Tahap-Tahap Budidaya Jamur Merang

Tahap-Tahap Budidaya Jamur Merang

Jamur merang atau dalam bahasa Latinnya disebut Volvariella volvacea merupakan jenis jamur nan bisa dikonsumsi. Jamur ini biasanya tumbuh pada media tangkai padi/jerami atau merang, sehingga dikenal dengan jamur merang.

Jamur merang ada dua jenis, yaitu jamur merang hitam dan jamur merang putih. Jamur merang hitam memiliki ciri-ciri kulit tipis dan berwarna hitam. Jenis ini biasanya tumbuh pada suhu sekitar 28 sampai 30 derajat celcius. Sedangkan buat jamur merang putih memiliki ciri-ciri berwarna putih higienis dan berkulit tebal. Jamur merang putih bisa hayati pada suhu 31 sampai 33 derajat Celsius.

Secara umum, jamur merang memiliki cawan atau nan disebut volva. Cawan tersebut berwarna coklat muda dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh buah ketika masih dalam stadium telur.



Media Tanam Jamur Merang

Sesuai dengan namanya, jamur merang bisa tumbuh pada media merang atau tangkai padi. Selain itu, jamur ini sebenarnya juga bisa hayati pada media lain seperti limbah kelapa sawit, limbah pabrik kertas, sisa-sisa kapas, ampas batang aren, limbah biji kopi, kulit buah pala, dan ampas sagu. Pada dasarnya, media tanam buat jamur merang ialah loka nan mengandung sumber selulosa.



Tahap-Tahap Budidaya Jamur Merang

Jamur nan bisa dikonsumsi ada berbagai macam, misalnya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur shiitake (Lentinus edodes), dan jamur merang (Volvariella volvacea).

Di antara berbagai jenis jamur tersebut, nan paling mudah buat dibudidayakan ialah jamur merang. Salah satunya ialah sebab siklus hidupnya nan singkat, hanya memakan waktu sekitar satu bulan.

Untuk membudidayakan jamur merang, bahan-bahan nan perlu disiapkan ialah jerami sebagai bahan standar primer dan bahan standar pelengkap, antara lain kapur pertanian (CaCO3), katul, serta kotoran ayam.

Setelah bahan-bahan tersedia, ada beberapa termin nan harus dilakukan.

  1. Tahap pengomposan, yaitu dengan mambasahi bahan standar primer (jerami). Kemudian campurkan semua bahan standar pelengkap. Setelah tercampur rata, bahan standar pelengkap dicampurkan dengan bahan standar primer tadi. Tumpuk media tersebut dengan ukuran setinggi 1,2 meter dan lebarnya 1,5 meter.

    Setelah itu tutup dengan menggunakan plastik dan didiamkan selama dua sampai tiga hari. Lakukan langkah ini berulang-ulang hingga lebih kurang sepuluh hari buat mendapatkan kualitas kompos nan baik.

  2. Tahap pemasukan, yaitu membuat pengabutan pada pinggir kompos nan kering, kemudian kumbung ditutup rapat. Pastikan tak ada kebocoran pada kumbung.

  3. Tahap pasteurisasi, yaitu memasukkan uap selama lima jam dan temperatur dinaikkan hingga mencapai 58 sampai 58 derajat celcius. Setelah itu diturunkan menjadi 48 sampai 50 derajat celcius, dan dibiarkan selama delapan jam. Setelah itu uap dihentikan dengan cara menutup saluran uap.

  4. Tahap pembibitan, yaitu dengan membersihkan kumbung terlebih dahulu. Kemudian suhu diturunkan secara perlahan menjadi 38 derajat celcius.

  5. Inkubasi, yaitu dengan menjaga ruangan agar tak kering dengan kelembapan mencapai 95 persen. Menjaga suhu udara agar tetap 34 derajat celcius, dan suhu kompos sekitar 37 derajat celcius. Sementara dinding dan lantai terus dijaga agar tetap dalam keadaan basah.

  6. Tahap pemetikan. Untuk memetik jamur merang memerlukan teknik spesifik agar jamur tak layu dan salah petik. Pemetikan harus dilakukan dengan cara berurutan dari rak paling atas sampai rak paling bawah. Jangan memetik dengan tergesa-gesa. Pemetikan sebaiknya tak dilakukan dengan cara ditarik, melainkan dengan cara diputar.

  7. Tahap pembongkaran. Setelah selesai dipanen, dilakukan pembongkaran terhadap media tanam, nan bertujuan buat membersihkan kumbung dan kemudian diganti dengan kompos nan baru buat ditanam kembali.