Bakrie Connectivity - Anak Perusahaan Bakrie Telecom

Bakrie Connectivity - Anak Perusahaan Bakrie Telecom

Setelah Mobile-8 Telecom (Fren) dan Smart Telecom (Smart) melakukan merger, kini giliran planning Bakrie Telecom melakukan merger Flexi dan Esia nan dieksekusi. Bakrie Telecom ialah pemilik dari Esia. Sebenarnya kabar ini bukan hal baru, melainkan sudah dihembuskan sejak Mei 2010. Walaupun saat itu kabarnya masih simpang siur antara akuisisi atau merger. Malah sebelum Fren dan Smart melakukan merger, Flexi pun pernah dikabarkan berencana menjalin kerjasama dengan Fren.

Jika memang pada akhirnya Flexi dan Esia merger, tentu saja hal tersebut akan menguntungkan kedua belah pihak. Karena keduanya akan bisa memperluas jaringan, sehingga peluang buat meningkatkan jumlah pelanggan dan pendapatan akan semakin besar. Keduanya bisa bersinergi buat mereguk keuntungan.

Sebenarnya ketika isu dihembuskan kedua saham tersebut, baik TLKM (Flexi merupakan salah satu divisi dari PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.) dan BTEL ( Bakrie Telecom selaku pemilik prosuk Esia) sempat mengalami kenaikan. Namun, jika dilihat konvoi saham pada bulan 2010 tak terjadi lonjakan harga dan volume nan signifikan.

Kenaikan volume perdagangan kedua saham tersebut baru terlihat ketika Kementrian BUMN mendukung penggabungan kedua pihak tersebut pada 7 Juni 2010. Sebagai bagian dari PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. nan merupakan BUMN, tentu saja hal-hal nan berkaitan dengan Flexi masih di bawah supervisi Kementrian BUMN.

Kisaran harga paling tinggi kedua saham tersebut selama Mei hingga awal Juli 2010 malah belum mencapai nilai fundamentalnya. Dengan melihat data historikal, harga paling tinggi TLKM (PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.) ialah 8.100 dan BTEL (Bakrie Telecom Tbk.) sebesar 175. Sedangkan jika dilihat dari sasaran price dari kedua saham tersebut masing-masing 9.650 dan 220.

Namun planning penggabungan dari kedua operator nan mengantongi ijin operasi Fixed Wireless Access (FWA) ini tidak serta merta tanpa hambatan. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendorong agar planning merger segera dinotifikasi kepada KPPU. Demi mencegahnya potensi monopoli dari sekelompok usaha eksklusif pasca merger. Hal ini sinkron dengan Peraturan Komisi (Perkom) KPPU No. 1 Tahun 2009 tentang Panduan Pra Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan.

Tak hanya KPPU, kekhawatiran kemungkinan terjadinya monopoli ini juga dilansir oleh Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). Pasalnya, kedua operator tersebut menguasai lebih dari 50% pasar FWA. Jika kedua pihak nan merger menguasai mayoritas pangsa pasar tentu akan berdampak kurang positif bagi industri.

Sebenarnya potensi pelanggaran UU No. 5/1999 tentang Embargo Praktik Monopoli ini tergantung dari cara memandangnya. Jika dilihat dari ijin usaha nan dikantongi, tentu saja dapat dianggap monopoli, sebab keduanya memiliki sekitar 26,9 juta pelanggan atau sekitar 95% pasar. Sama halnya bila dilihat dari basis sistemnya, yaitu CDMA, maka persentasenya ialah sebesar 76% pangsa pasar.

Namun dari sudut pandang Direktur Primer Telkom dan Mentri BUMN memandang kedua operator tersebut sebagai operator seluler. Sehingga persentase jumlah pelanggannya hanya sekitar 13,5% dari total jumlah pelanggan seluler. Aneh memang, mengingat bahwa ijin nan dimiliki kedua operator ialah FWA bukan seluler.

Rencana merger ini akan menguntungkan kedua perusahaan telekomunikasi jika melihat kepentingan kinerja perusahaan secara jangka panjang.

Bakrie Telecom sebagai pemilik Esia akan mendapatkan partner strategik di CDMA dengan infrastruktur nan memadai. Kemungkinan beban hutang Bakrie Telecom nan cukup tinggi pun dapat terbantu.

Sementara PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. bisa mengembangkan jaringan Flexi secara lebih optimal dan memangkas beban operasional. Namun secara jangka pendek kurang menguntungkan bagi pemegang saham lama BTEL, sebab akan menanggung imbas terdilusi.

Agar planning konsolidasi Flexi dan Esia ini kredibel, Telkom pun menunjuk UBS sebagai konsultan keuangan perusahaan. Namun hasilnya tetap bergantung pada pemerintah.

Kabar terakhir pada awal Juli 2010, Direktur Primer Telkom mengatakan bahwa planning konsolidasi antara Flexi dan Esia ini masih belum ada kesepakatan apa-apa. Yah, kita tunggu saja, kelanjutan perkembangan planning ini, apakah bisa terwujud seperti halnya Fren dan Smart.

Bagi pemain di pasar modal, mungkin dapat menjadikan saham TLKM dan BTEL (Bakrie Telecom) ini sebagai bahan pertimbangan investasi. Toh harga saat ini masih di bawah dari estimasi harga saham nan dihitung menggunakan analisa fundamental.



Pelanggan Bakrie Telecom Mencapai 13 Juta

Ketatnya persaingan industri telekomunikasi di Indonesia tak membuat pertumbuhan pelanggan Bakrie Telecom menurun, tetapi menunjukkan peningkatan nan konsisten. Pihak manajemen Bakrie Telecom dalam acara Investor Day 2011 nan diadakan oleh Bursa Imbas Indonesia (BEI), mengatakjan bahwa jumlah pelanggan Bakrie Telecom sudah mencapai 13 juta orang di akhir 2010. pertumbuhan pelanggan Bakrie Telecom ini mengalami kenaikan sebedar 22,8% dibandingkan pertumbuhan pada 2009 nan hanya perjumlah 10,6 juta pelanggan.

Menurut Direktur Keuangan Bakrie Telecom, pencapaian ini terjadi sebab ketepatan Bakrie Telecom melakukan penemuan lewat majemuk layanan dan produk. Salah satu produk penemuan Bakrie Telecom ialah bundling handset, produk nan memberikan nilai tambah buat para pelanggan dan dikenal dengan produk Value Added Service (VAS). Produk lain dari Telecom Bakrie nan juga berpengaruh ialah program Esia GANAS (Gratis Nelpon Nasional).

Selain berpeluang meningkatkan pemasukan Bakrie Telecom dan menambah jumlah pelanggan, penemuan layanan dan produk dari Bakrie Telecom diharapkan mampu menjaga taraf loyalitas pelanggan di saat memuncaknya persaingan dalam global industri telekomunikasi di Indonesia.

Kenaikan jumlah pelanggan Bakrie Telecom diikuti juga dengan petumbuhan EBITDA (Earnings Before Interest, Tax, & Amortization) sebesar 6,1%. Pada 2009, EBITDA BTEL sebesar RP1.258,5 miliar, sedangkan tahun berikutnya meningkat menjadi Rp1.335,4 miliar. Peningkatan EBTIDA ini dipengaruhi oleh efisiensi perusahaan Bakrie Telecom, misalnya adanya penurunan rasio biaya-biaya operasi & pemeliharaan serta biaya penjualan dan pemasaran terhadap pendapatan usaha. Oleh sebab itulah, EBTIDA margin menjadi 38,7% pada 2010.

Pada 2010, Bakrie Telecom semakin berkembang nan didongkrak melalui layanan broadband wireless acces. Layanan ini dirilis pada 2010, tepatnya pada akhir Juni dan Bakrie Telecom telah melebarkan layanan ini ke 14 kota di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Bakrie Telecom memiliki planning buat memperkuat jaringan layanan di Sumatera.



Bakrie Telecom - Program Silaturahmi Mulus Tanpa Putus & Promo Ramadhan Esia *999#

Erik Meijer selaku Wakil Direktur Primer PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan Ade Rai, Brand Ambasador Esia melakukan relaunc program Silaturahmi Mulus Tanpa Putus & Promo Ramadhan Esia *999# buat menyambut bulan Ramadhan 2011. Bakrie Telecom selalu konsisten dalam hal menjaga kualitas jaringan, misalnya pada saat puncak trafik telepon dan sms selama ramadhan serta Hari Raya Idul Fiitri.

Bakrie Telecom lewat Esianya, akan melayani pelanggan Esia selama Ramadhan. Para pelanggan Esia dapat menhghubungi *999# buat memperoleh majemuk tawaran menarik selama bulan Ramadhan, misalnya gartis SMS 1000 karakter dan layanan hidayah nan lain.

Jajaran PT Bakrie Telecom nan hadir dalam acara ini ialah Wakil Direktur Primer PT Bakrie Telecom-Erik Meijer, EVP Marekting-Product & CRM-Ridzki Kramadibrata, dan EVP Network Service-Irwan Anwar. Acara nan didakan oleh Bakrie Telecom ini juga dihadiri oleh artis-artis pendukung seperti Ade Rai, Koko Liem, Ashanti, Aurel, dan Anang.



Bakrie Connectivity - Anak Perusahaan Bakrie Telecom

Bakrie Connectivity ialah anak perusahaan dari Bakrie Telecom nan bergerak di bidang data broadband . Langkah awal dari perusahaan ini ialah meluncurkan modem Aha. Berikut produk-produk dari Aha.

  1. Pra Bayar
  2. Pasca Bayar
  3. Kartu Perdana
  4. Huawei EC167
  5. Olive VME 110
  6. AHA Vibe
  7. AHA Link
  8. AHA Touch
  9. AHA My TV

Itulah profil singkat perjalanan perusahaan Bakrie Telecom. Mudah-musahan di masa nan akan datang Bakrie Telecom hadir dengan berbagai produk baru lainnya nan menarik.