Sejarah Pura Tanah Lot Bali

Sejarah Pura Tanah Lot Bali

Siapa sih nan tak tahu estetika alam Tanah Lot Bali? Tentunya Anda niscaya sudah sering mendengarnya. Ketika sedang berekreasi bersama keluarga ke Bali, Anda niscaya tak akan pernah melewatkan kesempatan buat mengunjungi Tanah Lot Bali . Anda tak akan pernah rugi buat mengunjungi Tanah Lot di Bali.

Anda akan benar-benar terpukau dengan estetika alamnya nan begitu menakjubkan. Selain wisatawan dari dalam negeri, pesona Tanah Lot di Bali juga sangat menarik hati bagi para wisatawan mancanegara nan berasal di seluruh belahan dunia.



Keindahan Tanah Lot Bali

Tanah Lot Bali merupakan salah satu objek wisata nan paling menarik di Bali. Tanah Lot terletak di Kabupaten Tabanan, Kecamatan Kediri, Desa Beraban. Tanah Lot merupakan objek wisata nan memperkenalkan estetika panorama alamnya kepada para wisatawan nan berkunjung. Kebanyakan para wisatawan berkunjung ke Tanah Lot Bali pada sore hari sebab para wisatawan dapat melihat indahnya pemandangan alam di saat matahari terbenam.

Jika berada di Tanah Lot, Anda akan menemukan pura nan berjumlah dua. Letak dari pura ini berbeda-beda. Pura nan satunya terletak di atas tebing dan ada nan terletak di atas bongkahan batu. Jika sedang memperhatikan salah satu pura nan ada di Tanah Lot, Anda akan melihat kemiripan antara pura nan ada di atas tebing dengan pura Uluwatu.

Pura di Tanah Lot Bali merupakan pura nan digunakan sebagai loka pemujaan penjaga dewa-dewa laut, nan juga merupakan pura Dang Kahyangan. Jika berada di Tanah Lot, Anda akan merasakan semilir angin nan berhembus dengan lembutnya sehingga membuat betah buat berlama-lama di Tanah Lot. Belum lagi panorama estetika alamnya nan begitu indah. Sejauh mata memandang, terbentang lautan nan begitu menakjubkan.

Ketika berada di Tanah Lot, Anda akan merasakan sebuah ketenangan nan abadi. Desiran suara ombak nan terdengar sangat syahdu membuat Anda terbuai hanyut dalam indahnya panorama alam di Tanah Lot. Sejenak Anda akan menghilangkan segala penat nan ada di kepala.

Tanah Lot Bali sangat cocok buat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi nan sedang dirundung masalah. Karena dengan berada di Tanah Lot, Anda akan merasakan kenikmatan indahnya pemandangan alam sehingga membuat lupa dengan masalah nan sedang dialami.

Di Tanah Lot, akan ditemukan ketenangan dan kedamaian nan akan membuat Anda lebih santai. Estetika Tanah Lot benar-benar membuat kita akan merasa kecanduan. Apalagi ketika melihat matahari terbenam di Tanah Lot, Anda akan melihat indahnya panorama nan begitu memukau dan serasa tak ingin beranjak dari loka ini.

Setelah tahu sekilas tentang estetika pesona Tanah Lot Bali nan begitu mengagumkan, tentunya kita semua tertarik bukan buat mengunjunginya? Ketika ingin menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman, keluarga, dan rekan bisnis, tak ada salahnya berkreasi ke Tanah Lot. Selain dapat menikmati estetika alam di sana, Anda juga akan dapat berwisata masakan di sana.

Di dekat Tanah Lot terdapat kedai makanan dengan aneka menu makanan dan minuman nan akan membuat lidah bergoyang. Kedai-kedai di Tanah Lot Bali juga menyediakan buah kelapa nan masih segar. Anda dapat menyantap berbagai macam makanan dan minum es kelapa muda sambil melihat panorama estetika Tanah Lot. Sangat menyenangkan, bukan?

Bagi nan ingin membeli oleh-oleh khas Bali, cobalah menuju ke pusat perbelanjaan di Tanah Lot, yaitu pasar oleh-oleh agung Bali. Selain itu, di sekitar Tanah Lot, Anda akan menemukan toko kerajinan nan menjual berbagai macam kerajinan orisinil dari Bali. Jadi sangat rugi jika Anda pergi ke Bali tanpa mengunjungi Tanah Lot.



Sejarah Pura Tanah Lot Bali

Terdapat sejarah nan tersembunyi dibalik pura Tanah Lot Bali. Bagi nan ingin tahu tentang sejarah pura Tanah Lot, ada sedikit info tentang sejarah berdirinya pura Tanah Lot sehingga menambah pengetahuan Anda.

Sejarah ini dimulai dari masa Kerajaan Majapahit. Pada masa itu, terdapat Bhagawan nan bernama Dang Hyang Dwijendra atau nama lainnya ialah Dang Hyang Nirarta, salah satu tokoh nan berperan buat menyebarkan agama Hindu. Beliau dikenal dengan sebutan Dharma Yatra. Selain itu, beliau juga dikenal dengan nama Tuan Semeru atau guru dari Semeru.

Raja Dalem Waturenggong merupakan penguasa Bali pada masa itu. Ketika datang ke Bali dengan maksud ingin mengajarkan agama Hindu kepada penduduk Bali, beliau pun disambut baik oleh Raja Dalem Waturenggong. Suatu hari ketika sedang mengajarkan agama Hindu pada penduduk Bali, beliau melihat sinar nan berasal dari arah tenggara.

Beliau pun berjalan buat mengikuti sinar itu sampai suatu ketika beliau menemukan sumber mata air. Dari sumber mata air tersebut, beliau tak sengaja menemukan loka nan sangat menakjubkan dan sangat bagus.

Tempat nan sangat menakjubkan tadi disebut dengan Gili Beo. Pengertian dari Gili Beo yaitu dari kata gili nan berati 'batu karang' dan beo nan berarti 'burung'. Jika diartikan, yaitu batu karang nan berbentuk seperti burung. Di loka ini, beliau melakukan pemujaan terhadap dewa penguasa bahari dan bersemedi.

Tempat batu karang nan berbentuk seperti burung ini terletak di desa Beraban nan penduduknya menganut ajaran monotheisme dan dipimpin oleh Bendesa Beraban sakti. Ajaran monotheisme yaitu suatu ajaran nan percaya dan menganut pada satu pimpinan nan merupakan utusan dari Tuhan.

Semakin lama, para penduduk menganut ajaran nan dibawa oleh Dang Hyang Nirarta. Hal ini membuat Bendesa Beraban Sakti menjadi murka dan mengajak para pengikutnya buat mengusir Dang Hyang Nirarta pergi dari desa Beraban.

Dang Hyang Nirarta pun tak tinggal diam. Dengan kekuatan doa, beliau mampu buat melindungi dirinya dari agresi Bendesa Beraban Sakti dengan cara memindahkan Gili Beo ke tengah lautan. Kemudian beliau menciptakan banyak ular dari selendangnya dan menempatkan ular-ular tadi di sekeliling Batu Karang dengan tujuan sebagai penjaga dan pelindung loka itu.

Pada saat itulah Gili Beo berubah nama menjadi Tanah Lot dan nan memberi nama ialah Dang Hyang Nirarta. Arti dari Tanah Lot yaitu 'tanah di tengah laut'.

Setelah melihat kesaktian Dang Hyang Nirarta, Bendesa Beraban pun mengakui kesaktiannya dan akhirnya menjadi pengikut setia Dang Hyang Nirarta buat mengajarkan agama Hindu pada penduduk. Atas jasanya, Dang Hyang Nirarta memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban sebelum beliau meneruskan perjalanannya. keris itu bernama Keris Jaramenara atau keris Ki Baru Gajah.

Keris ini sampai sekarang masih ada dan disimpan serta dikeramatkan di puri Kediri. Setiap hari raya Kuningan, para warga selalu mengadakan ritual upacara pada keris ini di Pura Tanah Lot setiap 210 hari sekali sinkron dengan kalender Bali, yaitu pada Buda Wage Lengkir.

Ular nan diciptakan oleh Dang Hyang Nirarta sebagai penjaga Tanah Lot Bali sampai sekarang pun masih ada. Ular itu hayati di sekeliling Tanah Lot. Bentuknya seperti ikan dengan tubuh nan pipih dan memilki rona hitam nan berbelang kuning . Ular ini memilki racun tiga kali lebih kuat dari racun nan dimiliki ular kobra. Jadi, Anda harus berhati-hati jika berjumpa dengan ular tersebut.

Nah, itulah beberapa info nan berkaitan dengan Tanah Lot Bali . Semoga Anda tertarik buat mengunjungi tempat-tempat wisata di Bali. Selamat berlibur!