Contoh Not Balok dari Lagu

Contoh Not Balok dari Lagu

Tidak semua orang dapat membaca not balok dengan benar, mungkin Anda termasuk salah satunya. Meskipun sudah sering kita melihat contoh not balok baik dalam buku lagu taupun dalam buku teks tentang notasi musik, tetap saja rasanya susah membaca not balok.

Terakhir kali kita melihat contoh not balok pada waktu belajar di bangku sekolah. Jadi, wajar saja jika kita sudah lupa bagaimana membaca not balok. Nah, kali ini kita akan mengupas secara singkat bagaimana membaca not balok. Jika sudah mengetahui bagaimana cara membaca not balok , kita akan dapat mengingat kembali memori kita tentang notasi musik.

Tidak semua orang dikaruniai kepandaian membaca not balok. Mungkin Anda berpikir, penyanyi sekalipun sudah niscaya dapat membaca not balok. Tetapi Anda keliru, sebab tak semua penyanyi dapat membaca not balok. Misalnya saja Melly Goeslow nan tak dapat membaca not balok, tetapi ia dapat menciptakan lagu. Ini membuktikan jika sebenarnya tak menjadi masalah jika kita tak dapat membaca not balok ini.

Hanya saja, alangkah lebih baik jika kita dapat membacanya, terutama bagi mereka nan berkecimpung di bidang musik atau mencipta lagu. Meskipun Melly Goeslow mampu membuktikan dapat menciptakan lagu meski tak dapat membaca not balok, tetap saja kemampuan ini harus dipahami.



Sekilas Tentang Notasi Balok

Sebelum kita membahas lebih jauh bagaimana cara membaca not balok, sebaiknya kita telusuri terlebih dahulu bagaimana asal mula not balok itu tercipta. Selain itu juga bertujuan agar kita dapat membedakannya dengan not angka. Sebab, notasi musik memang terdiri dari dua, yaitu not balok dan not angka, tetapi keduanya memiliki konsep nan berbeda.

Di antara kedua notasi musik tersebut ditulis dengan cara nan berbeda. Dengan demikian cara membacanya pun juga berbeda. Penulisan kedua notasi musik ini juga berbeda, di mana not balok dibuat dalam baris, sedangkan not angka dibuat tak dalam baris.

Sebenarnya notasi musik pertama nan kita kenal itu ialah notasi Gregorian. Notasi ini merupakan awal dari terciptanya not balok. Notasi ini diberikan nama demikian mengingat ditemukan oleh Paus Agung nan bernama Gregori. Paus Angung Gregori menemukan notasi ini tepat pada tahun 590.

Lalu apa perbedaannya dengan not balok?
Perbedaan di antara kedua notasi nan pada prinsipnya sama ialah pada notasi Gregorian tak ada istilah panjang nada, serta penulisannya tak dalam lima baris tetapi masih 4 baris. Selain itu juga, sebab tak ada panjang nada, notasi ini dinyanyikan berdasarkan perasaan dari penyanyinya saja.

Penulisan notasi nan masih sederhana dan belum memiliki panjang nada ini akhirnya disempurnakan menjadi not balok. Belum sempurnanya notasi ini dibandingkan dengan not balok, dapat kita lihat dari cara penyanyi menyanyikannya, yaitu masih menggunakan perasaan, bukan berdasarkan anggaran dalam notasi. Notasi Gregorian ini kemudian disempurnakan menjadi not balok.

Nah, lalu apa dan bagaimana not balok itu? Pada dasarnya not balok itu ialah notasi nan dibuat dengan 5 baris nan disebut dengan paranada. Not balok ini dapat menerjemahkan ketukan, tempo, instrumentasi serta dinamika. Membaca not balok ini seperti membaca komik Jepang, dari kiri ke kanan.

Dalam not balok ini durasi nadanya dilambangkan dengan nilai not nan berbeda. Selain itu tingginya nada dalam not balok ini dilambangkan dengan posisi not nan dibuat secara vertikal dalam baris paranada.

Lalu apa itu interval dalam not balok? Interval merupakan dua not balok nan dipisahkan satu baris paranada, tepatnya berada dalam dua spasi nan berdekatan. Untuk lebih jelasnya bagaimana membaca komponen dalam paranada not balok ini, dapat kita ringkas berdasarkan contoh not balok berikut ini.

• Paranada merupakan baris loka not balok ditulis.
• Nilai not merupakan durasi dari nada.
• Tinggi nada merupakan simbol ketinggian nada nan dilambangkan pada posisi not secara vertikal dalam paranada.
• Interval merupakan dua notasi nan dipisahkan satu garis dalam paranada atau dua not nan letaknya berdekatan dalam garis paranada.
• Interval dua not nan ditulis tepat dalam kolom paranada nan berdakatan disebut dengan terts.
• Interval dua not dimana salah satu notnya ditulis tepat pada garis paranada nan berdekatan disebut dengan sekunde.
• Tanda kunci nan ada dalam paranada merupakan petunjuk tinggi nada. Tanda kunci ini ditandai oleh garis dan spasi dalam paranada.
• Garis bantu merupakan loka buat menggambarkan not-not nan melambangkan tinggi nada, nan berada di luar jangkauan kelima garis paranada.



Contoh Not Balok dari Lagu

Untuk mempermudah kita bagaimana membaca not balok, berikut dapat kita ambil penggalan bagian awal dari karya Johann Strauss nan berjudul An der Schonen Blauen Donau berikut ini.

1. Kita dapat lihat pada nomor 1 di atas ada tempo atau kecepatan lagu. Dalam bahasa Italia tempo disebut dengan tempo waltz. Kemudian selain tempo kita juga dapat lihat metronom, sebuah penanda dalam satuan beats per minute (BPM) nan tertulis 142 ketukan setiap menitnya.

2. Nomor 2 kita dapat lihat tanda birama. Tanda birama ini menunjukkan ritme lagu. Ada angka pada bagian atas tanda birama, nan menunjukkan besarnya ketukan per birama, sedangkan angka nan ada di bawahnya menunjukkan nilai not per ketukan birama. Dalam paranada kita juga dapat melihat angka tanda birama ¾. Itu artinya ada tiga ketukan dalam birama di mana satu ketukan nan kuat diikuti dengan dua ketukan nan lemah, serta masing-masing ketukan tersebut memiliki nilai not seperempat.

3. Nomor 3 dalam gambar di atas disebut dengan garis birama. Garis birama ini merupakan garis pemisah antar birama.

4. Nomor 4 merupakan kunci nada. Dalam gambar di atas, kunci nada nan digunakan ialah kunci G .

5. Nomor 5 menunjukkan tanda mula utama. Tanda mula primer ini terdiri dari dua tanda mula yaitu kres pada garis nada c dan f . Kres ini menunjukkan karya musik nan bersangkutan memiliki tangga nada D mayor atau dapat juga B minor.

6. Nomor 6 merupakan not pertama. Not pertama ini merupakan not seperempat nan memiliki nada d1.

7. Nomor 7 merupakan not kedua. Not kedua ini juga disebut dengan not seperempat nan bernada d1, di mana jatuh pada ketukan pertama buat birama berikutnya.

8. Nomor 8 merupakan tanda legato . Tanda ini dapat menghubungkan not d1 tadi dengan not fis1 dan a1, di mana ketiga not tersebut dimainkan secara legato .

9. Nomor 9 merupakan not setengah. Not setengah ini bila dilihat dalam gambar terdapat dalam birama berikutnya nan bernada a1 dengan durasi dua ketukan.

10. Lalu nomor 10 ada not seperempat tetapi dengan dua kepala not tepat di posisi nada fis2 dan a2. Not ini menandakan kalau kedua nada tersebut dimainkan secara bersamaan.

11. Nomor 11 merupakan tanda diam seperempat. Tanda diam seperempat ini menunjukkan bahwa tak ada nada nan dapat dimainkan dalam satu ketukan.

12. Terakhir merupakan tanda decrescendo . Tanda decrescendo ini menunjukkan bahwa ketiga birama di atas mengalami perubahan dinamika. Perubahan dinamika ini berubah dari nyaring ke lembut atau terdengar makin melembut.