Teknologi Layar BB

Teknologi Layar BB



Kehadiran nan Ditunggu

Kehadiran layar Blackberry dengan teknologi SurePress nan dapat disentuh sebagai alat navigasinya jelas akan makin memudahkan penggunanya. Karena layar sentuh tersebut laiknya mouse dimana jari pengguna Blackberry dapat digunakan sebagai kursornya buat memilih aplikasi. Kecepatan dan kemudahan jelas menjadi nilai lebih ponsel nan menggunakan layar sentuh ini. Akan sangat lucu dan mungkin RIM akan kehilangan banyak konsumen kalau tak berusaha membuat layar sentuh ini ada di ponsel pintar satu ini.

Apalagi mengingat Blacberry ini dipakai oleh orang-orang dengan kegiatan nan mempunyai intensitas tinggi dan mereka membutuhkan kecepatan tinggi. Kalau RIM tak menggunakan layar sentuh, maka itu artinya para pengguna BB merasa bahwa ponsel pintarnya tak dapat menunjang aktivitas mereka. Sekarang saja sudah banyak nan beralih ke ponsel android. Orang nan beralih ke ponsel android berpikir bahwa BB mulai membosankan. Tidak banyak pelaksanaan nan dapat diharapkan pada BB.

Bisa dibayangkan kalau BB tak mempunyai layar sentuh. Padahal para pengguna BB berharap bahwa ponsel mereka benar-benar dapat meringankan pekerjaannya. Pengiriman email dan BBM nan merupakan kekuatan BB dapat dimaksimalkan. Selalu tersambung pada jaringan juga sesuatu nan sangat diharapkan. Kalau dahulu anak-anak sekolah dasar pun menggunakan BB, kini orangtua menyadari bahwa tak banyak nan dapat diberikan oleh BB demi menunjang kecerdasan anak-anaknya.

Kalau hanya buat BBM, sms sudah cukup buat anak-anak. Kalau mereka ingin terhubung dengan jejaring sosial, mereka dapat melakukannya pada jam santai dan bukan di sekolah atau di loka les. Jadi kebermanfaatan BB buat anak-anak masih dipertanyakan. BBM sangat dibutuhkan oleh orang-orang nan banyak berhubungan dengan para konsumen atau para bos nan selalu ingin memonitor kegiatan anak buahnya.

Bagi para manajer marketing atau para eksekutif nan butuh menghubungi orang-orang nan berkepentingan dengan produk mereka sangat membutuhkan kecepatan nan seperti dijanjikan oleh RIM. Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengakui kalau ia melakukan kedap dengan para staff-nya melalui BBM. Dahlan Iskan nan cukup sering pergi ke luar kota buat mengadakan supervisi dan monitor langsung semua kegiatan BUMN di bawah kendalinya, membutuhkan laporan nan cepat dari anak buahnya.

Tidak salah kalau Dahlan Iskan menggunakan fasilitas BBM. Namun ada nan kurang dari Blackberry ini, yaitu baterainya nan mudah sekali drop atau habis. Kini banyak nan menggunakan power supply. Harga power supply ini cukup beragam, mulai dari 250-300 ribu. Dengan adanya power suppy ini, para pemilik BB dapat mengisi baterai BB mereka di manapun dan kapan pun. Bnetuk power suppy nan sederhana memungkinkan buat dibawa ke mana-mana.

Orang nan sering berada di lapangan sangat bahagia dengan teknologi satu ini. BB mereka tetap dapat menyala sepanjang waktu. Dengan demikian, mereka dapat terus terhubung dengan orang-orang nan membutuhkan mereka. Para dokter nan menyadari bahwa pelayanan kepada para pasiennya harus maksimal, juga menggunakan fasilitas BBM. Walaupun ketika mereka berada di luar negeri, BBM ini menjadi sangat membantu.

Bayangkan kalau mereka harus menelpon atau harus berkirim pesan singkat. Satu pesan singkat dapat menghabiskann pulsa sebesar beberapa ratus rupiah. Belum lagi kalau akan menelpon. Satu menit menelpon ke Arab Saudi dapat memakan biaya 15 ribu rupiah. Hal inilah nan masih menjadi salah satu pertimbangan mengapa orang masih memilih Blackberry sebagai ponsel kesayangannya. Majemuk jenis BB dengan kualitas layar nan majemuk juga menjadi satu pertimbangan pula.

Belum lagi dengan penawaran harga nan cukup terjangkau dan pemberian hadiah oleh bank-bank eksklusif nan berkaitan dengan jenis tabungan eksklusif juga. BB Gemini nan tak mempunyai layar sentuh sepertinya semakin ditinggalkan. BB identik dengan prestise. Oleh sebab itulah penjualan BB jenis Bold, Torch dengan nama dan seri nan berbeda, seperti Dakota 9900, Bellagio, menjadi incaran. Layar sentuh nan dimiliki oleh Bold, Torch atau Dakota menjadikan BB ini terkesan mewah.

Harganya memang masih cukup tinggi. Misalnya, BB Bellagio, kini ada pada kisaran angka 4,5 juta rupiah. Sedangkan Dakota mencapai 5,5 juta – 6 juta rupiah. Suatu harga nan cukup fantastis. Namun buktinya cukup banyak orang nan ada bahkan di pedesaan nan menggunakannya. Bentuknya nan menawan dengan teknologi nan lebih canggih, membuat pilihan pada BB jenis ini sangat tepat. Ada perusahaan nan memberikan fasilitas BB sinkron dengan jabatannya. Misalnya, seorang staff biasa, mendapatkan BB Gemini.

Sedangkan buat manajer ke atas, mereka mendapatkan BB jenis Bellagio atau Dakota. Tentu saja hal ini semakin menambah kesan martabat nan disematkan kepada BB. Tentu tak lucu ketika akan berkirim BBM, tetapi kecepatan terhambat sebab layar BB nan digunakan tak menggunakan teknologi layar sentuh. Nokia pun tak mau kalah. Semua jenis ponsel berusaha memberikan pelayanan nan prima berkaitan dengan layar sentuh ini.



Persaingan Ketat

Intinya ialah bahwa hanya perusahaan nan mengerti kemauan konsumen nan akan mendapatkan pangsa pasar nan besar. Bila perusahaan terutama nan bergerak dibidang teknologi tak dapat menetralisir perkembangan zaman, maka perusahaan itu akan hancur. Contohnya Nokia. Kini perusahaan dari Finlandia ini sedang menghadapi kebangkrutan. Padahal beberapa tahun nan lalu Nokia ialah salah satu pembuat ponsel nomor satu di dunia.

Kehadiran RIM dengan Blackberry-nya benar-benar membenamkan pamor Nokia. Tidak hanya RIM nan mengambil kue besar Nokia, ada Samsung dan Apple nan ikut menggerus kekuatan Nokia. Walaupun Nokia telah berusaha mendongkrak penjualannya dengan mengeluarkan ponsel terbaru generasi Lumia, kehadiran Lumia seakan tak mampu menggetarkan hati para konsumen Indonesia. Selain sebab Nokia dianggap sebagai ponsel para pemula, Nokia tak memberikan tantangan kepada para penggunanya.

Hal ini semakin membuat Nokia tenggelam. RIM pun dapat senasib dengan Nokia kalau tak lebih cepat membuat terobosan baru seperti nan banyak dilakukan oleh Samsung, perusahaan raksasa dari Korea Utara dan Apple nan penuh kejutan.



Teknologi Layar BB

Layar Blackberry nan menggunakan teknologi sentuh dapat digunakan buat memudahkan menu pilihan sinkron dengan keinginan seperti, radio, menu drop down, serta pengetikan dilakukan dengan cara sentuhan buat menyorot dan menekan buat memilih.

Kelebihan nan memungkinkan kecepatan dalam melakukan pengetikan jelas menjadikan Blackberry layar sentuh demikian sangat membantu penggunannya. Tak disangsikan, dalam waktu nan mepet dan kebutuhan buat mengetik cepat dapat dilakukan oleh Blackberry berlayar sentuh. Layar SurePress, membuat proses pengetikan dapat dilakukan dengan begitu mudah dan cepat.

Keseluruhan layar Blackberry dibuat sensitif buat merespons segala nan Anda perintahkan melalui sentuhan nan Anda lakukan. Ketika Anda hendak mengetik cukup dilakukan dengan menyentuh layar buat menyentuh huruf nan dimksud, kemudian Anda harus menekannya buat menampilkan huruf ataupun dokumen nan Anda maksudkan tersebut.

Ketika melakukan klik terhadap huruf nan dimaksud, sebab terintegrasi dengan sistem nan seksama SurePress, maka memungkinkan Anda buat mengetahui huruf sama nan dimasukkan dua kali atau lebih. Dengan demikian, maka kesalahan buat memasukkan jenis huruf nan sama dapat diminimalisir mungkin. Teknologi layar sentuh nan memungkinkan Anda dapat melakukan pengetikan secara akurat, cepat dan tepat dapat membuat pengguna Blackberry lebih produktif dan responsif.

Research in Motion (RIM) selaku perusahaan nan bermarkas di Kanada nan merupakan markas industri Blackberry mengakuisisi sebuah perusahaan desain kenamaan asal Swedia, The Astonishing Tribe (TAT) buat memperbaiki tampilan layarnya. Memang tidak ada nan meragukan TAT dalam mengolah desain antarmuka sebab beberapa perusahaan smartphone besar lainnya telah menggunakan jasanya dalam menampilkan layar ponsel produknya.

The Astoning Tribe tercatat telah digunakan oleh sekitar 20% smartphone global dengan memakai berbagai platform, seperti misalnya Motorola, Samsung, Google Android, dan Sonny Ericsson. Kerja sama TAT dan RIM ini dipandang banyak pihak akan menciptakan sebuah produk layar Blackberry nan maksimal, eksploratif dan lebih dinamis.