Berbagai Mitos Mengenai Konsep Gizi Seimbang

Berbagai Mitos Mengenai Konsep Gizi Seimbang

Tahukah Anda, ternyata sangat mudah buat selalu bugar. Selain olah raga dan tidur nan cukup, pola makan dengan konsep gizi seimbang pun perlu Anda pahami. Oleh sebab itu, makan asal kenyang saja tidak cukup. Dapat saja makanan tersebut sejatinya tidak layak buat dikonsumsi. Akibatnya, berbagai penyakit pun akhirnya diderita.

Maka dari itu, mulailah menerapkan pola hayati sehat sebab dengan menggunakan pola hayati nan sehat, maka tubuh akan dalam kondisi stabil dan tak rentan terserang berbagai virus dan bakteri. Dengan penyakit nan dewasa ini semakin menjamur dan meluas, manusia dituntut buat memahami konsep gizi seimbang agar tak hanya mengonsumsi sesuatu berdasarkan apa kata orang.

Dengan memahami gizi seimbang, maka tubuh akan mampu mengolah zat makanan nan masuk dan menjadikannya energi dan nutrisi nan sinkron dengan kebutuhan kalori dan energi pada tubuh manusia. Selain itu, pahami pula konsep pola makan nan baik agar keteraturan tersebut dapat menjadikan anatomi saluran pencernaan dapat melakukan tugasnya dengan baik dalam hal mencerna dan mengolah zat makanan nan masuk ke dalam tubuh Anda.

Jadi, sudah siapkah Anda buat menerapkan konsep gizi seimbang dan pola makan nan baik dan teratur demi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh? Jika ya, simak terus berbagai informasi mengenai pemahaman gizi seimbang berikut ini.



Pengertian Konsep Gizi Seimbang

Menerapkan konsep dan pola hayati nan sehat mungkin gampang-gampang susah. Aapalagi jika di dalam kehidupan sehari-hari Anda sering berhubungan dengan banyak orang nan tentu saja punya anggapan tersendiri dan majemuk mitos mengenai apa itu gizi seimbang.

Gizi seimbang sebenarnya merupakan konsep di mana asupan makanan nan masuk kaya akan mineral, kalori, dan protein nan cukup bagi tubuh seseorang. Jadi, asupan tersebut tidaklah sama bagi setiap orang sebab kebutuhan tiap orang akan asupan tersebut pun berbeda beda.

Jika selama ini Anda menuruti konsep gizi seimbang nan diberikan oleh orang tua atau tetangga Anda, maka hal tersebut belum tentu tepat buat memenuhi kebutuhan gizi Anda dan keluarga sehingga dapat saja hal itu malah membuat residu makanan menjadi sia-sia.

Misalnya saja, pada orang nan menderita penyakit diabetes, kalori nan dibutuhkan akan sangat berbeda dengan kalori nan dibutuhkan pada orang nan tak menderita penyakit tersebut. Bagi penderita diabetes, asupan nasi tidaklah boleh terlalu banyak sehingga kandungan karbohidrat dapat didapatkan dari bahan makanan lain seperti roti gandum, umbi-umbian, dan lain-lain.

Oleh karena itu, sebelum menerapkan pola hayati gizi seimbang, terlebih dahulu Anda harus mengetahui seberapa besar energi nan dibutuhkan oleh tubuh Anda dan keluarga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah kebutuhan nutrisi bagi otak Anda dan keluarga lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan energi bagi tubuh Anda dan keluarga.

Dengan pengetahuan mengenai gizi seimbang nan sebenarnya ini, Anda tak akan sia-sia lagi saat harus memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh Anda dan keluarga sebab mengonsusmsi sesuatu secara hiperbola pun tak baik bagi tubuh kita.



Berbagai Mitos Mengenai Konsep Gizi Seimbang

Seperti nan sudah disebutkan di atas, banyak hal nan membuat kita terjebak pada pendapat orang lain mengenai gizi seimbang sehingga anggapan dan mitos nan salah tersebut justru membuat pola makan menjadi tak seimbang.

Mitos nan sering ditemui oleh para wanita ialah ketika mereka memasuki masa kehamilan di mana banyak orang berpendapat bahwa ibu hamil nan gizinya terpenuhi akan mengalami peningkatan berat badan hingga mencapai 20 kilogram dalam setiap kehamilan.

Padahal, hal tersebut justru merupakan anggapan nan salah. Keadaan gemuk atau obesitas pada ibu hamil sangatlah tak disarankan sebab selain memberikan imbas nan kurang baik terhadap kesehatan janin, sang ibu pun akan sulit melakukan persalinan jika bobotnya terlalu berat.

Dengan kata lain, menjadi sehat saat hamil bukan berarti menjadi sangat gemuk sehingga sulit buat melakukan berbagai aktivitas. Selama ibu hamil masih dinyatakan sehat oleh bidan atau dokter kandungan, maka Anda tak perlu risi soal berat badan meskipun kenaikan berat badan nan Anda alami tak sama dengan ibu hamil pada umumnya.

Mitos kedua nan sangat menarik ialah ketika bayi nan berusia beberapa bulan setelah dilahirkan dinyatakan kekurangan gizi hanya sebab tak terlihat gemuk seperti bayi lainnya. Padahal, parameter sehatnya seorang bayi bukan terletak pada berat badan dan gemuknya seorang bayi.

Bayi nan terlalu gemuk justru dapat saja mudah terserang penyakit dibandingkan bayi nan memiliki berat biasa saja. Oleh karena itu, Anda jangan terlalu memaksakan berbagai asupan vitamin dan suplemen dengan tujuan agar anak Anda terlihat lebih gemuk daripada anak lain hanya sebab takut dikatakan kekurangan gizi.

Kembalikanlah pada kativitas Anda dan keluarga, serta sejauh mana Anda dan keluarga membutuhkan berbagai asupan makanan nan sinkron dnegan kebutuhan tubuh dan otak Anda. Dengan cara seperti itu, Anda akan lebih sehat dan bugar tanpa harus mendengarkan anggapan tetangga Anda tentang gizi seimbang.



Bijak Mengonsumsi Makanan

Makanan bisa membuat manusia sehat dan dapat juga membuatnya sakit. Jika disantap dalam porsi nan tak seimbang (tidak sinkron kebutuhan tubuh), akan berdampak terhadap munculnya berbagai penyakit. Para ahli kesehatan melihat bahwa timbulnya berbagai penyakit degeneratif (penyakit sebab usia tua), salah satu faktornya sebab pola hayati tak sehat dan porsi makan (gizi) tak seimbang.

Beberapa pakar gizi di Tanah Air menyebutkan bahwa pada termin awal, penderita umumnya tak menyadari kalau dirinya menderita suatu penyakit. Kondisi ini terus berlarut-larut hingga penyakit tersebut menjadi parah dan sulit disembuhkan. Contohnya ialah stroke. Penyakit degeneratif ini mulai bergeser. Tidak hanya menyerang orang lanjut usia, tetapi mengintai orang muda.

Gizi Seimbang

Pola makan gizi salah dan tak seimbang ialah pola makan dengan mengonsumsi zat gizi secara hiperbola atau sebaliknya. Sedikit mengonsumsi unsur dan zat gizi nan potensial menyehatkan dan mencegah penyakit. Pola makan salah atau tak seimbang inilah nan membuat kesehatan manusia terganggu.

Ciri-ciri pola makan gizi nan salah, antara lain tingginya kadar lemak, garam, dan gula, serta kurangnya kandungan serat, vitamin dan mineral, dalam makanan nan dikonsumsi. Karakteristik awal penyakitnya ialah kegemukan. Menurut berbagai penelitian ahli kesehatan, orang gemuk ( obese ) umumnya lebih rentan menderita penyakit diabetes, aterosklerosis, hipertensi, agresi jantung, osteoporosis, gigi dan mulut, serta kanker. Jadi, gemuk tak selalu identik dengan kemakmuran.

Oleh karena itu, agar terhindar dari penyakit degeneratif, Anda harus melakukan gaya hayati sehat dan mengonsumsi makanan sinkron dengan kebutuhan tubuh. Hindari gaya hayati kurang gerak, sering stres, merokok, meminum minuman beralkohol, dan menyantap makanan siap saji. Untuk asupan gizi, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan dengan porsi seimbang.

Kelompok Makanan Sehat

Pola makan gizi seimbang harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Kelompok makanan karbohidrat, seperti nasi, roti, sereal, mi, atau bihun, nan merupakan sumber energi utama, sebaiknya dikonsumsi dengan porsi antara 60-70 persen. Kelompok serat (sayur dan buah) nan merupakan sumber vitamin dan mineral, boleh dikonsumsi lebih sedikit dari kelompok karbohidrat. Namun, krusial buat diingat, porsi sayur harus lebih banyak dari buah-buahan.

Kelompok makanan selanjutnya nan harus dikonsumsi lebih sedikit lagi ialah bahan makanan sumber protein hewani dan nabati, misalnya susu, daging, dan ikan. Kelompok makanan nan harus dikonsumsi paling sedikit ialah kelompok lemak, minyak, dan nan manis-manis. Kelompok jenis ini, antara lain minyak goreng, lemak daging sapi atau ayam, saus salad, minuman bersoda, permen, dan cokelat. Kelompok ini menghasilkan banyak kalori, namun sedikit kandungan gizinya. Hindari sebisa mungkin. Jangan dijadikan sebagai gaya hayati sehari-hari.