Tips Berkelana Ke Hutan Gunung

Tips Berkelana Ke Hutan Gunung

Berkelana ke hutan gunung dapat melepas penat. Spesifik bagi para pecinta alam, pergi ke hutan gunung ialah sebuah keharusan. Di hutan gunung kedamaian sering ditemui. Rasa sejuk, tenang, dan latif menyapa para pendaki. Hutan gunung ialah anugerah sang pencipta. Tapi tanpa rasa tanggung jawab, itu dapat menjadi musibah.

Ya, berkelana ke hutan gunung tidaklah mudah. Butuh kekuatan fisik dan mental nan kuat. Hayati di hutan gunung itu tak gampang. Jauh dari keramaian, sepi, dan jalanan nan terjal.



Hutan Gunung Medan Asyik Untuk Berkelana

Hutan ialah salah satu loka nan banyak dijelajahi oleh para pecinta alam. Perbedaan makna hutan nan masih alami dan jauh dari polusi akan memberikan kesegaran bagi para penjelajahnya. Berkelana ke alam bebas memang sangat menyenangkan, apalagi petualangan ini dilakukan bersama teman atau rekan kerja di kantor. Pengalaman bersama di alam nan masih natural niscaya semakin menambah erat ikatan pertemanan atau persahabatan Anda dengan rekan kerja atau teman baik.

Untuk berkelana di hutan gunung, sebuah tim penjelajah membutuhkan seseorang nan telah berpengalaman. Karena alam bebas menyimpan banyak kesulitan hingga bahaya nan serius. Persiapan dan persediaan bahan makanan juga harus diperhatikan sebelum keberangkatan.

Di Indonesia banyak hutan gunung nan bisa dijelajahi sebab kealamiannya nan masih terjaga dengan baik. Bila Anda berada di Jawa Timur cobalah buat menjelajah Gunung Bromo. Gunung nan didiami suku Tengger ini akan menyajikan banyak panorama alam nan sangat indah. Berkelana di dalam hutan, mendaki bukit dan gunung, hingga menyusuri lautan pasir buat menuju kaldera Bromo nan masih mengepul. Semua petualangan tersebut bisa diraih langsung dengan melakukan perjalanan ke Gunung Bromo, terlebih lagi dengan berjalan kaki bersama anggota tim lainnya.



Tips Berkelana Ke Hutan Gunung

Berbagai kesulitan dan rintangan niscaya akan ditemui saat berkelana ke hutan dan gunung. Nah, bagi Anda nan ingin berkelana ke hutan gunung berikut ini tips buat mengatasi masalah tersebut.

1. Peta

Pastikan diri memiliki peta. Peta dibutuhkan buat menjadi guidance (petunjuk). Peta akan sangat penting ketika Anda tersesat dan hilang. Peta juga dapat menunjukkan posisi di mana Anda berada dan akan ke mana.

Sebaiknya setiap anggota tim membawa peta sendiri-sendiri. Ini bermanfaat buat media belajar bagi nan belum berpengalaman, apalagi bila ada anggota tim nan terpisah dari rombongan. Maka saat itu dia sangat membutuhkan peta milik pribadi. Semakin detail peta nan dipunya maka itu lebih baik. Upayakan membawa atau membeli peta nan terbaru dari hutan nan akan dijelajahi, setiap tahun hutan dan gunung kemungkinan akan berubah.

Sebelum berkelana upayakan buat mengadakan briefing bersama seluruh anggota tim, jadikan momen ini buat mendapatkan informasi sejelas-jelasnya. Mulai dari rute nan akan dijalani, rintangan-rintangan nan ada, pos-pos loka pemberhentian, dan lain sebagainya. Angkat seseorang menjadi seorang pemimpin nan tahu persis kondisi hutan dan gunung, serta mengetahui atau hapal dengan rute nan ada di dalam peta.

2. Kompas

Wah, peralatan nan satu ini wajib. Tanpa peta dan kompas, pendaki gunung ibarat si buta. Kompas berguna sebagai penunjuk arah barat, timur, selatan, utara. Petualang tentunya harus mahir menggunakan peralatan kompas. Ini mudah. Anda dapat minta diajari oleh para profesional di bidangnya.

Selain membawa kompas hasil protesis pabrik, cari tahu dan pahami tentang bagaimana cara mendapatkan arah mata angin dengan memperhatikan alam sekitar. Umumnya petualang nan profesional bisa membaca arah tanpa menggunakan kompas. Sebab mereka sudah mengetahui membaca arah dengan mengamati peredaran matahari, ataupun bintang pada malam harinya. Mintalah kepada nan telah menguasai teknik ini agar diajari.

Namun kompas tetaplah peralatan nan wajib dimiliki oleh seseorang sebab dapat saja kondisi alam tiba-tiba memburuk seperti hujan deras, awan nan tebal, atau turunnya kabut. Semua kenyataan sebelumnya tadi bisa mengakibatkan penjelajah membutuhkan kompas sebab matahari dan bintang tak bisa dilihat.

3. Medan perjalanan

Sebaiknya Anda telah hafal medan jalan nan akan ditempuh. Semahir apa pun Anda menggunakan peta dan kompas, tanpa dominasi medan jalan akan sangat riskan. Jika buta sama sekali dengan jalan, sebaiknya minta ditemani oleh orang nan telah naik ke hutan gunung tersebut.

Jangan remehkan medan di hutan ataupun gunung, sebab kedua alam tersebut bisa berubah menjadi loka nan berbahaya bila malam menjelang. Bayangkan saat malam menjelang tetapi kita berada di pos nan salah, hewan buas atau kabut nan menyesakkan bisa mengganggu keselamatan diri. Maka disarankan bagi nan belum melakukan pendakian ke sebuah gunung buat mengajak orang lain sebagai pemandu.

4. Barang

Berkelana ke hutan gunung bukanlah piknik. Jadi, bawalah barang secukupnya. Barang nan sine qua non ialah jaket, sleeping bag , mi instan, senter, dan barang krusial lainnya. Barang nan dibawa harus disesuaikan dengan medan jalan nan ditempuh. Jika Anda memiliki riwayat sakit, bawalah obat-obatan nan dibutuhkan.

Disamping barang-barang di atas ada beberapa perlengkapan nan harus dibawa oleh seseorang dalam pendakian gunung. Misalnya seperti kompor instan, korek barah dan penggantinya, sarung tangan, masker epilog hidung dan mulut, epilog kepala dan lain sebagainya. Semua perlengkapan tersebut dibawa tergantung dari kemampuan diri dan medan nan akan ditaklukkan.

Sarung tangan dan epilog kepala sangat berguna sewaktu kita mengalami cuaca nan sangat dingin di gunung. Kedinginan bisa menjadi faktor nan menyusahkan bagi pendaki sendiri dan tim lainnya bila dia membutuhkan perawatan khusus.

5. Persiapan fisik

Sebelum Anda berangkat, siapkan kondisi fisik Anda dengan latihan seperti lari, sit up , dan latihan kebugaran lainnya. Fisik harus mumpuni sebelum hari H keberangkatan. Berkelana di hutang gunung butuh fisik nan kuat. Jalan terjal dan medan nan sulit mungkin akan merintangi perjalanan.

Apabila tubuh dirasakan sakit atau meriang sebaiknya mengundurkan jadwal pendakian, sebab ini bisa membahayakan diri nantinya. Medan nan terjal serta membutuhkan tenaga ekstra tak mungkin buat dilewati oleh orang nan sedang sakit. Rawatlah diri sampai benar-benar sembuh, setelah itu terserah Anda buat mendaki bersama tim kelana nan dipunyai.

6. Persiapan mental

Ada pepatah nan mengatakan bahwa ketika naik gunung, tabiat orisinil manusia akan terlihat. Ya, orang egois, toleran, arogan, akan muncul di sana. Jati diri sebenarnya akan terungkap. Anda harus dapat kuat ketika melihat teman kelelahan minta istirahat. Padahal, Anda masih segar bugar. Atau, ketika teman menggigil kedinginan. Apa mau memberinya mantel? Itulah sekelumit contoh kasus nan akan dihadapi. Persiapan mental nan cukup akan menjadikan diri siap menghadapi hal tersebut.

Persiapkan diri dengan sebaik mungkin jika saat ini punya planning buat berpetualang mendaki hutan gunung. Jangan berharap penuh pada teman atau pemandu nan ahli. Karena memang penjelajahan dan pendakian akan menghadirkan momen-monen sulit seperti teman atau pemandu nan jatuh sakit, saat inilah Anda nan menjadi pemeran primer dalam rombongan. Jaga kesehatan selalu dan selamat mendaki.