Kumpulan Lirik Lagu Jawa

Kumpulan Lirik Lagu Jawa

Masyarakat Indonesia ialah masyarakat nan majemuk. Terdiri dari majemuk suku budaya, bahasa, adat, dan kepercayaan. Hasil nan lebih nyata dari kebudayaan itu sendiri misalnya ialah tarian-tarian daerah, majemuk seni pertunjukan seperti wewayangan dan lagu-lagu daerah.

Jumlah masyarakat terbanyak dari berbagai latar belakang tersebut dapat jadi dimiliki oleh masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa seolah menyebar di seantero nusantara. Dampaknya, bentuk-bentuk kebudayaan Jawa pun lebih dominan dan mudah ditemukan. Salah satunya, lagu Jawa .



Ragam Lagu Jawa

Lagu atau musik ialah bahasa nan universal. Apapun bahasanya, dan tanpa kita ketahui maksud dari lirik lagunya lebih lanjut, lagu atau musik tersebut akan mudah disukai. Begitupun dengan lagu Jawa. Meskipun berbahasa Jawa, tapi nyatanya lagu-lagu Jawa juga banyak disukai oleh masyarakat di luar mansayarakat Jawa itu sendiri. Lagu Cucak Rowo misalnya.

Beberapa tahun nan lalu, lagu berbahasa Jawa nan satu itu sangat fenomenal. Dikenal oleh hampir seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Lagu ini dibawakan oleh musisi nan selalu identik dengan kebudayaan Jawa, Didi Kempot. Liriknya nan sebagian besar berbahasa Jawa jelas-jelas tak menjadi kendala agar lagu ini digemari.

Jauh sebelum Cucak Rowo dikenal banyak orang, masyarakat Jawa, dan umumnya masyarakat Indonesia, niscaya juga pernah mendengar beberapa lagu berbahasa Jawa nan lebih tradisional. Seperti Gundul-Gundul Pacul , dan Cublek-Cublek Sueng . Kedua lagu itu niscaya memiliki memori tersendiri di hati dan pikiran Anda. Terlebih jika Anda berasal dari tanah bekas kekuasaan Majapahit tersebut.

Kedua lagu tersebut, merupakan lagu tradisional nan biasa dinyanyikan oleh anak-anak ketika tengah bermain. Lagu tersebut akan lebih asyik dinyanyikan ketika bermain di bawah sinar cahaya bulan purnama. Sebuah keadaan nan sudah cukup sulit ditemui, bahkan pada masyarakat Jawanya sekalipun.



Lagu Jawa - Jenis-Jenis Lagu nan Berkembang di Jawa

Setiap daerah tentu saja memiliki lagu daerahnya masing-masing dengan genre musiknya sendiri. Sama halnya dengan lagu-lagu daerah dan lagu berbahasa Indonesia, lagu Jawa juga memiliki beberapa genre musik. Seperti keroncong, gending, campursari, dan bossanova Jawa. Bagaimanakah karakteristik dari semua jenis genre musik tersebut? Berikut beberapa jenis lagu nan berkembang di Jawa.

1. Keroncong

Meskipun tergolong dalam jenis lagu berbahasa Jawa, ternyata akar dari lagu ini berasal dari Portugis. Alat musik nan digunakan pada umumnya ialah ukulele, suling, gendang, gong, rebab, flute, biola, selo dan kontrabass. Pada pertunjukan musik keroncong, nan bertugas membawakan lagu biasa disebut sinden.

2. Gending

Lagu Jawa nan satu ini biasanya dibawakan pada acara-acara tertentu. Gendhing Jawa biasanya digunakan buat mengiringi acara pahargyan temanten. Gendhing juga dapat dijadikan sebuah pertunjukan. Ada dua jenis gendhing nan biasa “tampil” secara umum, yaitu Gendhing Pujangga Anom dan Gendhing Bondan Kinanthi.

3. Campursari

Seperti namanya, Campursari ialah jenis lagu Jawa nan dicampur-campur. Lagu Jawa nan satu ini lebih modern. Campursari mencampurkan berbagai instrumen alat musik gamelan. Lagu ini juga dapat dimodifikasi dan dicampurkan dengan berbagai jenis genre lagu, seperti dangdut dan langgam-langgam Jawa.

4. Bossa Nova Jawa

Kata dalam Bossa Nova bahasa Portugis berarti tren baru. Kala itu jenis musik nan dikenalkan oleh sejumlah musisi Brasil ini, memang menjadi tren baru nan digandrungi semua pendengar musik, khususnya jazz. Biasa disingkat menjadi Bossas, musik ini dikenalkan oleh sejumlah musisi asal kelahiran musik Samba, Brasil. Negara eksportir pesebak bola ini, juga mengekspor sejumlah musisi Bossa Nova terbaik. Nama-nama seperti pasangan suami istri Joao dan Astrud Gilberto, Antonio Carlos Jobim, dan Sergio Mendes, ialah sekian dari beberapa Brasileiros tersebut.

Dalam konteks bahasa mungkin sudah generik kalau misalnya lagu pop nan berbahasa indonesia di lantunkan dalam irama bossas. Kalau biasanya lagu-lagu dalam bahasa jawa selalu identik dengan musik keroncong campursari, maupun langgam, sekarang kita pun dapat menikmati lagu-lagu berbahasa jawa dalam irama Bossas.



Kumpulan Lirik Lagu Jawa

Lewat lagu Jawa kita dapat belajar memahami bahasa Jawa. Jangan salah kira, tak semua orang Jawa juga hafal dan fasih berbahasa Jawa, terutama lagu daerah Jawa. Saat ini lagu nan disenandungkan dengan musik khas Jawa dapat dibilang sudah sporadis kita dengar, kecuali dalam acara adat seperti pernikahan, pertunjukkan wayang dan sebagainya. Masyarakat saat ini lebih cenderung suka mendengarkan lagu-lagu barat nan dipandang lebih modern. Padahal lagu berbahasa Jawa merupakan sebuah tradisi budaya nan harus kita pelihara. Berikut beberapa lirik lagu berbahasa Jawa:

Kidung Ati Tangise Bumi

Cipt: Yhady's

Bumine nangis, eluhe lumpur agawe giris
Bumine nesu, watuk-watuk ndadekake lindhu
Bumi wis tuwo, jare kiyamat wis arep teko
Iki pratondho, bendune sing moho kuoso

Bumine sambat, gununge gundhul alase dibabat
Bumi loro ati, banjir bandhang anggegirisi
Ujare wong pinter, alas kang fertile minongko pager
Pagering bumi, murih alam tetep lestari

Reff:
(Adhuh gusti, kulo nyuwun pangapuro)
(Kulo niki, sampun kathah dosa)
Adhuh gusti, ingkang moho kuoso
Nyuwun luwar, saking gudho pangrencono

(Pro sedulur, tunggal nuso tunggal bongso)
(Ojo congkrah, lan ojo suloyo)
Bareng urip, golek dalan padhang
Sujud sukur, wonten ngarsane pengeran

Kidunge ati, pangruwat bongso sak nagari
Monggo ndedonga, dahuru inggalo sirno
Cancut gumregut, bebarengan mbangun projo
Lestarekno alam, murih bumine ra murko

Reff:
(Adhuh gusti, kulo nyuwun pangapuro)
(Kulo niki, sampun kathah dosa)
Adhuh gusti, ingkang moho kuoso
Nyuwun luwar, saking gudho pangrencono

(Pro sedulur, tunggal nuso tunggal bongso)
(Ojo congkrah, lan ojo suloyo)
Bareng urip, golek dalan padhang
Sujud sukur, wonten ngarsane pengeran

Kidunge ati, pangruwat bongso sak nagari
Monggo ndedonga, dahuru inggalo sirno
Cancut gumregut, bebarengan mbangun projo
Lestarekno alam, murih bumine ra murko

***

Putri Ledang

Cipt: Allayarham Saleh Suradi

Lewanglah lewang kangmas
Lewanglah lewang megone yo mendhung
Lewanglah lewang kangmas
Lewanglah lewang megone yo mendhung

Sayang trenggiling kangmas,
Alah sayang trenggiling
Sayang trenggiling mabkyu ombo sisih

Putri ledang turun melayang
Iwak kutuk iwak lele,
Matane ngantuk wetenge ngeleh

Sayang trenggiling kangmas,
Alah sayang trenggiling
Sayang trenggiling mabkyu ombo sisih

Putri ledang turun melayang
Godong pisang rowak-rowek
Wong bujang turu ndewek

Reff:

Bapake kiyai kangmas,
Bapake kiyai anake yo santri
Bapake kiyai kangmas,
Bapake kiyai anake yo santri

Rupa-rupane kangmas, alah rupa-rupane
Rupa-rupane mbakyu, anake mbok rondo

Putri ledang turun melayang
Ono kotak ora ono gambire
Turu nggeletak dak ono batire

Rupa-rupane kangmas, alah rupa-rupane
Rupa-rupane mbakyu, anake mbok rondo

Putri ledang turun melayang
Kembang jati bunga jagung
Berani bawak berani tanggung

Kembang jati bunga jagung
Berani bawak berani tanggung
Kembang jati bunga jagung
Berani bawak berani tanggung

Kembang jati bunga jagung
Berani bawak berani tanggung
Kembang jati bunga jagung
Berani bawak berani tanggung

***

Ojo Kesandung

Cipt: NN

Ojo kesandung batu neng dalan awan-awan
Kuwi nandane, ora karuan
Karang enom mestine, dadi golek’an
Ayem? nggarang dikarak gawe pawitan

Ojo tok pikir, rai mbancer dolek’anmu
Rai kelimis, rame seng nunggu
Mlerak-mlerok mripate, alise ciut
Moro teko seng numah?, ora ketrimo

Mbok perawan karo joko podo ae
Ora trimo, dudingane uwong tuwo
Nek seng wadon, pilihane bondo kerjo
Nek seng joko, rai klimis arepane

Ayo podo dicedeki, kersane pengeran kuoso
Terimo opoae seng diwehi
Ayo podo dicedeki, kersane pengeran kuoso
Terimo opoae seng diwehi

Bapak lan emak, seng nggedekake kawit bayi
Cilik digedhong, nangis dibopong
Pengen njaluk neng kowe, ora keweton
Karek kowe wis gerang, timbangono

Reff:

Mbok perawan karo joko podo ae
Ora trimo, dudingane uwong tuwo
Nek seng wadon, pilihane bondo kerjo
Nek seng joko, rai klimis arepane

Ayo podo dicedeki, kersane pengeran kuoso
Terimo opoae seng diwehi
Ayo podo dicedeki, kersane pengeran kuoso
Terimo opoae seng diwehi

Bapak lan emak, seng nggedekake kawit bayi
Cilik digedhong, nangis dibopong
Pengen njaluk ning kowe, ora keweton
Karek kowe wis gerang, timbangono

***

Sudah saatnya kita memperhatikan kelestarian budaya sendiri lewat tembang lagu-lagu berbahasa daerah, terutama lagu Jawa ini. Lagu nan dibuat berangkat dari filosofi kehidupan masyarakat Jawa.