Made Ngurah Bagina dan Kesuksesannya

Made Ngurah Bagina dan Kesuksesannya



Kisah Mooryati Soedibyo

Nama Mooryati Soedibyo identik dengan kosmetik Mustika Ratu. Ya, Mooryati ialah pemilik Mustika Ratu. Ia merintis bisnis ini dari bawah sekali. Mooryati Soedibyo memulai bisnisnya pada pertengahan tahun 1973. Saat itu dengan kapital Rp 25.000,- ia meramu jamu beras kencur di garasi rumahnya buat dijual. Pilihannya atas beras kencur ini pun dengan pertimbangan nan sangat sederhana: pembuatan jamu beras kencur sangat mudah.

Meskipun mudah dibuat, Mooryati tak mau sembarangan dalam menggunakan bahan baku. Ia hanya mengambil bahan standar dari Solo, Jawa Tengah, meskipun buat itu ia harus bolak-balik Jakarta-Solo seminggu sekali dengan menggunakan bus malam.

Pada awal usaha, Mooryati hanya dibantu oleh dua orang pembantu. Pemasarannya pun dilakukan secara langsung dari rumah ke rumah atau pada saat arisan. Perlahan-lahan, usahanya berkembang. Jumlah pembantunya bertambah menjadi 10 orang, produksinya pun tidak hanya beras kencur lagi.

Setelah lima tahun berjalan, Mooryati memiliki 50 orang karyawan. Produknya pun mulai masuk ke salon-salon kecantikan. Perkembangan usaha ini membuat rumahnya tidak mungkin lagi digunakan sebagai “pabrik” jamu. Di mana-mana berserakan botol, bahan-bahan jamu, dan tentu saja para pekerja. Tahun 1987, Mooryati mendirikan pabrik jamu di Ciracas.

Rahasia keberhasilan Mooryati adaah tekun dan sabar. Jika dua hal itu dihayati dengan benar, semua impian akan terwujud menjadi kenyataan.



Kisah Hari Dharmawan

Hari Dharmawan ialah pemilik usaha ritel Value Dollar dan Rumah Matahari. Value Dollar menjual barang dagangannya dengan harga Rp 5.000,- per unit. Konsep ini membuat banyak orang tak berpikir panjang buat berbelanja, sebab Rp 5.000,- bukanlah nilai nan besar. Tidak perlu berpikir berpanjang-panjang buat membelanjakan uang Rp 5.000,-. Dalam perkembangannya, konsep ini ditiru oleh banyak pengusaha lainnya dan memunculkan banyak toko ritel nan menjual barang dengan satu harga.

Hari Dharmawan memulai bisnisnya pada usia 18 tahun ketika ia baru saja menikah. Ia mendirikan toko pertamanya, Mickey Mouse, di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Kala itu ia diberi sebidang loka buat berusaha, tak perdeo namun harus dilunasinya dalam waktu tertentu. Bukan hal nan mudah, terlebih pada saat itu kawasan Pasar Baru bukanlah kawasan nan nyaman buat berbisnis.

Memulai dari bisnis nan kecil-kecil membuat Hari belajar bekerja keras buat membesarkan bisnisnya. Pengetahuan dan kemampuannya berbisnis tumbuh secara learning by doing.

Masih banyak lagi kisah kisah pengusaha berhasil lainnya. Jangan hanya tergiur pada kesuksesan materi nan mereka raih, tapi pelajari semangat mereka buat bangkit setiap kali kesulitan menghadang mereka.



Made Ngurah Bagina dan Kesuksesannya

Pengusaha berhasil bernama lengkap Made Ngurah Bagina ini dimulai dari usaha nan dibentuknya sebagai cara buat mempertahankan hidup. Modalnya nan hanya gerobak sekarang telah berkembang menjadi pabrik besar dengan 2000 outlet Edam Burger nan mungkin banyak dikenal orang.

Pengusaha nan lahir pada tahun 1956 ini memiliki Norma nan baik sebagai teladan bagi orang lain nan juga ingin sesukses dia, yakni kerja keras nan ditanamkannya sejak kecil. ia bersekolah tanpa mengenal uang jajan seperti halnya orang lain nan diberikan jatah nan cukup dari orang tua mereka.

Untuk dapat mendapatkan uang, lelaki ini harus mencari daun pisang nan kemudian dipotong-potong dan dijualnya ke pasar. Begitulah kebiasaannya sejak kecil hingga akhirnya ia masuk ke sebuah sekolah dan merasakan optimisme nan cukup besar dalam menyikapi kehidupan.

Pria nan lulus dari STM ini memilih pindah ke Jakarta dan menumpang hayati di rumah kakanya.dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, ia kemudian bekerja sebagai buruh cuci, tukang bangunan, kondektur bis, sampai menjadi preman. Setelah berhenti jadi preman, ia kemudian memilih usaha berjualan telur dan menjadi dupir omprengan.

Ia kemudian menjalani usaha mobil omprengan nan bangrkrut pada tahun 1986 sebab pengeluaran nan lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya. Ia kemudian pindah ke Klender bersama isterinya dan membangun sebuah usaha baru dengan berjualan burger.

Modal nan digunakan buat mengembangkan usahanya itu sebesar 1,5 juta dipinjamnya dari seorang teman. Ia memulai usahanya dengan menggunakan kompor dan dua gerobak, lalu membeli bahan-bahan pembuatan burger, serta pengambilan selada nan terletak di Pulogadung.

Burger nan dijualnya dengan harga 1.700 rupiah per potongnya itu tak langsung membawanya sebagai pengusaha nan sukses. Hanya sedikit orang nan datang ke tempatnya buat membeli makanan tersebut sampai akhirnya ia mengajak tetangganya buat berjualan burger dengan bahan-bahan nan diambil dengan harga murah.

Upaya tersebut mendatangkan hasil nan cukup baik sehingga dalam waktu dua tahun, gerobak nan dimilikinya bertambah sampai berjumlah 40 buah. Ia kemudian menyerahkan penjualan burgernya kepada anak buahnya dan mulai membuat roti dan sasu bahan-bahan burgernya sendiri.

Usahanya tersebut berkembang dengan sangat baik sebab ia sukses membuat saus dan roti burger nan sinkron dengan lidah orang Indonesia. Hingga sekarang, ia pun dapat menikmati hasil kerja kerasnya itu dengan cara nan sangat baik. Ia pun mengatakan bahwa salah satu kunci kesuksesan nan mesti dipegang oleh seorang wirausahawan ialah kerja keras dan tak mengenal lelah.



Kisah Pengusaha Maya Asri Tadda

Maya Asri Tadda ialah seorang lulusan ilmu kedokteran nan memilih menghabiskan waktunya buat berada di depan komputer sambil berjualan online. Ia memanfaatkan berbagai fsilitas internet dan jejaring sosial buat mengembangkan usaha bisnisnya.

Lelaki ini bahkan menganggap bahwa global maya ialah huma terbesar nan dimilikinya buat dapat mengembangkan usahanya. Lelaki kelahiran Sulawesi ini menganggap bahwa usaha buat berbisnis harus dimulai sejak dini, sebelum semua kompetitor datang di masa nan akan datang.

Ia kemudian membawa prinsipnya tersebut buat membuat bisnis periklanan nan berbasis blog. Blog nan dibuatnya dikembangkan dengan berbagai tema nan sinkron dengan ilmu nan dimilikinya, yakni kesehatan dan ilmu kedokteran.

Jika kebanyakan dokter melakukan praktik di rumah sakit atau di rumahnya sendiri, lain halnya dengan Asri Tadda ini. Lelaki nan sering dipanggil Asta ini memilih buat menyalurkan ilmu nan dimilikinya melalui jaringan global maya.

Sampai saat ini, ia sukses mengelola 200 blog dengan tema nan universal dan dapat diterima masyarakat dari berbagai kalangan. Blog tersebut juga menggunakan dua bahasa agar jaringan nan digarapnya dapat semakin luas dicapai. Hal ini dilakukan berdasarkan pencerahan bahwa adanya batas geografis dan bahasa nan membuat komunikasi menjadi lebih sulit dilakukan jika hanya dengan menggunakan satu bahasa saja.

Tidak hanya itu, ia juga mengelola sebuah kafe dengan fasilitas wifi di dalamnya sebab blog merupakan satu tujuan primer nan hendak dikembangkannya pada para konsumen. Dengan demikian, Asta juga memiliki prinsip bahwa bisnis nan dilakukan merupakan hasil dari usahanya memulai dari nol, dan sejak dini.