, (terutama pemerintah) konser ini menjadi salah satu titik balik bagi kejayaan Sex Pistols. Berkat konser tersebut, album Sex Pistols nan berjdul " Never mind the bollocks , Here we are the Sex Pistols " laku keras di pasaran. Bahkan single " God Save the Queen " sempat bertengger di posisi 2 Chart Inggris buat beberapa lama.

Lagu ini dianggap sebagai salah satu lagu anti monarki nan pernah dibuat. Di sini Sex Pistols meneriakkan dengan keras bahwa Inggris tak akan mempunyai masa depan. Lagu fenomenal ini bahkan mengatakan bahwa apa nan dilakukan ratu hanyalah buat uang, bukan buat negara Inggris. Lucunya, ketika mencapai urutan nomor dua di Inggris, lagu ini dihapuskan.

Ini ialah kali pertamanya tangga chart dikosongkan. Di bawah lagu Rod Stewart nan jadi nomor satu, tak ada tulisan apa-apa dan loncat ke nomor tiga. Ini ialah salah satu usaha pemerintah meredam kekuatan "God Save The Queen"

Banyak hal-hal "luar biasa" nan dilakukan oleh Sex Pistols dalam konsernya. Ketika bermain di Amerika, Sid Vicious pernah berkelahi dengan seorang cowboy. Selain itu, Sid Vicious juga pernah membuat dirinya sendiri berlumuran darah dengan cara menggores-goreskan pisau ke dadanya.

Hal tersebut ialah salah satu alasan kenapa ketika akan menggelar konser, fans Sex Pistols selalu menunggu dengan antusias. Karena dalam konser ini penonton bebas buat melakukan apa pun. Sampai saat ini, Sex Pistols merupakan salah satu band terliar nan pernah ada di dunia. “I was the only guy with any bit of anarchy left - Sid Vicious”



Musik Rock dengan Anak Punk

Musik rock sering menjadi cerminan musik anak punk sebab aliran musik tersebut beraliran keras atau cadas. Musik rock ialah jenis musik nan mulai dikenal pada tahun 50-an.

Akar dari musik rock ini ialah dari rhythm and blues dan musik country dari tahun 40-an sampai 50-an dengan berbagai pengaruh lainnya juga. Kemudian, musik rock ini mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat, jazz, dan musik klasik.

Musik rock mempunyai musik nan khas dari gitar listrik atau gitar akustik, dan satu lagi dengan adanya penggunaan back beat nan sangat kentara pada rhythm section dari gitar bass dan drum, kibor atau organ, piano, atau synthesizer.

Terkadang, selain alat musik di atas, penggunaan saksofon dan harmonika bergaya blues digunakan sebagai instrumen musik solo. Di dalam bentuk murninya, musik rock mempunyai tiga chords, backbeat nan konsisten dan mencolok, dan melodi nan menarik.

Seiring dengan perkembangannya, musik rock mulai dikenal di seluruh dunia, salah satunya ialah di Indonesia. Akan tetapi, awal kemunculan musik rock di Indonesia tak sepenuhnya diterima di Indonesia sebab musiknya nan keras dan cadas, serta identik dengan anak-anak punk.

Padahal, di negara asalnya, musik rock sangat dihargai dan diakui eksistensinya di global musik. Penikmat musik rock juga ialah semua kalangan. Hal tersebut belum dapat terjadi di Indonesia.

Hanya sebagian orang saja nan bisa menerima musik rock sebagai musik nan berkualitas. Eksistensi musik rock di Indonesia memang harus dibangkitkan dan mengubah gambaran musik rock menjadi salah satu musik nan berkualitas.

Orang-orang nan salah mengartikan musik rock sebagai musik anak punk harus dihapuskan sebab hal tersebut secara tak langsung merusak nilai musikalitas musik rock itu sendiri.

Gaya punk nan pada awalnya dianggap urakan pada akhirnya justru terkenal di kalangan masyarakat luas. Terutama gaya berpakaian, potongan rambut dan pola tingkah laku nan terkesan ekstrem. Mereka dengan sangat berani mencukur habis rambut dan hanya menyisakan pada bagian tengahnya. Bagian tengah rambutnya juga dibentuk sedemikian rupa hingga menyerupai sirip ikan.

Belum lagi tambahan berbagai rona mencolok nan semakin menambah kesan ekstrem pada kepala mereka. Gaya rambut seperti itu dikenal dengan nama mohawk . Gaya rambut seperti itu, ternyata terinspirasi dari gaya suku Indian nan merupakan suku orisinil dari negara adidaya Amerika.

Selain mohawk mereka juga memperkenalkan gaya potongan rambut ala feathercut . Lagi-lagi dengan rona nan terang dan menarik perhatian siapa pun nan melihatnya.

Punk nan memang sudah terkesan ekstrem dengan gaya rambutnya, ternyata masih belum puas hanya dengan hal itu. Mereka kemudian menciptakan gaya berpakaian nan berbeda dari manusia kebanyakan.

Pakaian kegemaran mereka ialah jaket kulit, celana berbahan denim nan ketat, pakaian nan semakin lusuh justru semaklin “canggih”. Ditambah dengan sepatu model boots , aksesoris berupa rantai dan spike, yaitu aksesoris berupa kalung atau gelang nan berbentuk seperti duri landak, entahlah, nan jelas aksesoris tersebut tak kalah ekstrem dengan model rambut mereka.

Gaya berpakaian tersebut mereka jaga guna memperkuat image anti kemapanan dan anti sosial. Semua itu dampak dari keadaan nan mereka anggap sangat tak berpihak pada mereka. Gaya punk nan seperti itu, mau tak mau berakibat pada arti kata punk di masyarakat nan menjadi buruk. Mereka sering dianggap kaum perusuh, pemabuk berat, dan begundal nan bisanya hanya membuat rusuh.

Namun, pendapat seperti itu sepertinya juga tak adil bila ditujukan pada semua anak Punk. Banyak di antara mereka nan justru berkarya dan melakukan hal baik dalam hidupnya.

Mereka menciptakan berbagai lagu nan bernada “protes”. Mereka banyak bercerita tentang ketidakpuasan mereka terhadap keadaan politik, sosial, ekonomi, ideologi, dan agama. Dan, lagu-lagu nan mereka hasilkan juga tak kalah diminati oleh banyak masyarakat luas. Konser punk nan di gelarkan pun tak kalah ramai dengan konser band-band lainnya.