Teori Penting, Praktik Jauh Lebih Penting

Teori Penting, Praktik Jauh Lebih Penting



Sama Tapi Cakupan Beda

Belajar dengan pengusaha manapun tak ada bedanya. Mereka niscaya mempunyai kecenderungan sifat nan ingin terus maju dan pantang menyerah. Yang membedakan ialah cakupan luasan wilayah bisnis. Para pengusaha itu tak akan tidur lebih dari 8 jam sehari. Ada banyak pekerjaan nan harus diurusnya. Misalnya, kalau mereka mempunyai rekan kerja nan berada di loka dengan zona waktu nan berbeda, mereka harus menyesuaikan. Dengan demikian, tak mungkin dapat tidur normal.

Begitu juga kalau mereka harus pergi dari satu loka ke loka lainnya. Waktu tidur nan tak teratur dan banyaknya agenda, menuntut seorang pengusaha buat cepat berdaptasi. Selain itu, pengusaha nan berhasil itu tentunya seseorang nan dapat dipercaya. Tidak ada orang mau berhubungan dengan orang nan plin-plan dan sering menipu. Kepercayaan inilah nan membuat banyak konsumen tak ragu membayar uang muka dalam jumlah nan cukup banyak. Tanggung jawab sebagai seorang pengusaha itu banyak.

Ia tak boleh main-main dengan nasib orang nan ia pekerjakan. Kalau ia ragu, maka ia sebaiknya tak mengambil keputusan pada saat itu. Ada banyak hal nan harus dipertimbangkan agar apa nan akan diputuskan menjadi satu langkah nan hebat demi masa depan nan lebih baik. Ciri-ciri pengusaha seperti ini biasanya akan terbentuk sejak dini. Ia nan terus bekerja keras akan mempunyai karakter nan kuat sehingga orang-orang nan bekerja padanya akan merasa segan dan menaruh hormat kepadanya.


Tidak ada pengusaha nan berhasil tanpa karakter nan kuat. Inilah nan harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Jadi, ingin belajar menjadi pengusaha, keluarlah dan jangan hanya membaca bukunya. Hampiri perusahaannya. Bila perlu magang dengan sang pengusaha buat beberapa waktu. Kalaupun tak diizinkan terlalu lama, buatlah penawaran buat mengikuti sang pengusaha selama beberapa jam saja. Perhatikan caranya berbicara dan camkan caranya mencari kata-kata nan tepat ketika sedang berbicara dengan konsumen atau rekan bisnisnya.

Perhatikan caranya menjaga kesehatannya. Pengusaha nan bertanggung jawab biasanya akan menjaga kesehatannya agar tak mudah sakit. Ia berolahraga dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Ia juga menjaga keharmonisan keluarganya. Tidak dapat dikatakan sebagai pengusaha dan pemimpin nan berhasil kalau ia tak dapat membagi waktu dengan keluarganya. Kalaupun misalnya ia pernah gagal dalam berumah tangga, paling tak harus dilihat apakah kesalahan itu sebab ia tak dapat mengatur waktu atau ada faktor lainnya.

Jangan melihat kesuksesan itu dari harta nan dimiliki. Lihatlah kesuksesan itu dari caranya memandang hartanya. Yakinlah bahwa dalam sekecap harta itu dapat hilang. Tetapi jiwa nan memiliki harta itu, kalau sang jiwa ikut hilang, itu artinya ia bukan pengusaha nan sukses. Pengusaha itu ialah pemimpin nan harus hebat. Kalau tak pandai bernegosiasi dan mengatur strategi, ia tak akan menjadi seseorang nan hebat.



Jangan Terlalu Lama Bermimpi, Wujudkan!

Kalau Anda terlalu sering membaca biografi atau kisah tentang perjalanan hayati para orang sukses, tidak banyak nan akan Anda dapatkan selain dongeng dan mimpi. Memang cerita semacam ini bisa membangkitkan motivasi dan semangat kita. Namun kalau Anda terlalu banyak mendengar atau membaca biografi mereka, justru Anda akan terbuai dalam mimpi dan makin tenggelam dalam bayang-bayang tokoh tersebut. Akibatnya, Anda makin tak berani melakukan langkah nyata.

Senang Utak Atik
Akio Morita, merupakan salah satu pengusaha Jepang nan termasuk pandai dalam menangkap peluang dan pakar dalam menerapkan taktik bisnis. Sebagai pebisnis, dia memiliki sense of business nan sangat tinggi. Selain peka terhadap peluang bisnis, sejarah pengusaha berhasil ini juga menarik sebab memiliki pengetahuan nan luas dan selalu mengikuti perkembangan dunia.

Meskipun lahir dalam keluarga pebisnis nan membuat bir sake Jepang secara turun temurun, namun Morita lebih menyukai hal-hal nan merangsang kreatifitas. Sejak SD, pendiri dan CEO perusahaan Sony Coporation Jepang ini lebih menyukai mata pelajaran matematika dan fisika, serta bahagia melakukan bongkar pasang dan mengutak-atik peralatan elektronik.

Meskipun ayahnya, Kyuzaemon, mempersiapkannya buat mewarisi bisnis bir sake keluarganya, namun Morita nan lahir pada tanggal 26 Januari 1921 ini lebih tertarik dengan sesuatu nan berhubungan dengan teknologi dan inovasi baru. Apalagi pendidikan tingginya ditempuh dengan memilih jurusan Fisika di Osaka Imperial University hingga tamat sekitar tahun 1944.

Tak lama setelah pulang mengikuti perang dunia, Morita bergabung dengan Ibuka mendirikan sebuah perusahaan nan bergerak di bidang pengembangan teknologi telekomunikasi. Perusahaan bernama Tsushin Tokyo Kogyo nan didirikan pada tanggal 7 Mei 1946.

Membeli Lisensi
Kepekaan bisnisnya terlihat saat transistor ditemukan pertama kalinya pada tahun 1947 oleh Bell Laboratories, perusahaan elektronika besar di Amerika Serikat. Uniknya, inovasi nan sejak awal dikhawatirkan akan menimbulkan revolusi dalam bidang teknologi komunikasi ini justru ‘ditolak’ oleh perusahaan-perusahaan elektronika di Amerika. Masyarakat Amerika pun lebih menyukai radio maupun peralatan elektronik nan menggunakan tabung hampa nan berukuran besar dan berat.

Morita nan mengetahui adanya inovasi transistor lewat surat kabar, langsung terbang ke Amerika dan membeli lisensinya dari Bell Labs. Sejarah pengusaha berhasil ini memang diwarnai kepekaan bisnisnya nan tajam. Hanya dalam tempo 2 tahun, perusahaan Morita sukses membuat radio portable pertama di dunia.

Radio transistor ini berukuran jauh lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan radio tabung. Begitu juga harganya nan jauh lebih murah. Dalam waktu 3 tahun sejak dipasarkan, radio transistor protesis Jepang itu justru mampu menguasai pasar radio di Amerika nan menemukannya.

Berubah Nama
Seiring perkembangan perusaahaan nan pesat, Morita melakukan gebrakan nan visioner. Nama Tsushin Tokyo Kogyo diubahnya menjadi Sony Corporation pada tahun 1958. Pertimbangan Morita sangat sederhana, buat memudahan orang dalam mengucapkannya. Meski banyak ditentang, namun langkahnya itu memberikan akibat luar biasa bagi masa depan perusahaan itu.

Berbagai taktik pengembangan bisnis pun dilakukan Matori. Sony Corporation of America kemudian didirikan di Amerika dimana Morita bersama keluarganya juga turut pindah dan tinggal di negeri Paman Sam itu agar lebih berkonsentrasi mengembangkan bisnisnya. Berkat pandangann dan taktik bisnisnya nan sangat visioner itu, Sony berkembang sangat pesat menjadi perusahaan berskala dunia nan sangat disegani.

Strategi bisnisnya nan cemerlang dan visinya nan jauh ke depan ialah kekuatan sosok Akio Morita. Namun kisah kesuksesan nan sukses diraih Morita dengan Sony Corporation-nya bukanlah sekedar dongeng pengantar tidur sekedar buat membangitkan motivasi enterpreneurship. Justru melalui pengalaman dan sejarah pengusaha berhasil macam Morita, kita dapat belajar mempertajam visi dan mengasah taktik bisnis menjadi kekuatan kita.



Teori Penting, Praktik Jauh Lebih Penting

Membaca ialah salah satu wahana mendapatkan ilmu. Menulis ialah wahana buat menggambarkan apa nan telah terjadi dan apa nan belum dilakukan. Dalam bisnis, nan terpenting ialah praktiknya. Percuma mengetahui tentang banyak taktik tetapi tak atau belum pernah mempraktikannya. Saat seseorang mulai merancang sebuah perusahaan, ia mulai melangkahkan kakinya ke jalur nan benar. Tetapi tak dapat berhenti sampai pada titik merancang saja. Ia harus menjalankannya.

Ketika ia telah mempunyai perusahaan, ia telah mendapatkan pesanan nan pertama, nan ia lakukan selanjutnya ialah rentetan administrasi dan perpajakan. Banyaknya hal nan harus dilakukan ini membuatnya bekerja lebih keras lagi. Ketika ternyata rekan bisnisnya meninggalkannya dan tak memberinya apa-apa, maka ia akan belajar bahwa dalam bisnis, jangan mudah percaya dengan orang. Yang harus dipercaya hanya diri sendiri.

Lantas, mundurkah ia? Kalau ternyata ia mundur dan tak melanjutkan bisnisnya, maka ia tak dapat dikatakan sebagai seorang pebisnis tangguh. Ketika ia gagal, itulah pelajaran. Tidak boleh mundur. Ia harus membuat analisa mengapa ia gagal.